Part 6 : Nobar

680 111 11
                                    

"Aku Indonesia, Kamu Pakistan, Aku hanya orang biasa, yang butuh perhatian.


°°°

"Bang! beli es cream dong," seru Putra, pada tukang es cream yang kebetulan lewat di jalan raya, persis depan rumah Enzo.

Putra, Danial, Savian, Arsalan, dan Badrun, sedang menunggu di depan gerbang rumah Enzo.

Si Abang tukang es cream pun berhenti dan menyanggah sepedanya.

"Mau Rasa apa Mas?" Tanya tukang es creamnya.

"Rasa yang pernah ada, Bang," jawab Putra.

"Rasa mantan gue yang asoy geboy," ujar Danial.

"Rasa pacar orang, Bang," ucap Savian.

"Rasa di tinggal, pas lagi sayang-sayangnya," jawab Arsalan.

"Rasa pacaran sama gue, nikahnya sama orang lain," Badrun menambahkan.

"Kalau mau curhat sama Mamah Dedeh. Mas," jawab Abang tukang es creamnya.

Curhat dong Mah!

Putra, Danial, Savian, Arsalan, dan Badrun, ngakak sekecamatan.

Abang tukang es cream pun, segera pergi dan berlalu, secepat mungkin, karena tidak yakin akan keselamatan jiwanya, berhadapan dengan orang-orang yang tingkat, kewarasannya di ragukan.

Tidak berapa lama pintu gerbang rumah Enzo sudah terbuka.

"Susah amat sih ya, masuk ke rumah orang kaya," Putra menghempaskan tubuhnya ke sofa berukuran besar, yang berada di ruang keluarga.

"Ck, kayak lo bukan orang kaya aja," jawab Enzo.

"Bokap sama Kak Kin dan Safira, lagi ke Amrik ya?" Tanya Danial.

"Iya, tapi cuma bentaran, bakalan balik cepet."

"Terus lo di rumah cuma beduaan doang sama Camilla?" Savian mengambil beberapa cemilan yang sudah tersedia di meja.

"Ya enggak, ogeb! Tenyom!, Kan yang jagain dirumah juga banyak."

"Ogeb, tenyom, apaan sih?" Tanya Danial.

"BEGO! MONYET!" Jawab Enzo.

"Eh Zo, Milla mana?" Arsalan ikut mengambil kacang kulit yang tersedia di meja.

"Ada di dalem, gak gue kasih keluar, entar lo pada godain lagi."

"Ah pelit banget lo sob! Gak ada hiburan sama sekali, masa batangan semua," Putra merasa tidak puas dengan jawaban Enzo.

Tidak berapa Camilla muncul, berjalan di halaman mengenakan blouse biru.

"Eh, itu Camilla," teriak Putra.

Enzo hanya menepuk jidatnya, melihat kelakuan teman-temannya, seperti tidak pernah bertemu Camilla saja.

Enzo hanya menepuk jidatnya, melihat kelakuan teman-temannya, seperti tidak pernah bertemu Camilla saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang