Mayoritas orang menganggap bahwa ulang tahun merupakan momen terpenting dalam hidup. Tak sedikit dari mereka mengadakan perayaan sebagai rasa syukur karena masih diberi napas saat pertambahan usia. Begitu juga dengan Sarah. Meski tahun ini usianya sudah menginjak dua puluh lebih sedikit, tetapi perayaan tak boleh dilewatkan. Dia mengajak teman-teman terdekatnya untuk makan bersama di sebuah tempat makan, termasuk Sera.
Untungnya, tempat makan yang Sarah maksud tak terlalu jauh dari kampus, sehingga Sera tak banyak membuang waktu di jalan walaupun sudah terlambat satu jam. Harap maklumi mahasiswa akhir yang memiliki jadwal tidak menentu karena semua tergantung dosen.
"Sera!"
Sera menoleh ketika seseorang memanggil namanya, dan sontak menghentikan langkah saat mendapati Rama di parkiran. Rambut hitam legam lelaki itu tampak memantul seiring dengan langkah panjangnya yang bergerak menghampiri.
"Lo baru dateng?" tanya Rama begitu berhenti di hadapan Sera.
"Huh?"
"Mau ke Sarah, 'kan?"
"Kok tau?" Sera malah balik bertanya, bingung.
"Gue juga."
Alis Sera serta-merta menukik. "Lo kenal---ah, gue lupa lo temen sekelas Sarah."
Rama menarik seulas senyum. "Padahal lo yang ngenalin gue duluan. Ayo, masuk."
"Oh, iya." Sera mengikuti langkah Rama dari belakang. Masuk ke tempat makan dengan tujuan yang sama alias ini bukan lagi kebetulan, karena mereka memang sama-sama bertujuan datang ke acara Sarah.
"Acaranya di atas, Ra."
Sera hanya mengangguk ketika Rama menuntun langkahnya menuju lantai dua.
"Omong-omong, kenapa lo bisa kenal Sarah?" tanya Rama sembari menyamakan langkahnya dengan Sera saat menaiki anak tangga, sehingga mereka jalan berdampingan.
"Oh, itu ... gue pernah sekostan sama Sarah."
Rama mengangguk. "Tapi sekarang lo udah enggak ngekost."
"Iya."
"Kenapa?"
"Hmm, enggak apa-apa, sih. Lagian rumah gue sama-sama di Bandung."
Rama mengangguk, lagi. "Iya juga."
"Seraaa!"
Baik Sera maupun Rama sama-sama menoleh pada sumber seruan, dan langsung mendapati Sarah di salah satu meja tengah melambaikan tangan beserta beberapa orang yang turut menoleh ke arah mereka.
Jangan bayangkan perayaan ulang tahun yang berlangsung mewah di mana Sarah mengenakan gaun cantik bak Cinderella, padahal kenyataannya hanya makan-makan di sebuah restoran cepat saji, dan si pemilik acara hanya mengenakan pakaian kasual anak kuliahan.
"Oy, Ram!"
Rama menoleh ke arah lain, dan mendapati teman sekelasnya ada di sana.
"Sini, sini!"
"Ayo, Ram," ajak Sera sambil menepuk lengan atas Rama sebelum melangkah lebih dulu mendekati Sarah. "Maaf, ya, gue telat soalnya ada bimbingan dulu. Pokoknya selamat ilang umur, Sar!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Serama (Ayo, Move On!)
FanfictionDiselingkuhi pacar dengan teman sendiri memanglah epic, tetapi pernah tidak diselingkuhi pacar dengan kakak sendiri? Ya, kakak sendiri, kakak kandung, bukan kakak-kakak-an, apalagi kakak adik zone. Benar-benar kakak yang satu ayah, satu ibu, dan sek...