Happy reading📖
Perubahan. Setiap orang pastinya tak menginginkan sebuah perubahan dari orang terdekat mereka. Mereka tak ingin jika teman dekat mereka menjadi orang yang bukan mereka kenal.
Tapi siapa yang tau, diri mereka atau orang terdekat mereka berubah? Tak ada yang mengetahuinya. Hanya waktu yang bisa menjawabnya. Bahkan terkadang waktu itu kejam. Waktu menuntut sebagian orang untuk berubah. Dan waktu juga yang menuntut manusia mengenakan topeng. Dan dunia menjadikan kehidupannya layaknya panggung sandiwara.
Dan ketika waktu itu datang. Hanya ada 2 pilihan untuk kamu. Berubah atau dirubah?
*****
Seorang gadis dengan seragam sekolah khas anak SMA Merdeka yang di padu padankan dengan jas merah maroon. Kemeja yang kekecilan yang di bagian lengannya di lipat, serta rok yang panjangnya 10 cm di atas lutut bermotif tartan. Bibir tipis merah muda, hidung mancungnya serta bola matanya yang berwarna coklat terang. Tak lupa pula dengan rambutnya yang sepanjang punggung berwarna coklat gelap, yang akan dengan mudahnya untuk orang orang mengenalinya.
Ya. Dia adalah Reina Zefanya. Pagi ini keributan kembali terjadi. Bukan di depan gerbang sekolah seperti biasanya melainkan di tempat parkiran. Pagi ini Reina sengaja datang agak pagi. Dari semalam mood nya sedang tidak bagus. Berangkat pagi ke sekolah bukannya membuat mood nya tambah bagus malah semakin buruk. Emosinya semakin bertambah ketika mengetahui ada yang memarkirkan sepeda motornya di tempat biasa ia memarkirkan sepeda motor kesayangannya itu.
Ia mengedarkan penglihatannya kesekelilingnya. Nafasnya sudah tak beraturan karena emosinya. Apakah mereka semua tuli? Dari tadi dia sudah teriak-teriak tak ada yang menjawabnya? Oh, apakah mereka semua bisu? Sehingga tak bisa menjawab?
Typikal indonesian, hanya bisa menjadi penonton dikala ada keributan. Penyakit kepo yang melekat di diri mereka tak akan pernah ada habisnya. Berbicara di belakang, menggosipkan sesuatu yang belum tentu benar. See, mereka hanya penasaran bukan peduli.
"Gue tanya sekali lagi. Motor siapa yang parkir di tempat gue!" Intonasinya mungkin terdengar rendah tapi penuh penekanan. Tak seperti tadi diawal yang menggunakan intonasi tinggi.
Lagi. Dan lagi tak ada satupun yang menjawabnya. Mereka hanya diam bahkan ada yang berbisik dengan teman di samping mereka. Tak ada yang mau menjawabnya. Ia mendengus. Ketika ia akan berjalan mendekat ke arah siswi yang berada di depan gerbang parkiran, sebuah mobil menghentikan aktifitasnya.
'Pip pip piip!'
Sebuah mobil berhenti tepat 1 meter dari tempat Reina berdiri. Kemudian seorang siswi mengeluarkan kepalanya dari jendela mobilnya. "Minggir! Minggir! Minggir woy! minggir! Tolong beri incess jalan!" Ucapnya sambil menggerakkan tangannya seperti orang mengusir kucing.
Reina mendengus dan menatap tajam siswi itu. Siswi itu menoleh ke arah Reina, kemudian siswi itu turun dari mobil dan berjalan mendekat ke arah Reina. "Eh, ada lo Rein. Kemana aja nih seminggu ngilang? Tau tau ngelihat lo sekolah berangkat pagi gini." ucapnya dengan tangan yang ia sampirkan di pundak Reina.
"Tuh muka kenapa pagi-pagi udah di tekuk gitu?" Tanya nya lagi. Siswi itu mengedarkan pandangannya. "Lah, kalian semua ngapain rame-rame disini? Masuk sana! Ini bukan tontonan. Masuk sana! masuk! masuk!" Teriak siswi itu.
"Gimana ngga di tekuk gitu, La. Orang tempat parkiran dia aja udah keduluan sama orang lain tuh." Ucap siswi yang lainnya setelah memarkirkan mobilnya, siswi itu menunjuk tempat dimana biasanya Reina memakirkan sepeda motor kesayangannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baradam (Completed)
Teen FictionPart akan dihapus pertanggal 13 Agustus 2022 untuk proses Revisi ulang! (Utamakan follow terlebih dahulu sebelum membaca^_^) PERINGATAN KERAS! MENGANDUNG BANYAK ADEGAN BAWANG! JANGAN MEMBACA KALAU TIDAK KUAT! SIAPKAN TISU DAN HATI YANG KUAT:) -Kamu...