Part 3 : Fahlefi Jaasir

804 124 20
                                    

°°°

"Zo! Woi"

"ENZO!!" Teriak Putra.

"Kenapa sih lo! Pagi-pagi udah teriak-teriak aja," Enzo masih menatap layar ponselnya, sedang membalas pesan dari Aleta.

"Mami Milla mana?" Tanya Putra.

"Gak tau! Emang kenapa?"

"Panggilin dong, pengen ngobrol nih," seru Putra lagi.

"Mau ngapain lo, tumben," Enzo sedikit melirik penuh selidik ke arah Putra.

"Putra naksir Milla kayaknya tuh," ucap Danial.

"Halah! Lo Juga dari kemarin ngomongin Milla terus," jawab Putra.

"Heran gue sama kalian, apa bagusnya si Milla sih, pake di rebutin," Enzo menggeleng-geleng melihat kelakuan teman-temannya.

"Mungkin mata lo menderita rabun jauh kali Zo, Milla itu cantik banget, cuma lo nya aja gak nyadar," ujar Savian.

"Iya betul Zo, Kita semua sebenarnya ngefans loh sama Milla," Arsalan dan Badrun saling mengangguk.

"Lo kok ngangguk-ngangguk doang Cuk, dah kayak burung pelatuk," ucap Arsalan.

"Yang paling enak, emang guk angguk doang," jawab Badrun.

"Tak clurit lo cak!" ujar Arsalan, di sambut kekehan dari Badrun.

"Enzo!" Camilla tiba-tiba muncul di pintu kelas Enzo.

"Apa!"

"Mau di beliin es lemon tea gak?" Tanya Camilla.

"Gak!"

"Mau ada yang di beli lagi gak?"

"Gak!"

"Beneran?"

"Ck. Iya bawel!"

"Oh, ya udah," Camilla baru saja ingin melangkah meninggalkan kelas Enzo.

MILLA!

Pekik Geng gesrek cap sandal jepit merk swallow, sontak membuat Camilla menoleh ke arah Putra, Danial, Savian, Arsalan dan Badrun.

"Iyah," jawab Camilla.

"Duduk sini," ucap Putra.

Camilla menoleh ke arah Enzo, Camilla takut jika Enzo tidak mengizinkan Camilla bergabung dengan teman-temannya. Namun Enzo masih dalam posisi mode masih cuek beibeh.

"Udah sini," Putra menghampiri Camilla dan menarik tangan Camilla.

Camilla pun duduk di kursi yang di sediakan Putra, sekarang posisi Camilla berada di tengah dan di kelilingi para cowok, ibarat reptil sedang mencari mangsa.

"Milla, udah sarapan?" Tanya Danial.

"Udah, tadi makan bekas sarapan Enzo," jawab Camilla polos.

"Lho emangnya kenapa kok makan bekas Enzo?" 

"Soalnya kalau pagi Enzo gak terlalu suka sarapan, jadi kan mubazir kalau di buang," Camilla memasang senyum manisnya.

"Anjay, senyumnya manis banget," seru Savian.

"Emang Milla deket banget ya sama Enzo?" Tanya Arsalan.

"Iya deket, Kita sering telanjang dan mandi bareng," ucap Camilla.

"HAH!"

Sepersekon kemudian, tawa Putra, Savian, Arsalan, Danial, dan Badrun pun meledak.

"ANJENG! Kan luh pada! bocah polos lo ajak ngobrol ANJENG!" Emosi Enzo mulai naik.

EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang