Kin Dhananjaya memarkirkan motor Harleynya di depan sekolah Sma Oxford. Di susul dengan motor Harley milik Gibran Alhusayn, Sulthan Mahasin, Chairil Alfarezel, Irsyad Evano, Rafan Asadel.
Ke enam cowok ini adalah pendiri Cephalotes Club, mereka mendirikan Cephalotes bukan untuk sekedar unjuk gigi, saling tawuran, baku hantam dan hanya sekedar menunjukkan keakuan mereka, tetapi lebih banyak di isi oleh kegiatan bakti sosial.
Dan Cephalotes club, tidak memiliki ketua, karena mereka berenam adalah sahabat, arti persahabatan untuk mereka adalah sahabat sejati sahabat sehidup semati.
Sesuai janjinya dengan Enzo. Hari ini Kin akan menemui Jaasir, untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya. Apapun hasilnya nanti, yang penting Kin sudah berusaha.
Enzo pun sudah bicara dengan Jaasir. Biarpun awalnya Jaasir menolak. Akhirnya Jaasir setuju untuk menemui Kin sepulang sekolah.
Kin menyalakan rokoknya sambil duduk di atas motor besarnya. Kemudian menghisapnya dalam-dalam, kepulan asap memenuhi rongga mulut dan hidungnya.
Kin meminta pada teman-teman Cephalotes untuk tidak ikut campur urusannya dengan Jaasir. Mereka cukup menjadi saksi saja.
Kehadiran Kin dan teman-teman nya, cukup menyita perhatian para murid Sma Oxford. Terutama untuk para siswi, Karena wajah Kin hampir sama tampan dengan Enzo Julian adiknya. Terlebih lagi para anggota Cephalotes club, masing-masing mereka di anugrahi visual wajah yang bikin kaum hawa merem melek sambil menelan air liur.
Berbalut kaus putih tipis, di padukan dengan celana jeans, paduan yang sangat sederhana, namun jika Kin Dhananjaya yang mengenakan, sudah cukup membuat kaum hawa yang melihatnya langsung jumpalitan.
Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Kin melihat Camilla keluar dari gerbang.
"Hai... Kak Kin," Camilla melambai ke arah Kin Dhananjaya, "hallo Kakak-kakak semua," ucap Camilla sambil melambaikan tangan lagi. Dan di sambut lambaian tangan dari teman-teman Kin.
"Halo sayang,..." Ucap Kin pada Camilla, "peluk dong... Boleh gak?" Tanya Kin.
"Jangan Kak... Ngerih Enzo ngamuk," jawab Camilla sambil tersenyum manis.
"Enzo mah gak usah di pikirin, di kasih sabun buat nganu juga, langsung diem Dia mah," jawab Kin, sambil terkekeh geli.
"Sabun? Maksudnya gimana Kak?" Tanya Camilla tidak paham.
"Siapa yang di kasih sabun langsung diem?" Tiba-tiba Enzo sudah berada di samping Kin.
"Eh! Anak pungut udah muncul aja, lamaan dikit kek Keluarnya, Lo nurunin bendera dulu kek, ngapain dulu kek," ucap Kin, yang tentu saja membuat Enzo naik pitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnzoCamilla (Terbit)
Fiksi RemajaTerbit di Doveline Publisher =============================== "Sayang. Pokok nya sampe tua. Aku mau nya makan di suapin. Mandi di mandiin sama Kamu," pinta Enzo Julian, setengah merajuk. "Astaga, di amputasi aja ya tangan nya. Gak guna juga, 'kan?" C...