Seoul, 17 Desember 2018
15.00Jennie merasa sangat bahagia hari ini, pasalnya kemarin appa Jennie mengabarkan bahwa sudah ada donor mata untuknya. Hari ini ia akan ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.
Jennie merasa tidak sabar, hatinya berdegup kencang membayangkan dirinya yang dapat kembali melihat indahnya dunia ini. Jennie juga tidak sabar untuk dapat menari ballet lagi walaupun kakinya belum sembuh total. Semalam ia sudah menghubungi Jaewon dan memberitahukan berita baik ini.
Jennie berangkat menuju rumah sakit diantar oleh appa dan eommanya, Jaewon katanya nanti akan menyusul karena ia masih ada bimbingan skripsi di kampus.
Sesampainya di rumah sakit, Jennie lalu melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap matanya. Setelah selesai ia pun harus menunggu karena kabarnya sang pendonor adalah pasien died brain atau mati otak. Oleh karena itu Jennie harus bersabar untuka bisa menerima donor mata tersebut.
Jennie menunggu di sebuah kamar rawat, tak lama Jaewon pun datang.
"Jen, gimana?" Tanya Jaewon
Jennie yang menyadari kehadiran Jaewon tersenyum lebar. "Tadi aku udah diperiksa, tapi masih harus tunggu kabar dari si pendonor" ucap Jennie.
"Aku seneng banget Won, akhirnya sebentar lagi aku bisa liat lagi, aku bisa liat kamu dan bisa nari ballet lagi" lanjut Jennie dengan wajah yang berbinar.
Jaewon yang melihat Jennie begitu senang pun merasa ikut bahagia. Walaupun kemarin dia sempat bersedih karena ternyata matanya tidak cocok dengan Jennie, sehingga ia tidak bisa menjadi pendonor untuk kekasihnya itu. Namun Jaewon begitu bersyukur karena pada akhirnya Jennie bisa mendapatkan donor mata yang cocok untuknya.
"Aku juga seneng banget Jen, semoga semuanya berjalan lancar ya" ucap Jaewon sambil mengelus pelan rambut Jennie.
"Aku gak sabar banget Won, pokoknya nanti aku pengen jalan-jalan dan main ke pantai" kata Jennie
"Jangan lupa juga ajak Rose sama June, nanti kita bisa double date bareng kaya dulu lagi" oceh Jennie panjang lebar.
Jaewon yang mendengarkan celotehan Jennie hanya tertawa kecil membayangkan betapa bahagianya Jennie sekarang.
"Yaudah sekarang kamu istirahat dulu Jen, nanti biar badan kamu sehat kalau mau operasi" ucap Jaewon.
Jennie mengangguk lalu mulai beristirahat.
***
Hari mulai berlalu, bulan mulai menggantikan matahari. Jennie terbangun dan menyadari bahwa dirinya sudah tertidur cukup lama.
"Jaewon?" Panggil Jennie, namun tak ada sahutan
"Eomma? Appa?" Jennie kembali memanggil orangtuanya, namun tetap tidak ada jawaban.
"Pada kemana sih?" Gumamnya
Jennie berusaha meraba-raba mencari ponselnya, namun ia tidak berhasil menemukannya. Ia pun berusaha turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Ia meraba-raba sekelilingnya hingga ia mencapai pintu. Ia pun membuka pintu tersebut dan mendengar suara kedua orangtuanya dan juga Jaewon.
"Jennie?!" Kaget Jaewon
"Jen kenapa kamu keluar?" Tanya eomma Jennie
"Kalian lagi ngomongin apa, aku daritadi cariin kalian tapi gak ada orang di dalam, jadi aku keluar" jawab Jennie
"Ayo masuk lagi Jen" ucap Jaewon
"Appa kapan aku di operasi?" Tanya Jennie penasaran
Appa Jennie hanya terdiam mendengar pertanyaan putrinya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eyes of The Heart
Fiksi PenggemarKetika Mata dan Hati sama-sama berada di tempat yang berbeda, nyatanya mereka tetap dapat menemukan Cinta mereka masing-masing. Kisah cinta yang tumbuh antara 2 manusia yang sama-sama beruntung untuk bisa kembali merasakan indahnya kehidupan, dimana...