6

146 14 1
                                    

Hanbin mengerjapkan matanya kala sinar matahari menyorot wajahnya melalui jendela. Ia pun duduk dan merenggangkan badannya sembari mengumpulkan nyawanya.

Ia pun berjalan ke kamar mandi untuk membasuh wajah dan menyikat giginya. Setelah itu ia berjalan menuju dapur berniat untuk membuat sarapan.

Nasi goreng kimchi atau sandwich tuna sepertinya enak dijadikan menu sarapan pagi ini.

Namun, saat Hanbin membuka kulkasnya, niatnya untuk memakan semua makanan yang ada dipikirannya tadi lenyap sudah.

Hanbin merutuki dirinya sendiri yang lupa membeli bahan makanan. Ini semua karena pesta kejutan ulang tahun Bobby kemarin yang berlangsung hingga tengah malam.

Ia pun membuka laci dapurnya berharap ada sisa makanan atau cemilan yang dapat mengisi perutnya yang sudah keroncongan.

"Huh, untunglah aku masih menyimpan ramyeon" ujarnya ketika menemukan sebungkus ramyeon di dalam lacinya.

Setelah memasak dan mengisi perutnya, Hanbin masuk ke dalam kamarnya. Ia menuju meja kerjanya berniat melanjutkan lagu yang kemarin di buatnya.

Namun ia kembali mengurungkan niatnya kala ia menatap bingkai foto sewaktu ia kecil yang sedang tersenyum lebar dengan kedua orangtuanya yang memeluknya.

Seketika Hanbin rindu pada orang tuanya, terutama ibunya yang sudah tidak dapat ia temui lagi.

"Eomma, Hanbin rindu..." ucapnya pelan sambil mengelus foto tersebut.

Air matanya mulai menetes kala bayangan saat kecelakaan yang menimpa ibunya di malam Natal kembali memenuhi ingatannya. Dadanya terasa sesak setiap kali ingatan itu muncul.

24 Desember 2007, tepat 10 tahun yang lalu Hanbin harus kehilangan sosok yang selalu menyayanginya, sosok yang selalu ada untuknya, dan yang selalu menemaninya.

Tepatnya ia kehilangan sosok seorang ibu yang sangat dicintainya. Ia harus rela melihat ibunya yang meninggal tepat di depan matanya sendiri.

Ia tidak tahu harus menyalahkan siapa, ia baru berusia 10 tahun waktu itu. Saat itu ia tengah
merayakan malam Natal bersama kedua orang tuanya.

Mereka baru selesai makan malam disebuah restoran sepulangnya dari gereja. Saat mereka sedang menyeberang jalan menuju mobil mereka yang terparkir di seberang jalan, syal ibu Hanbin yakni, Kim Hanna tak sengaja terbang terbawa angin dan jatuh di tengah jalan.

Hanbin pun melihat hal itu karena posisinya yang sedang dituntun oleh sang ibu, sementara sang ayah sudah terlebih dahulu berjalan di depan mereka.

Menyadari hal tersebut Hanbin melepaskan tangan ibunya dan berlari kebelakang untuk mengambil syal ibunya.

Namun sesaat kemudian kejadian terjadi begitu cepat. Ibunya meneriakkan namanya, Hanbin melihat cahaya yang menyorot matanya, kemudian ia merasakan tubuhnya yang terdorong dengan sangat kencang hingga jatuh di pinggir jalan.

Saat matanya terbuka, ia melihat sang ibu yang sudah tergeletak di tengah jalan dengan bersimbah darah yang mengalir dari kepalanya.

Detik berikutnya yang Hanbin ingat adalah sang ayah yang berlari menghampiri ibunya dan banyak orang yang mengerumuninya.

Ting nong

Hanbin mengusap kasar air matanya saat mendengar bel apartemennya berbunyi. Ia pun berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Lisa! Kok kamu kesini?" tanyanya saat mendapati sang kekasih yang berdiri di depan pintunya.

The Eyes of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang