"Don't Worry,
Everything gonna be okay"
°°°Pagi ini mobil limosin hitam sudah terparkir tepat berada di depan sekolah SMA Oxford.
Camilla melihat ke arah samping kanan, Enzo tertidur dengan sangat pulas, tidak tega sebenarnya membangunkan Enzo yang tidurnya seperti bayi.
"Enzo, bangun Zo udah sampai sekolah," Camilla menepuk-nepuk pipi Enzo, mencoba membangunkan Enzo yang tertidur selama perjalanan ke sekolah, Enzo tertidur dalam keadaan masih menggenggam erat tangan Camilla.
"Udah sampe ya?" Enzo membuka matanya perlahan, bukannya bangun malah melingkarkan tangannya, memeluk pinggang Camilla, dan kembali tidur di pangkuan Camilla.
"Ya ampun, kebo banget sih," reflek Camilla memencet hidung mancung milik Enzo, agar Enzo sulit bernafas dan berharap untuk segera bangun, namun Enzo malah membuka mulutnya dan bernafas melalui mulut, hadeeh.
Heran deh, kenapa cowok kayak Enzo bisa jadi idola di sekolah, dan cewek-cewek pada jejeritan kalau Enzo lewat, emang sih Enzo kelewat ganteng, tapi belum tahu aja mereka, kalau Enzo tidur suka mangap, ileran, dan kadang suka ngisep jempol.
Camilla mengeluarkan botol air minum dari samping tas dan sedikit air di taruh di telapak tangannya, lalu dipercikkan ke muka Enzo, sontak Enzo terbangun.
"Tega banget sih, di percikkin air, gak sekalian di siram air seember," Enzo menggerak-gerakkan tubuhnya dan mengucek matanya agar kembali segar dan tersadar.
"Maunya sih gitu, nyiram pake air seember, untung toiletnya jauh, kalau enggak beneran gue sir__"
Belum selesai Camilla berbicara, tiba-tiba Enzo memberi kecupan hangat di pipi Camilla, membuat mata Camilla membulat, secara reflek Camilla mengusap-usap pipi yang baru saja di cium Enzo, dengan tangannya.
"Kok di hapus ciumannya," Enzo mendelik ke arah Camilla.
"Jijik tahu, masih bau iler," Camilla masih sibuk membersihkan pipinya dari bekas ciuman Enzo.
"Ya udah kalau gitu gue tambahin lagi ciuman nya nih," Enzo mulai bergerak maju, dan mengkerucutkan bibirnya, untuk mencium Camilla lagi.
"Ih Enzo, apaan sih, masih pagi! Gue belum ada tenaga buat ngajak ribut!" Camilla berusaha mendorong wajah Enzo sekuat tenaga, di iringi gelak tawa Enzo, yang merasa lucu melihat ekspresi wajah Camilla.
Sejujurnya Camilla sangat senang dengan perubahan sikap Enzo sekarang, bisa melihat senyum dan tawa Enzo, adalah sebuah keajaiban alam yang sangat langka dan jarang terjadi.
"Ya udah, ayo ke kelas," sepanjang perjalanan menuju kelas, Enzo tidak pernah lepas menggenggam jemari Camilla.
"Zo, gue gak bakalan hilang, jangan di gandeng terus," Camilla mendongak ke arah Enzo.
"Iya tahu, lo dah gede," Enzo menjawab tanpa menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnzoCamilla (Terbit)
Teen FictionTerbit di Doveline Publisher =============================== "Sayang. Pokok nya sampe tua. Aku mau nya makan di suapin. Mandi di mandiin sama Kamu," pinta Enzo Julian, setengah merajuk. "Astaga, di amputasi aja ya tangan nya. Gak guna juga, 'kan?" C...