"You Never Walk Alone."°°°
Apa hanya gadis yang bernama Camilla yang begitu mencintai hari senin, sementara hampir separuh manusia di muka bumi ini, sangat membenci hari senin, kecuali mungkin Al Ghazali, pasti akan sependapat dengan Camila.
Upacara bendera telah selesai di laksanakan, seluruh siswa dan siswi segera berpencar masuk ke ruangan kelas masing-masing.
"Camilla," baru saja Camilla akan melangkahkan kakinya menuju kelas.
"Ya Bu," Ibu Mike tiba-tiba memanggil dari arah belakang.
"Ibu minta tolong, kamu catetin anak-anak yang tidak memakai atribut upacara," Ibu Mike segera memberikan buku catatan yang akan di isi, nama siswa dan kesalahannya.
"Hmm, baik Bu," Camilla segera menerima buku catatan dosa, siswa siswi Sma Oxford, kebayang gak sih kalau buku catatan dosa ini di timbang di akhirat, kayaknya bakalan lebih berat ke neraka.
Camilla berjalan perlahan, menuju para siswa yang berdiri di lapangan, dengan telaten tubuh mungil Camilla, mencatat nama-nama yang sudah tidak asing di mata Camilla, dengan sedikit mendongak tentunya, karena tubuh tinggi para siswa yang begitu menjulang.
Arsalan Wijaya :
Cowok tampan dengan perawakan tinggi, wajah blasteran, cool, cuek, irit ngomong, tatapan mata tajamTidak membawa topi.
Danial Cokrodiningrat :
Cowok dengan perawakan tinggi berisi, dengan wajah asli jawa, namun memiliki senyum yang menawan.Tidak membawa topi.
Savian Widjatmoko :
Cowok yang tidak terlalu tinggi, dengan hobi nya yang menebarkan senyum indah dengan deretan gigi pepsodentnya.Tidak membawa dasi.
Badrun Baskoro :
Cowok asli madura, dengan kulit sawo matang dan tubuh tidak terlalu tinggi namun cukup kekar.Tidak membawa dasi.
Putra Atmadja :
Cowok ini bedboy nya, Sma Oxford, dengan rambut yang suka di kuncir, tampan tapi sayang otaknya rada koslet alias omes.Tidak membawa topi.
Enzo Julian :
Cowok famous ini sukar di ungkapkan dengan kata-kata, karena ketampanan nya, mampu membuat para gadis kejang-kejang ditempat.Tidak membawa topi.
Fahlefi Jaasir :
Gelar zombie tampan, dengan sikap super duper cuek yang di milikinya, mampu menjadi magnet tersendiri bagi para siswi Sma Oxford.Tidak membawa topi.
Camilla sangat kenal dengan ke enam laki-laki ini, menyandang nama besar keluarga yang terhormat bukanlah hal yang mudah, membuat mereka tidak berani melakukan kenakalan di luar batas, karena kalau sampai mereka mempermalukan nama keluarga, bisa di pastikan nama mereka akan di coret dalam daftar warisan.
Selesai mencatat dengan serius, Camilla kembali berjalan mendekati Enzo Julian.
"Enzo, lo kenapa gak bawa topi?"
"Lo tanya gue? Terus gue nanya siapa dong? Kan yang biasanya yang nyiapin semua keperluan gue kan elo."
"Ish,.. gak gitu juga kali, emangnya lo anak TK semuanya harus gue yang urus."
"Makanya, SEMALEM LO TIDURNYA KEENAKAN sih di KAMAR GUE, jadi lo lupa bawain gue topi," Enzo dengan sengaja berbicara sambil berteriak agar Jaasir dapat mendengar apa yang di ucapkannya. Jaasir pun hanya mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
EnzoCamilla (Terbit)
Novela JuvenilTerbit di Doveline Publisher =============================== "Sayang. Pokok nya sampe tua. Aku mau nya makan di suapin. Mandi di mandiin sama Kamu," pinta Enzo Julian, setengah merajuk. "Astaga, di amputasi aja ya tangan nya. Gak guna juga, 'kan?" C...