|10.| Murid Baru dan Anggota Baru

348 46 47
                                    

Happy reading📖

Dalam perjalanan hidup. Kita akan selalu dipertemukam dengan orang yang baru dan memulai hidup yang baru. Hidup yang mungkin bisa merubah keadaan sebelumnya, entah itu memperbaiki atau pun akan memperburuknya.

Kita juga tidak bisa menyalahkan takdir tuhan yang telah di gariskan. Kita juga tidak dapat menolak siapa saja yang akan pergi dan datang dengan silih berganti.

Satu hal yang bisa kamu lalukan. Menerimanya.

****

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Reina berjalan seorang diri di sepanjang koridor dengan earphone yang tertempel manis di telinganya. Tangannya sibuk memainkan ponsel sepanjang perjalanan menuju kantin.

'Bruk!'

Reina memejamkan matanya dan mendengus. Siapa yang berani menghalangi jalannya. Sepasang sepatu di hadapannya membuat ia mengetahui sang pelaku adalah seorang pemuda.

Reina melepas earphonenya. Mendongakkan kepalanya, lantas ditatapnya pemuda di hadapannya itu.

Pemuda itu menundukkan kepalanya menatap Reina. "Maaf."

Reina memutar kedua bola matanya. Meneliti pemuda itu dari bawah hingga atas. Seragamnya berbeda, bukan seragam anak SMA Angkasa, pasti anak baru. "Hm." Hanya gumaman yang Reina berikan sebagai jawaban.

Reina baru saja, akan memasangkan kembali earphonenya dan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan pemuda itu. Tapi, tangan pemuda itu menahan tangan Reina. Reina menatap tangan pemuda itu dan menatap tajam pemuda di hadapannya. "Lepas!"

Pemuda itu melepaskan tangannya. Mengulurkan tangan kanannya di hadapan Reina. Reina menatap uluran tangan itu tanpa menjabatnya. Kepalanya sedikit ia miringkan, menatap sang pemuda dengan alis terangkat sebelah seperti mengatakan."Apa?" Menggunakan isyarat tubuhnya.

"Lo Reina kan? Kenalin nama gue--" Belum sempat pemuda itu menyelesaikan kalimatnya. Seseorang sudah terlebih dahulu memotong ucapannya.

"Nana!" Panggil seseorang dengan suara bassnya.

Gadis itu menoleh ke belakang. Seorang pemuda tersenyum dan berlari ke arahnya. Reina menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Apa?" Tanyanya ketika pemuda itu telah sampai di hadapannya.

"Habis darimana aja? Kok ngga ikutan pelajaran?" Tanya Devan.

"Bukan urusan kamu!"

"Na!"

Reina merotasikan kedua bola matanya. "Rooftop."

"Hah?"

Reina mengangkat bahunya acuh. Berjalan meninggalkan kedua pemuda di hadapannya itu.

"Eh mau kemana?" Tanya Devan. Langkah kakinya mengikuti Reina.

"Devan?" Panggil pemuda yang menubruk Reina. Dahinya mengkerut memastikan nama pemuda itu adalah Devan.

Langkah Devan terhenti dan menatap pemuda itu. "Eh, ada lo, Ko."

Reina menghentikkan langkah kakinya. Berbalik badan dan menatap kedua pemuda di hadapannya itu saling berinteraksi. "Mereka saling kenal?"

Reina berjalan mendekat pada pemuda itu. "Wait, lo berdua ... saling kenal?"

Kedua pemuda itu serentak menoleh pada Reina. Devan menganggukkan kepalanya dan berjalan mendekat pada Reina. Merangkul bahu Reina dan membawanya mendekat pada pemuda itu.

"Dia itu Chiko Keitaro, anak baru di sekolah kita sekaligus anggota baru dalam club motor kita juga kok. Revan dan juga Kevin yang bawa dia buat ikutan dalam clubnya kita." Ucapnya.

Baradam (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang