Part 21

473 63 18
                                    

"Some poeple search their whole life, for what I have found with YOU."

°°°

"Assalamu'alaikum Ukhti," Al Ghazali memberi ucapan salam pada Camilla.

"Wa'alaikumsalam Akhi," jawab Camilla sambil melepaskan sepatu dan kaos kakinya, karena hendak melaksanakan sholat di masjid sekolah.

"Mau sholat?" Tanya Al Ghazali.

"Iyah betul," jawab Camilla sambil tersenyum.

"Bareng yuk, biar gue jadi Imamnya," ajal Al Ghazali.

"Boleh," jawab Camilla.

"Kalau belajar bareng boleh?" Tanya Al.

"Boleh," jawab Camilla.

"Kalau jadi Imam seumur hidup, boleh?"

"Bo__ " Camilla menghentikan ucapannya, "Al jangan iseng ya," Camilla mendelik ke arah Al. Di susul kekehan dari Al.

"Seriusan ini, mau gak?"

"Ish, bercanda terus deh," ucap Camilla.

"Kalau mau, nanti gue langsung bilang sama Abi dan Ummi, biar langsung di lamarin," ujar Al Ghazali.

"Al! Gak lucu tahu becandanya," teriak Camilla yang mulai gemas, dengan Al yang terus saja menggodanya.

"Hehe... Iya iya, ya udah ayo Kita sholat, gue jadi Imam nya."

"Iya, ayo."

Camilla dan Al Ghazali pun melaksanakan sholat dhuzur bersama di dalam masjid sekolah, selesai sholat Al langsung berpamitan, karena masih ada tugas yang harus di selesaikan.

"Gue duluan ya Milla, gue ada tugas udah di tungguin guru."

"Ya udah, gak apa-apa Al, santai aja."

"Oh ya, kapan-kapan makan bareng lagi ya, mau gak?" Tanya Al.

"Hmm,... Boleh," jawab Camilla.

"Oke,... See you."

"Bye."

Camilla merasa Al adalah cowok yang sangat baik, selain jenius Al adalah cowok yang saleh, teman yang enak di ajak cerita tentang apa saja.

Selesai merapikan mukena, Camilla pun segera keluar untuk kembali menuju kelasnya. Betapa terkejutnya Camilla saat tahu, sepatunya sudah tidak berada di rak sepatu.

"Kemana sepatu gue?" Camilla berbicara pada dirinya sendiri, sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Camilla berkeliling masjid, berusaha mencari di sudut-sudut masjid namun sia-sia, Camilla tidak menemukan apapun, karena keadaan sangat sepi.

Dengan terpaksa Camilla menuju kelas sambil bertelanjang Kaki, tiba-tiba kakinya menginjak kerikil, membuat Camilla mengaduh kesakitan karena ada kerikil kecil yang tertancap disana, darah pun mengalir keluar begitu saja.

Tidak berapa lama, Enzo yang sedang berjalan sendiri dan melihat Camilla, segera menghampiri.

"Milla, kenapa?" Tanya Enzo panik.

"Kaki gue kayaknya kena kerikil deh," Camilla menahan nyeri di Kakinya.

"Sepatu lo kemana?" Tanya Enzo.

"Gak tahu, tiba-tiba hilang," jawab Camilla.

"Ya udah ayo, naik ke punggung gue, biar gue gendong ke Uks," Enzo segera berjongkok memunggungi Camilla.

EnzoCamilla (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang