|27.| 200 pesan

214 35 7
                                    

Happy reading📖

Istirahat pertama, Reina habiskan di kantin bersama kelima temannya -Lala, Bianca, Angel, Raisya, dan juga Jessica- semuanya asyik berbincang-bincang terkecuali Reina. Ia hanya diam dengan makanannya yang mulai mendingin dan minumannya yang hanya ia aduk-aduk. Tatapannya tersirat rasa kesal. Tak berselang lama, gadis itu merubah posisinya. Menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan kedua tangannya yang bersilang manis di depan dadanya.

"Eh, Na. Bener ngga tuh yang tadi Lala omongin?" Tanya Angel.

Reina masih tetap diam. Tatapannya lurus kedepan. Mungkin ia masih berkelana dengan pikirannya.

"Na.. " Raisya menyentuh bahu Reina pelan.

Reina terkesiap. Ia menoleh pada Raisya, menaikkan sebelah alisnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Itu tadi Angel nanya, bener ngga yang tadi di omongin sama Lala?"

Reina mengerutkan dahinya tak mengerti."

"Astaga, Na. Lo dari tadi diem aja ngga ngedengerin kita lagi pada ngobrol apa?!" Dengan polosnya, gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Emangnya bener, tadi pagi lo, Devan sama Chiko berantem?"

Berita pertengkaran pagi tadi di koridor sekolah telah menyebar kesepenjuru sekolah. Semua asyik membicarakannya, seolah itu adalah hal wajib yang harus dijadikan topik pembicaraan.

'Ting!'

Baru saja Reina membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan teman-temannya. Sebuah notifikasi membuat semuanya berpaling dan menatap benda persegi panjang di atas meja.

Reina merubah nada dering ponselnya menjadi bergetar. Gadis itu juga mematikan layar handphone-nya. Ia kembali menatap teman-temannya. "Itu---"

'Drrtt drrrt drttt!'

Ponsel itu kini bergetar tanpa jeda. Layarnya kembali menyala memperlihatkan notifikasi pesan dari seseorang yang tiada berhenti masuk kedalam ponselnya.

Semuanya menghembuskan nafas kasar, menyenderkan tubuhnya dan menyeruput sedikit minumannya. Angel menatap pada Reina. "Ngga lo buka dulu pesannya? Siapa tau aja penting?"

Chiko Keitaro
Online

209 pesan belum dibaca

Na.
Reina?
Halo?
Hi,
Maaf,
I'm sorry:)
Masih marah?
Maaf soal semalem.
Maafin ya:(
Yang?
Sayang?
Yang
Sayang
Sayang
Sayang
Sayang
Yuhuu
Epribadeh home
Udah makan?
Kantin bareng yuk!
Ngambek? Maaf.
Yang?
Sayang?
Yang? Peyang?:v
Canda:)
Sayang?

》183

Gadis itu mematikan ponselnya. Menyandarkan tubuhnya serta memejamkan kedua bola matanya. Ia tak habis pikir apa yang ada dipikiran Chiko semalam.

"Apa kamu masih marah?" Suara itu. Reina sangat mengenalinya.

Ia membuka kelopak matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah pemuda itu. Gadis itu mengedarkan penglihatannya. Kemana semua teman-temannya pergi?

Reina beranjak dari duduknya. Baru saja ia akan melangkahkan kakinya, pergelangan tangannya di tarik oleh Chiko. "Aku tidak tahu, kalau apa yang aku lakukan kemarin malam begitu membuatmu marah. Maafkan aku."

Gadis itu mendudukkan kembali dirinya. Menghembuskan nafas kasar dengan mata terpejam, kepalanya mengangguk menerima perminta maaf-an pemuda dihadapannya.

Bukankah semua cewe akan luluh ketika pasangannya meminta maaf padanya? Entah terbuat dari apa hati seorang wanita hingga terlalu mudah untuk memaafkan dan juga melupakan.

"Terima kasih."

"Sepulang sekolah mau jalan?" Lanjut pemuda itu bertanya.

Gadis itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Chiko yang melihat itupun, tangannya terulur untuk mengelus puncak kepala Reina. "Sekarang makan ya, pasti belum makan kan?"

Tanpa menunggu jawaban dari Reina, pemuda itu langsung saja memesankan makanan untuk Reina. "Mang! Baksonya 1 sama jus jambu 1!"

'Drt drrtt drrrttt'

Ponsel Chiko bergetar lama di dalam saku kemejanya, menandakan ada sebuah panggilan masuk dari seseorang. Pemuda itu menoleh pada Reina, gadis itu juga tengah menatapnya dengan tatapan seolah bertanya. "Siapa?"

"Aku angkat telepon sebentar." Pemuda itu langsung saja melenggang pergi sebelum mendengar persetujuan dari Reina.

Rasa penasaran dalam diri Reina membuatnya ingin mengikuti Chiko. Tetapi, notif dalam ponselnya membuat dirinya mengurungkan niatnya.

Reina membuka ponselnya. Seketika saat itu juga rasa bersalah, takut dan penyesalan kembali menghampiri dirinya. Entah sampai kapan rasa itu akan menghilang dengan sendirinya.

0812765*****

Setelah membunuh temanmu sendiri, kamu masih bisa tertawa dan berbahagia?

-B21/11

Dilain tempat tepatnya disalah satu bilik kamar mandi, seorang pemuda tengah mengangkat teleponnya.

"Iya, sayang."

"Iya iya maaf."

"Iyaa janji lain kali ngga akan lama ngangkat telepon kamu."

"Apa? Sepulang sekolah jalan? Ah aku gabisa."

"Aku sibuk, sayang. Bagaimana kalo malam minggu aja?"

"Iya iyaa."

"Aku tutup dulu ya? Bye, sayang."

****

Halo semuanya. Maaf ya baru bisa update soalnya kemaren-kemaren aku sibuk ada urusan. Untuk selanjutnya aku akan update setiap hari ataupun 2 hari sekali ya:)

Salam ka es stnrmh

Baradam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang