Part 5 : Galau

785 100 21
                                    

"Kamu,.. iya Kamu, terima kasih karena sudah masuk ke dalam hatiku tanpa permisi dan kemudian memporak porandakannya."


°°°

BUGH!

Enzo mengayunkan tinjunya ke wajah Jaasir, membuat Jaasir oleng dan mundur kebelakang, Jaasir menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya.

"Lo boleh ambil apa aja dari hidup gue, asal jangan Milla!" Seru Enzo.

Enzo kembali melayangkan pukulannya ke wajah Jaasir, dan membuatnya terjatuh.

"Kenapa! Lo cemburu!"

Jaasir langsung bangkit dan membalas pukulan Enzo tepat di lambungnya, Enzo merasa limbung sesaat.

"Gue bukan cemburu, tapi gak sepantasnya Camilla lo perlakukan kayak gitu!" Enzo memegang lambungnya dan berusaha untuk berdiri tegak.

"Yakin gak cemburu! tapi setidaknya gue lebih gentle dibandingkan pengecut kayak lo!"

"Apa maksut lo, bangsat!" Enzo menarik kerah Jaasir kuat-kuat.

"Lo pikir aja sendiri! Gue tau lo cintanya sama Milla, tapi pacarannya sama Aleta! Itu namanya apa kalau bukan pengecut!" bogeman tangan Enzo kembali mendarat tepat di hidung Jaasir. Darah segar mengalir dari hidung Jaasir.

Tetapi tidak bisa di pungkiri oleh Enzo, ucapan Jaasir barusan, seolah-olah menghantam sisi harga diri Enzo, tanpa pukulan pun, ucapan Jaasir sudah sangat menampar relung hatinya, benarkah seorang Enzo mencintai Camilla.

"Diem kan lo!" Ucap Jaasir.

"Jauhin Milla!" Maki Enzo.

"Gak akan! Karena cuma Milla satu-satu nya orang yang bisa bikin lo menderita."

"Jangan bawa-bawa Milla ke urusan masa lalu gue!" Enzo kembali mencengkeram kerah baju Jaasir.

"Bacot! setelah apa yang lo lakuin sama adik gue, lo gak bakalan gue biarin hidup bahagia!"

Enzo melepas kerah baju Jaasir, dan menatap Jaasir.

"Adik lo? Adik lo yang mana?"

"Arshinta Kirania, kalau bukan karena lo, adik gue masih hidup sekarang!"

Kaki Enzo tiba-tiba terasa lemas dan tidak berdaya. Otaknya seperti kaset kusut, yang memutar kembali ke masa lalu nya.

Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Jaasir, Jaasir langsung menghajar wajah Enzo yang sedang tidak siap.

"Ini buat adik gue, yang udah lo sia-siain!"

Darah mengalir dari hidung dan bibir Enzo.

"Tunggu! Lo salah paham!" Teriak Enzo.

"Bangsat emang! Jadi kematian adik gue adalah sebuah kesalahpahaman!"
Baru saja Jaasir ingin mengangkat tangannya dan memberikan pukulan lagi di wajah Enzo.

"Kak JAASIR!, Cukup Kak! jangan pukulin Enzo lagi," Camilla histeris dan berlari mendekati Enzo, melihat kondisi Enzo yang babak belur dan mengeluarkan darah, Camilla menangis sejadi jadinya.

"Udah Milla, ngapain belain cowok brengsek kayak si Enzo," Jaasir berusaha menarik tangan Camilla dan mengajaknya pergi.

"Enggak Kak, udah cukup Kak, jangan pukul Enzo lagi," Camilla berusaha membantu Enzo untuk berdiri.

"Milla lo tuh pacar gue, ayo ikut gue balik," Jaasir masih berusaha menarik tangan Camilla untuk mengikutinya.

"Enggak mau Kak, Enzo butuh gue."

EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang