Jennie masih menatap tulisan di kertas tersebut. Kata-kata yang tertulis disana seolah menggambarkan perasaan rindunya pada Jaewon saat ini. Tapi siapa yang menulis ini? Dan mengapa kertas ini malah diletakkan di dalam rumah burung?Jennie kembali melihat isi kertas tersebut sampai ia membaca tulisan yang berada di paling bawah.
KHB
Apakah ini sebuah inisial nama? Jika iya pasti ini inisial si penulis.
Jennie jadi terpikirkan sesuatu. Ia menengok ke kanan dan kiri mencoba mencari seseorang, ia kemudian melangkah menghampiri seorang suster yang dilihatnya sedang berjalan.
"Suster!" Panggilnya membuat perawat tersebut membalikan badannya.
"Ya, ada yang perlu saya bantu nona?" tanyanya menghampiri Jennie.
"Eum, ini.. apakah saya boleh meminjam pulpen?" ucap Jennie sambil tersenyum.
"Pulpen?" tanya si perawat sedikit bingung
"Iya" jawab Jennie sambil menganggukkan kepalanya.
Perawat tersebut lantas mengambil sebuah pena dari dalam saku bajunya dan memberikannya pada Jennie.
"Terima kasih suster, aku akan mengembalikannya nanti" ucap Jennie
"Tak usah dikembalikan, bawa saja bersamamu" kata perawat tersebut sambil tersenyum.
"Aah.. gamsahamnida" Perawat itu pun pergi setelah Jennie sedikit membungkuk untuk berterima kasih.
Jennie pun kembali duduk di bangku taman tersebut kemudian mulai menuliskan sesuatu di kertas yang ia temukan tadi.
Ia ikut mencurahkan perasaan rindunya di kertas tersebut. Setelah selesai Jennie kembali melipat kertas itu. Ternyata dengan menulis bisa sedikit membuat perasaannya terobati. Ia berharap rasa rindunya juga dapat tersampaikan pada Jaewon diatas sana. Jennie kembali memasukkan kertas tersebut ke dalam rumah burung yang tergantung di pohon, persis seperti sebelumnya.
Gadis itu kemudian berbalik menatap langit yang mulai menampakkan sedikit cahaya bulan. Ia tersenyum lalu memutuskan untuk kembali kekamarnya.
***
Seoul, 04 Januari 2019
Hanbin membuka matanya perlahan. Ia kemudian duduk dan merenggangkan otot-ototnya yang sedikit kaku akibat tidurnya semalam. Hanbin melirik jendela kaca disamping ranjangnya, sedikit tersenyum melihat sinar matahari pagi mulai nampak walau sedikit tertutup oleh turunnya salju. Ia berbalik menatap seorang sahabatnya yang masih terlelap disofa.
Hanbin memutuskan untuk berjalan-jalan di taman seperti kemarin. Rasanya sedikit menghibur dirinya sendiri ketika ia dapat merasakan hembusan angin dan udara segar walau hanya sebentar. Setelah bersiap sejenak di kamar mandi, Hanbin meraih mantelnya dan hendak berjalan keluar.
"Mau kemana Bin?" tanya Donghyuk dengan suara seraknya dan matanya yang baru setengah terbuka.
"Ke taman sebentar. Gak usah ditemenin, lo tidur lagi aja" ucap Hanbin sambil sedikit tersenyum melihat Donghyuk yang terlihat masih mengantuk.
Donghyuk menganggukan kepalanya lalu kembali berbaring. "Jangan lama-lama diluar" ucapnya dengan mata tertutup. Hanbin tertawa kecil sebelum ia menjawab iya dan segera berjalan keluar.
Udara pagi memang terasa menyegarkan. Hari ini udaranya tidak terlalu dingin membuat Hanbin dapat lebih lama berjalan-jalan. Beberapa pasien lain juga terlihat tengah berjalan-jalan sekedar menghirup udara segar seperti Hanbin. Ia melihat seorang anak kecil yang berpakaian sama sepertinya sedang bermain tumpukan salju. Hanbin jadi teringat anak-anak di panti kanker yang dulu sering dikunjunginya bersama Lisa. Ia rindu bermain bersama mereka. Rasanya sudah lama ia tidak berkunjung kesana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes of The Heart
FanfictionKetika Mata dan Hati sama-sama berada di tempat yang berbeda, nyatanya mereka tetap dapat menemukan Cinta mereka masing-masing. Kisah cinta yang tumbuh antara 2 manusia yang sama-sama beruntung untuk bisa kembali merasakan indahnya kehidupan, dimana...