|23.| Razia

245 34 19
                                    

Happy reading📖

Pembelajaran kelas XI IPA 3 pagi ini di isi matematika di jam pertamanya.

"Selamat pagi!" Sapa guru itu.

"Pagi, buu!" Ujarnya serempak.

Guru yang biasa disapa Buyul atau bu Yuli itu berdiri di tengah kelas. Menatap seluruh murid di kelas. Kedua tangannya disatukan di depan tubuhnya seperti seorang kanjeng ratu yang melihat prajuritnya. "Minggu depan kalian sudah memasuki ujian akhir semester 1. Tapi nilai kelas kalian banyak yang masih kosong." Ujarnya.

"Berhubung hari ini ibu ada rapat. Jadi, ibu terpaksa meninggalkan kelas ini."

Semua mata langsung berbinar kala mendengar rapat guru. Namun, tak berselang lama terdengar helaan nafas malas keluar dari dari beberapa siswa-siswi di kelas XI IPA 3.

"Dan saya juga telah menyiapkan tugas untuk kalian. Nanti nilai itu akan ibu masukkan sebagai nilai tugas."

Guru itu berjalan ke mejanya. Mengambil buku tebal yang didominasi angka-angka didalamnya. "Sekretaris?" Panggilnya.

Angel berdiri dan maju menghadap bu Yuli. Guru itu mulai menjelaskan soal-soal mana saja yang harus di kerjakan.

Angel kembali menuju tempat duduknya, mengambil spidol papan tulis didalam tasnya. Ia mulai menuliskan angka-angka di papan tulis.

"Silahkan kalian kerjakan. Apakah ada pertanyaan sebelum ibu tinggal?" Tanyanya.

Bianca mengangkat tangan kanannya.

"Iya, Bianca?"

"Soalnya di tulis bu?" Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh murid-murid terpandai di setiap kelas.

"Engga ... ya di tulislah Bianca. Kalo ngga di tulis nanti kamu belajarnya gimana?"

"Ada pertanyaan lain?" Tanya guru itu.

Kini giliran Lala yang mengangkat tangan kanannya. "Buu!"

"Iya, Lala. Gimana?" Tanya guru itu dimanis-maniskan dan mencoba bersabar. Pasalnya meladeni Reina cs membutuhkan ekstra sabar yang cukup tinggi.

"Bu, kenapa soalnya ngga di foto kopi aja?"

Guru itu menghembuskan nafas kasar dan tersenyum. "Soalnya di tulis di buku dan kerjakan! Untuk rumus kalian bisa buka buku paket, LKS, atau catatan kalian. Paham!"

"Paham buuu!"

Bu Yuli menoleh pada Lala dan Bianca. "Paham Bianca, Lala?"

"Paham bu paham paham." Ujar keduanya serempak.

Setelah guru itu meninggalkan kelas. Reina beranjak dari duduknya dan berlari menuju pintu, melongokkan kepalanya memastikan guru itu telah menjauh dari kelasnya.

Reina menoleh pada teman sekelasnya. Mengacungkan kedua jempolnya dan tersenyum. "Aman!"

"Tarik sis!" Teriak Reina.

Sebagian murid di kelas tersenyum dan berkumpul, beberapa mengerjakan tugas matematika. Di pojok kanan siswa laki-laki mulai berkumpul untuk menonton sesuatu di handphone mereka, ada juga yang mulai memainkan game online bersama teman mereka. Di dekat jendela murid perempuan mulai menggosipkan dari A sampai Z. Dari yang mereka suka sampai yang mereka benci. Di barisan paling depan anak-anak kutu buku yang lebih memilih mengerjakan tugas daripada bercerita atau berkumpul dengan teman lainnya. Dan di bagian tengah ada Reina cs dimana mereka telah bersiap untuk mengadakan konser dadakan.

"Ngel, bukunya kasih aja sama anak barisan depan. Biarin mereka tulis sendiri!"

Angel menoleh. Ia tersenyum dan mengacungkan jempolnya. "Siap!"

Baradam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang