Extra Part "Rahasia Reina"

319 42 27
                                    

Happy Reading📖

Satu hari setelah kepergian Reina. Kelima sahabat itu berkumpul di gedung tua dengan duka yang masih berkabung, ah ralat kecuali Katya.

Mereka memang masih bisa berkumpul tapi mereka saling mendiamkan satu sama lain. Tak ada sapaan, tak ada pembicaraan apapun.

Arkan menyusuri ruang lantai 2. Dimana ruangan itu Reina menyembunyikan banyak barang kenangan. Arkan mengetahui itu dari Revan. Pemuda itu selalu meminta Revan untuk selalu mengawasi dan menjaga Reina.

Siapa sangka Revan yang begitu terlihat membenci Reina, mengajaknya balapan, dan sesekali mencacinya dengan kata-kata yang menyakitkan adalah orang yang selalu menjaganya. Revan tau Reina selalu mendapat perlakuan buruk dari orang tuanya. Revan juga tau jika Reina sedang membutuhkan uang, dari situlah kenapa Revan selalu menantang Reina untuk balapan dan sebagai imbalannya Reina mendapatkan uang.

Dan siapa sangka pepatah "temanmu adalah musuhmu" itu benar adanya. Katya yang begitu terlihat akrab dengan Reina adalah teman yang menusuknya dari belakang. Hati orang siapa tau? Tentang niat baik dan buruknya orang juga tidak ada yang tau kecuali diri kita sendiri.

Arkan membuka kain-kain yang menutupi barang-barang yang tersembunyi didalamnya. Kenangan yang begitu sangat manis. Arkan mengambil sebuah foto. Ia mengelusnya secara perlahan. "Na, aku sayang kamu."

Tangannya beralih menyentuh barang lainnya. Ia juga membuka laci. Didalamnya terdapat kalung dengan bandul "BI" (Binar Indira). Pemuda itu juga merogoh saku jaketnya dan mengambil kalung yang sama hanya saja huruf bandulnya yang berbeda "RZ" (Reina Zefanya). Ia menyatukan kalung itu dan memasukannya kembali kedalam laci. Didalamnya juga terdapat secarik kertas yang mulai berubah warna menjadi kuning.

Arkan menaruh kalung itu dalam laci dan mengambil kertas itu.

"Tempat dimana diri kamu bisa menjadi 2"

Arkan mengerutkan keningnya. Tempat yang bisa membuat dirinya menjadi dua? Dimana? Arkan segera berlari menaiki tangga menuju rooftop, ia yakin keempat sahabatnya tengah berada di atas.

"Eh liat deh! Apa yang gue temuin!" Tangannya mengangkat kertas yang ia temui.

Semuanya berjalan mendekat, menghampiri pemuda itu. Mereka hanya memandangnya tanpa bertanya atau mengatakan sepatah katapun.

"Gue temuin ini di ruang lantai 2. Tempat dimana Reina selalu menyimpan barang-barang persahabatan kita dan juga kenangan Binar!"

Devan menoleh pada Arkan. Tangannya merebut kertas itu dari tangan Arkan. Ia membacanya. Lagi lagi yang membaca kertas itu mengerutkan keningnya. Mereka tak mengerti, tempat apa yang mampu membuat diri mereka menjadi 2.

"Kalo gitu mending kita turun ke lantai 2. Coba kita telusuri ruangan itu, siapa tau kita menemukan jawabannya. Pasti ada sesuatu yang Reina sembunyikan." Ujar Revan.

Semuanya mengangguk menyetujui, terkecuali Katya yang mengikuti tanpa minat. Semuanya mulai meraba dan meneliti setiap yang ada di ruangan itu.

Udara yang begitu sesak, membuat pemuda itu berjalan menuju jendela dan membukanya sedikit. Pemuda itu kini mengetahui jawabannya.

"Tempat dimana diri kamu bisa menjadi 2, itu cermin, kan?!" Monolognya ketika pemuda itu melihat pantulan dirinya dikaca jendela.

"Gue tau jawabannya! Tempat yang bisa bikin diri kita jadi 2 itu cermin! Coba kita cari cermin di ruangan ini. Buka semua kain yang menutupi barang-barang disini."

Semuanya membuka kain penutup di setiap ruangan. Di sebelah barat tepatnya di sebelah pintu terdapat cermin besar di pojok dinding. "Ya! Gue nemu cerminnya!" Teriak Revan. Semuanya mendekat.

Kini semuanya menatap cermin itu. Mereka bingung apa yang harus mereka lakukan, mereka hanya menatap pantulan diri mereka di depan cermin itu. Oh ayolah ini bukan cermin sihir ketika kamu melihat pantulan dirimu, cermin itu bisa membuka dengan sendirinya.

"Ngga ada apa-apa."

"Pasti ada sesuatu." Devan meneliti dan meraba setiap inci cermin itu.

"Coba kita angkat aja cerminnya?!" Usul Revan. Revan dan Devan mencoba melepas cermin itu tetapi tak bisa. Cermin itu seperti menempel dengan dinding.

Arkan meraba tembok sekitar cermin dan juga cermin siapa tau ada yang terlewatkan oleh Devan. Pemuda itu menemukan tombol kecil di sebelah kanan cermin. Ia memencet. Secara otomatis cermin itu terbuka. Ada sebuah kotak berukuran sedang didalamnya.

Arkan mengambilnya dan mencoba membukanya. Sebuah flashdisk, ponsel, dan sebuah buku berada didalamnya.

"Apa isi flashdisk ini?" Tanyanya.

****

Setelah mengambil flasdisk dan buku itu. Semuanya berkumpul di rumah Reina.

"Buat apa si kalian pake nyari peninggalan Reina. Orangnya aja udah meninggal, dengan barang itu ngga akan mungkin bisa bikin orang mati hidup lagi. Ikhlasin aja." Ujar Bram ayah Reina dengan entengnya. Seolah pria paruh baya itu tidak merasa kehilangan atas meninggalnya putri sulung mereka.

Arkan tak mempedulikan ucapan itu. Dia menyalakan laptopnya dan memasukkan flasdisk itu. Sebuah rekaman cctv terputar. Itu kecelakaan 2 tahun silam!

Dalam rekaman itu memperlihatkan Binar dan juga Reina yang tengah mengendarai sepeda motor nya di tengah gerimis. Reina memarkirkan sepeda motornya di tepi jalan raya. Disisi lain yang jaraknya terbilang lumayan jauh sekita 4 meter di belakang Reina, Binar mengendarai sepeda motornya dengan ponsel di tangan kirinya. Entah gadis itu sedang membalas pesan atau akan mengangkat telepon. Sampai akhirnya sebuah bus dari arah depan mengklaksonnya membuat dirinya terkejut dan membanting setangnya. Karena jalan yang terlalu licin membuat gadis itu terjatuh dengan sepeda motornya yang terus melaju hingga mengenai Reina.

Kebenaran pertama terungkap. Reina bukan pembunuh! Itu semuanya hanyalah kecelakaan.

Arkan meraih ponsel yang tadi berada didalam kotak. Pemuda itu menyalakannya. Arkan tau ini adalah ponsel Binar. Mungkin Reina telah memperbaiki ponsel milik Binar yang sepat rusak pasca kecelakaan.

Arkan segera mengecek sebuah pesan dan juga riwayat telepon Binar. Telepon terakhir ataupun pesan terakhir itu pasti yang mengganggu konsentrasi Binar dalam berkendara.

Arkan membisu di tempatnya.

Kebenaran kedua terungkap.

"Jadi, selama ini Reina--"

****

Terungkap juga kan kebenarannya.

See you next extra part♥️

Salam ka es, stnrmh

Baradam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang