8

123 15 2
                                    

Pagi hari Lisa dan Hanbin tengah bersiap untuk pergi. Sebelumnya Lisa sudah membuatkan sarapan sandwich untuk mereka bawa.

"Udah siap?" tanya Hanbin pada Lisa yang tengah memasukkan sandwich ke dalam kotak bekal.

"Udah, kamu tolong masukin sisanya ya, aku mau ambil jaket sama tas dulu"

Hanbin pun mengangguk dan melanjutkan memasukan sandwich buatan Lisa.

"Ayo Bin!" seru Lisa menghampiri Hanbin

"Enak yang" kata Hanbin sambil mengunyah sandwich

"Yaampun Kim Hanbin! Aku suruh kamu masukin ke kotak bekal, bukan dimakan"

"Abis laper yang" jawab Hanbin sambil senyum-senyum

"Udah makannya lanjut di mobil aja, nanti keburu siang" kata Lisa merapihkan sisa sandwich itu.

Mereka pun segera berangkat untuk mengunjungi makam eomma Hanbin.

"Nih yang aa—" Lisa menyodorkan sepotong sandwich kepada Hanbin yang sibuk menyetir.

Hanbin pun membuka mulutnya dan menerima suapan Lisa lalu kembali fokus kedepan.

"Emangnya hari ini kamu mau kemana sih?" tanya Hanbin

"Ada deh pokoknya disana bakal rame" jawab Lisa sambil memasukan sandwich kedalam mulutnya.

Hanbin hanya mengangguk-angguk sambil mengunyah kembali sandwich yang diberikan Lisa.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, mereka pun sampai di makam eomma Hanbin.

Sebelumnya mereka sudah membeli bunga lily putih kesukaan eomma Hanbin.

"Annyeong eomma, Hanbin datang" ucap Hanbin sambil meletakkan bunga tersebut

"Maaf ya Hanbin baru bisa kesini. Gimana kabar eomma? Eomma pasti seneng ya diatas sana?" Hanbin membersihkan rumput-rumput yang ada disekitar makam eommanya.

"Oh ya eomma, kenalin ini Lisa, pacar Hanbin" lanjutnya sambil memegang tangan Lisa dan meletakkannya diatas nisan ibunya.

"Anyeong eomonim, aku Lisa" ucap Lisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Eomma tau gak, Lisa ini udah cantik, baik, terus pinter nyanyi dan ngedance loh" kata Hanbin sambil tersenyum menatap Lisa.

"Kalo eomma masih ada, pasti eomma sama Lisa bisa duet bareng. Eomma juga suka nyanyi kan?" Kalimat tersebut sukses membuat air mata Lisa menetes.

"Maafin Hanbin ya eomma, Hanbin gak bisa jagain eomma—hiks" Hanbin tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi ditahannya.

Lisa mengelus pelan punggung Hanbin. "Eomonim, Hanbin hebat loh, eomma pasti bangga sama dia, belum selesai kuliah aja dia udah bisa hasilin uang sendiri dari lagu ciptaannya"

"Lagunya bagus-bagus, hampir semua lagu Hanbin masuk top chart. Kapan-kapan Lisa suruh Hanbin dengerin ke eomma ya" ucap Lisa mencoba menghibur Hanbin.

Hanbin menatap Lisa dengan sedikit senyuman. Ia mengusap air mata yang mengalir dari pipi Lisa, begitupun sebaliknya, Lisa juga menghapus jejak air mata di pipi Hanbin.

The Eyes of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang