5. Hadiah

1.4K 278 20
                                    

Jumat lalu, Sera sudah melaksanakan seminar proposal. Meskipun tidak luput dari revisi, tetapi ia cukup lega karena judul yang diajukan dapat diterima, dan tidak dipermasalahkan oleh penguji.

Dan begitu Sera keluar dari ruang sidang, teman-temannya sudah menanti di luar untuk memberi selamat beserta hadiah kecil-kecilan sebagai apresiasi dan perayaan karena telah selesai melaksanakan seminar proposal; satu dari tiga sidang menuju kelulusan.

Selama ini, Sera merasa teman-temannya itu sebagai support system. Bersama dengan mereka selama tiga tahun lebih membuat hubungan pertemanan semakin terikat. Meskipun tidak sedekat hubungannya dengan Sarah, tetapi teman-teman kelasnya cukup membuat kehidupan kuliahnya tidak suram.

Tak terkecuali Sarah. Dia adalah salah satu support system Sera---di luar teman satu jurusan---yang datang dengan membawa snack bouquet sebagai hadiah untuknya.

Yah, itu cerita seminar proposal Sera pada Hari Jumat lalu. Untuk Jumat ini, giliran Sarah yang melaksanakan seminar proposal. Dan Sera tidak mungkin absen untuk memberi apresiasi kepada Sarah.

Begitu pintu ruang sidang dibuka, dan peserta seminar proposal keluar, orang-orang yang menunggu langsung berseru ramai. Sama seperti Sera yang berdiri lantas mencari Sarah. Ia menangkap sosok itu sedang bersorak dengan beberapa orang, sebelum menyadari keberadaannya di dekat aquarium, lalu berlari kecil menghampiri.

"SERAAA!" Sarah langsung berhambur mendekap tubuh Sera.

Sebenarnya Sera tak terlalu suka dipeluk oleh Sarah, tetapi khusus untuk hari ini, ia suka rela membalas pelukannya. Mereka bahkan melompat di tengah dekapan itu. "Selamat, Sar!"

"Makasih banyak!" Sarah melepaskan dekapan itu beberapa saat kemudian. "Tau enggak, sih? Tegang banget, Ra!"

"Eum. I feel you," tutur Sera dengan nada memelas. "Hasilnya kapan?"

"Sore nanti," jawab Sarah. "Ah, gue enggak tau hasilnya gimana, tapi yang penting lega dulu, deh, udah sempro."

"Lulus, pasti lulus," sahut Sera meyakini yang langsung diamini oleh Sarah. Lalu, ia menyodorkan snack bouquet kepada Sarah. "Nih, buat lo."

"Ih? Apaan, nih? Lo mau bikin gue gendut, ya?" protes Sarah, tetapi tetap menerima hadiah yang diberikan Sera. "Harusnya lo ngasih bunga!"

Sera menggeleng tidak setuju. "Gue bukan mau ngelayat orang mati."

"Heh, sembarangan!" Sarah memukul lengan Sera. "Atau uang, kek."

"Makasih, kek."

"Hihi, iya, iya makasih Ibu Gurukuuu!"

Sera bergidik geli ketika Sarah kembali bergelayut dalam dekapannya.

"Eh, foto, yuk!" ajak Sarah seraya berkeliling mencari spot foto yang bagus. "Ooh, di sana! Hayu!"

Lalu, mereka melakukan foto di tempat yang ditunjuk oleh Sarah. Semua orang pasti sudah tahu kebiasaan kaum perempuan ketika berfoto. Tidak cukup hanya dengan satu kali potret. Minimal lima kali. Itu pun jika hasilnya bagus, tidak jelek, dan tidak terlihat gendut. Betul?

"Ya, Allah ... gue kucel banget, Ra." Sarah melihat hasil foto mereka sambil memegangi wajahnya yang berminyak.

"Sidang vibes banget, Sar. Komuk-komuk stres karena penguji," cibir Sera sambil tertawa geli melihat wajah Sarah yang mengkilap dalam foto. Apa kemarin dirinya juga kelihatan sekucel ini, ya?

"Sar, ayo foto bareng dulu."

Sera dan Sarah menoleh bersamaan, mendapati seorang perempuan menghampiri mereka---Sarah tepatnya---sambil membawa kamera DSLR.

Serama (Ayo, Move On!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang