41

95 11 2
                                    



Kedua orang tua Jaewon menunggu di depan ruang operasi dengan harap-harap cemas. Sudah hampir tiga jam operasi berlangsung sejak Jaewon dibawa ke rumah sakit, namun hingga sekarang dokter belum juga keluar.

Eomma Jaewon, Ahn Ye Rim, terus saja berdoa bagi keselamatan anak sematawayangnya itu. Hingga tak lama kemudian lampu tanda operasi telah dimatikan. Appa dan eomma Jaewon pun menunggu sang dokter keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana keadaan anak kami dok?" Tanya Appa Jaewon.

"Korban diduga mengalami benturan keras pada kepalanya sehingga menyebabkan pembengkakan pada otaknya. Selain itu pembuluh darahnya juga pecah yang menyebabkan pendarahan di dalam kepalanya."

"Kami telah berupaya melakukan operasi untuk menghentikan pendarahan tersebut, namun sepertinya hal tersebut menyebabkan pasien dalam keadaan koma" jelas sang dokter.

Eomma Jaewon pun hanya bisa menangis mendengar penuturan sang dokter.

"Apakah anak saya bisa sembuh?" tanya appa Jaewon lagi dengan tangisnya.

"Kita berdoa saja yang terbaik, jika pendarahan pada kepala pasien sudah berhenti masih ada kemungkinan untuk pasien bisa sadar kembali, namun hal tersebut adalah kemungkinan yang kecil" jawab sang dokter.

Appa dan eomma Jaewon hanya bisa berpelukan dan menangisi anak mereka di depan ruang operasi. Eomma Jaewon pun berniat menghubungi Jennie untuk memberitahukan kondisi Jaewon.

"Halo eomma? Gimana Jaewon" tanya Jennie dengan tidak sabarannya begitu panggilan mereka tersambung.

"Jen.. " ucap eomma Jaewon sambil menangis

"Eomma? Jaewon kenapa? Dia baik-baik aja kan?"

"Operasinya sudah selesai, dokter bilang terjadi pembengkakan pada otaknya dan juga pendarahan di kepalanya.."

"..dan saat ini kondisi Jaewon koma" kata eomma Jaewon diiringi isak tangis.

"Hiks.. Jaewon.."

"Appa eomma ayo antar Jennie ketemu Jaewon. Jennie mau ketemu Jaewon appa..." ucap Jennie pada kedua orangtuanya diseberang sana.

"Jangan nak, Jennie sebaiknya istirahat dulu ya sampai kamu sembuh"

"Tapi eomma Jaewon—"

"Jaewon pasti bisa bertahan nak, kita doakan sama-sama ya"

Setelah berhasil membuat Jennie tenang, eomma Jaewon pun menutup panggilan mereka.

"Yeobo, ayo kita sudah bisa melihat Jaewon" ucap Appa Jaewon menghampiri istrinya.

Kedua orang tua Jaewon pun masuk kedalam ruang rawat dan melihat anak mereka yang terbaring dengan kepala yang diperban serta beberapa alat bantu bernapas. Hati mereka seakan hancur melihat kondisi Jaewon sekarang.

"Jaewon, uri adeul.."

"..ini eomma nak" ucap eomma Jaewon sambil menggenggam erat tangan Jaewon.

"Kamu harus bertahan nak, jangan tinggalkan kami.."

"Appa yakin kamu bisa bertahan Won" tambah sang appa.

Eomma Jaewon mengelus pelan tangan putranya itu sambil terisak. Appa Jaewon hanya bisa memeluk istrinya tersebut untuk memberikan ketenangan dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

"Permisi maaf mengganggu, tapi dari pihak kepolisian ingin menanyakan terkait kecelakaan yang menimpa pasien" tiba-tiba seorang perawat masuk.

Appa dan eomma Jaewon lantas keluar untuk menemui pihak kepolisian.

The Eyes of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang