52

55 10 1
                                    


Mata itu terus menatap foto-foto yang berada di galeri ponselnya. Jemarinya dengan lembut mengelus pelan tiap gambar yang dilihatnya. Rasa rindu Jennie sedikit terobati ketika ia melihat foto-foto kenangannya bersama Jaewon. Bahkan banyak foto yang diambil oleh Jaewon saat ia buta. Jennie tersenyum miris memandang layar ponselnya yang menampilkan video saat hari ulang tahunnya lalu. Jennie ingat kala itu Jaewon dan sahabatnya memberinya kejutan di sebuah taman. Tak terasa air matanya menetes melihat senyuman kekasihnya yang sudah tak dapat dilihatnya lagi sekarang. Jennie rindu sosok Jaewon yang selalu menemaninya. Jennie merasa beruntung menjadi seorang yang begitu dicintai oleh Jaewon, walaupun dalam keadaan buruk sekalipun Jaewon tetap menerima dan mencintai Jennie dengan tulus.

Jennie menghapus air matanya kala ia mendengar pintu ruang rawatnya diketuk.

"Rose?" ucapnya ketika melihat sosok sahabatnya itu di depan pintu.

"Jen, ada yang mau ketemu sama lo" ucap Rose hati-hati.

Jennie menaikan sebelah alisnya. "Siapa?" tanyanya.

Rose pun berbalik dan menyuruh seseorang yang berdiri itu untuk masuk. Mata Jennie seketika sedikit membulat melihat sosok orang yang datang menemuinya itu.

"Hai Jennie, apa kabar?" tanya orang itu.

Jennie sedikit gugup karena keterkejutannya terhadap kehadiran orang ini. Bukan, bukannya Jennie tidak menerima kehadirannya, namun ia hanya bingung karena kehadirannya yang tiba-tiba.

"G-gue baik.." jawab Jennie seadanya kemudian menatap Rose yang berdiri di belakang orang tersebut dengan tatapan seolah bertanya, 'mau apa dia datang kesini'.

Rose menggelengkan kepalanya dan sedikit mengedikkan bahu mencoba menjawab bahwa ia juga tidak tau.

"Eum, gue kesini cuma mau nengok lo kok" ucap orang itu lagi, seolah tau apa yang Jennie pikirkan.

"Gue tau lo pasti terpukul banget karena kepergian Jaewon yang tiba-tiba, karena gue juga ngerasain hal itu.." lanjutnya.

"Darimana lo tau gue disini?" tanya Jennie

"June" jawabnya membuat Rose sedikit terkejut.

"Jen..mungkin lo bingung maksud kedatangan gue kesini apa sedangkan kita cuma pernah sekali ketemu, tapi jujur gue cuma pengen tau keadaan lo setelah Jaewon pergi.."

"..dan gue mau minta maaf.." ucap orang itu lagi membuat Jennie menatap wajahnya yang mulai tertunduk.

"Gue minta maaf karena gue pernah mencoba untuk ngerebut Jaewon dari lo, segala cara udah gue coba buat bikin Jaewon tertarik sama gue tapi kayanya cuma lo yang ada di hati dia"

"Bahkan gue pernah paksa Jaewon untuk nemenin gue sampai gue buat dia sengaja nginep di rumah gue cuma buat bikin dia sadar kalo gue suka sama dia"

"Tapi lama-lama gue sadar Jen.. kalo gue gak bakal bisa gantiin lo di hati Jaewon, karena itu gue minta maaf.."

"Hayi.." ucap Jennie menepuk pelan pundak gadis yang sudah mulai terisak itu.

"Gue minta maaf Jen, sejak itu gue udah berusaha buat hilangin rasa suka gue sama Jaewon dan mencoba untuk mendukung hubungan kalian" kata Hayi lagi.

"Gue sama sekali gak marah Yi. Jujur gue memang kadang cemburu kalo liat Jaewon bareng lo, tapi gue lebih percaya sama Jaewon.."

"..dan soal perasaan, gue paham kalo rasa cinta itu gak bisa kita hilangin gitu aja, tapi gue malah berterima kasih karena lo udah berusaha untuk itu" ucap Jennie

"Ternyata Jaewon gak salah untuk jatuh cinta sama lo Jen, thanks lo udah ngertiin gue"

Jennie menarik pelan tangan Hayi untuk lebih mendekat padanya, kemudian ia memeluk gadis bertubuh mungil itu. "Mulai sekarang kita sahabatan, okay?" ucapnya sambil melepas pelukan mereka.

The Eyes of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang