Hubungan Darian dan keluarga Pradipta pun terasa lebih baik dari pada saat awal pertemuan mereka, apalagi berkat kerja sama antar perusahaan mereka membuat komunikasi menjadi lancar, Darian akui awalnya bekerja sama dengan Pradipta's company karena keuntungan yang ditawarkan, visi serta misi nya juga sama dengan perusahaan miliknya, tapi lama kelamaan membuat rasa yang Darian sempat tepis kembali muncul bahkan lebih besar lagi.
Sempat terpikir olehnya apakah ini hanya rasa obsesi ataukah rasa cinta, tapi jika dikatakan obsesi dia tidak seegois itu berniat memiliki nya untuk diri sendiri, Darian cukup dengan memandangnya dari juah, cukup dengan memastikan bahwa dia aman dan bahagia walau sumber bahagianya bukan karenanya, semakin merenung semakin Darian yakin bahwa rasa yang dia miliki tulus, ya dia mencintai bocah ceroboh itu, Darian mencintai Beby dengan caranya sendiri.
Sementara Beby merasakan ada sesuatu yang mulai janggal dalam sikap Julliand akhir akhir ini, katakanlah Beby gadis yang polos dan lugu tapi ia juga bisa merasa peka dengan sekitarnya, sudah seminggu ini entah kenapa dia merasa seperti ada sesuatu yang berbeda dari kekasihnya, ada sesuatu yang disembunyikan oleh Julliand, mungkin sepintas orang lain akan mengira Julliand seperti biasanya tidak ada yang berubah dari diri nya, masih sama dingin dan pendiam, tapi tidak untuk beby.
Dari sorot mata Julliand yang kosong, dari seringnya Julliand melamun saat Beby tengah bercerita, atau saat seperti sekarang Julliand yang sama sekali tidak menyentuh makananya dan hanya menatap ponsel yang berada dalam genggamannya, sebelum nya bahkan Julliand tidak pernah memegang ponsel ketika bersama dengan Beby."Kak Julli kenapa?" Tanya Beby sambil mengelus tangan Julliand dengan lembut
Julliand yang tersentak dari lamunannya pun menatap wajah Beby dengan teduh.
"Enggak apa apa kenapa, kamu butuh sesuatu?" Tanya Julliand balik"Enggak, cuma Beby perhatiin kakak akhir akhir ini selalu murung dan seperti ada masalah kenapa, kakak bisa cerita sama aku!" Ucap Beby perhatian
"Ha hanya perasaan kamu aja princess" jawab Julliand gugup
"Iya mungkin hanya perasaan aku aja" ucap Beby lesu
"Maapkan aku, sungguh" ucap batin Julluand menatap kekasihnya dengan sendu
Julliand hanya mampu tersenyum palsu dihadapan kekasihnya, tidak mungkin ia bisa menceritakan beban pikirannya pada kekasihnya ini, Julliand tidak ingin dibenci oleh Beby biarkan dia bisa menikmati momen ini dengan sosok yang begitu ia cintai sebelum semuanya berakhir, ya cepat atau lambat semua pasti terbongkar tapi tidak sekarang, dia belum siap.
"Sore ini ada waktu?" Tanya Julliand lembut
"Eumm aku belum tau kak, memang kenapa?" Tanya Beby
"Aku mau ngajak kamu ke tempat favorit aku, kamu mau?" Tanya nya lagi
"Ok, nanti aku minta ijin sama mommy dulu ya kak" jawab Beby ceria
Julliand hanya bisa mengangguk dan tersenyum hangat membelai pipi cubby kekasihya, betapa beruntungnya dia memiliki kekasih se baik dan sepolos Beby, sementara dirinya hanya lelaki brengsek yang tidak tau di untung saja.
Krinnnnnggggg
"Ya udah sana masuk belajar biar makin pinter" ucap Julliand sambil mengacak rambut Beby
"Aku udah pinter tau" jawab Beby cemberut
"Aku tau, sana masuk kelas sayang" ucap Julliand
"Kakak gak bareng ke kelasnya, hayoo mu bolos ya?" Tanya Beby sambil menyipitkan matanya
Kontan saja hal tersebut membuat Julliand tertawa, lihatlah bukannya merasa seram atau takut justru membuatnya terlihat semakin lucu dan menggemaskan dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quincy
Novela JuvenilMenceritakan seorang gadis cantik yg terpisah dari keluarganya, dia merasa bahwa dia adalah anak yg dibuang dan tidak diinginkan, apakah keluarganya masih mencari dia walau sudah terpisah belasan tahun dan apakah dia akan bertemu dengan keluarganya...