Part 27 : Curhat

365 59 11
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

Malam terasa semakin larut dan dingin, Camilla memutuskan untuk duduk di pinggir kolam renang. Sambil memandangi riak air kolam yang sesekali tertiup angin, menciptakan gelombang kecil seperti kilatan saat terkena pantulan cahaya lampu taman.

Camilla termenung sesaat, Membayangkan kata-kata Jaasir tentang Enzo, membuatnya tidak bisa berfikir jernih.

Tetapi Camilla memilih untuk menyimpan semua pertanyaan yang begitu menggelayuti pikirannya. Camilla akan menunggu agar Enzo sendiri yang nanti akan menceritakan semua kepadanya.

Mungkin nanti jika Enzo sudah menemukan waktu yang tepat.

"Milla."

Suara yang sudah sangat Camilla hafal, terdengar menyapa di telinganya. Camilla pun menoleh.

"Iyah."

Enzo memilih duduk di samping Camilla, sambil sesekali melirik ke arah kekasihnya, Enzo takut gadis yang sangat di cintainya ini, berubah perasaannya, saat mendengar cerita tentang masa lalunya dari Jaasir.

Dengan sedikit gugup Enzo mulai membuka pembicaraan, beberapa kali Enzo melirik ke samping, sambil berfikir apakah gadis ini marah padanya.

Namun percuma jika hanya terus bertanya-tanya, akan lebih baik untuk segera menyelesaikan dan meluruskan masalah yang ada.

"Milla... Aku mau ngomong sesuatu, bisa?" Tanya Enzo.

Enzo merasakan beban yang sangat berat, jika harus membicarakan tentang masa lalunya, karena yang paling di takutkan adalah, apakah Camilla masih mau menerima dirinya, saat mengetahui semua masa lalunya.

"Kamu mau ngomong apa?"

Enzo kembali diam dan menghela nafas berat.

"Kalau Kamu belum siap cerita sekarang,... Aku akan tunggu sampai Kamu siap," ucap Camilla lirih.

Camilla tersenyum ke arah Enzo. Tidak tahu mengapa melihat Enzo gelisah adalah hal yang sangat tidak di sukai oleh Camilla dan Camilla pun berinisiatif untuk memeluk Enzo, Camilla melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Enzo Julian.

Enzo sangat terkejut dengan sikap Camilla yang berbeda dari biasanya, tidak biasanya gadisnya bersikap agresif seperti ini, Perlahan tangan Enzo mengusap lembut puncak kepala gadisnya.

"Gimana? Udah lebih tenang belum sekarang?" Tanya Camilla, sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat ekspresi kekasihnya itu.

"Iyah... Makasih sayang," Enzo mendaratkan bibir kenyalnya di kening kekasihnya.

Entah mengapa Enzo sangat terharu mendengar ucapan Camilla barusan. Bagaimana tidak terharu, jika wanita lain yang berada di posisi Camilla, mungkin mereka sudah marah-marah atau ngambek.

EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang