Part 17 : Sweat

522 78 4
                                    

"You are, My cotton candy."

°°°

Camilla harus terbiasa dengan sikap manis yang di berikan Enzo padanya, karena mulai hari ini, Camilla dan Enzo resmi berpacaran, Camilla memutuskan menerima cinta Enzo Julian.

"Enzo, lepasin tangannya. Gue malu," Camilla berusaha menarik tangannya dari genggaman Enzo.

"Sejak kapan malu. Biasanya juga gak pernah malu," cengir Enzo pada Camilla.

"Gak tau, dulu biasa aja pas gandengan. Terus kenapa sekarang jadi malu," Camilla berharap wajahnya tidak berubah warna.

"E ciye e ciye, udah mulai cinta kayaknya sama gue," Enzo malah menertawakan Camilla.

"Ish, ngeselin banget lo," Camilla mencubit pinggang Enzo, di susul kekehan Enzo.

"Tuh kan, mulai marah agak ngambek itu namanya cinta," Enzo mencubit pipi Camilla, gadis yang terlihat begitu lucu di matanya.

"Bodo," Camilla berjalan terlebih dulu dan di susul oleh Enzo.

"Aaah,.. jadi makin sayang," Enzo memeluk tubuh mungil Camilla dari belakang, "pacar siapa sih ini?"

"Gak tau! Lepasin ih!" Ketus Camilla.

"Jawab dulu yang benar, kalau mau di lepasin," Enzo semakin mempererat pelukannya, tanpa perduli banyak mata yang memandang mereka berdua.

"Iyah,.. Camilla Eshal pacarnya Enzo Julian yang nyebelin, ngeselin, yang hobinya suka ngemut jempol kalau lagi tidur," Camilla tertawa senang.

"Teroosss buka aib gue terooss," Enzo melepaskan pelukannya dan berlalu meninggalkan Camilla yang masih tertawa.

"Horee... Enzo ngambek," bukannya menyusul Enzo, Camilla malah semakin berjingkrak kegirangan.

"Serah!" Teriak Enzo dari kejauhan.

"Hahaha... I love you Enzo Julian," Camilla masih terkekeh menuju kelasnya.

Sementara Enzo yang mendengar ucapan Camilla, tiba-tiba telinganya memerah dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman, hatinya diliputi kebahagiaan, yang sulit di ungkapkan dengan kata-kata.

I love too, Camilla sayang.

°°°

"Ranum banget tuh pipi, kayak buah apel baru di petik," Nagita menoel dagu Camilla.

"Hah! Apaan," tanya Camilla.

"Seriusan lo jadian sama si Enzo?" Tanya Nagita.

"Iyah," Camilla mengangguk perlahan dan tersenyum ke arah Nagita.

"Ah gila! Demi Engkong Guan! Terus Jaasir gimana?" Tanya nya.

"Entahlah, gue bingung," Camilla menunduk sesaat.

"Enak ya, jadi cewek cantik dan pintar kayak lo, tinggal milih," ujar Nagita.

"Letak enaknya dimana? Gak enak tau, gue merasa bersalah aja bawaannya."

"Bawaan apaan, bawaan orok? Udah berapa bulan emang?"

"Gita! jangan ketularan si Surti deh, mulai ngaco."

"Hahaha... Iya iya," tawa Nagita kembali pecah.

"Wei! Ada apa ini, kayaknya gue ketinggalan sesuatu nih," Surti langsung mengambil kursi dan duduk di samping Camilla.

"Engh... Surti syayangkuh, gak ada apa-apa kok, hehe," cengir Nagita.

"Ck. Mencurigakan," Surti gadis cantik hitam manis, yang memiliki rambut sebahu dengan warna mata hitam legam.

EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang