39. Sebuah Ungkapan

7.2K 347 12
                                    

"Ga!"

"hm"

"lo masih sama Cassie"

"iya, kenapa emang?"

"nggak apa-apa kok. Gue cuma nanya" keheningan kembali muncul diantara mereka berdua. Mereka sedang berada di taman belakang rumah, menatap indahnya langit di malam yang sejuk ini. Ya, walaupun dalam keadaan hening seperti ini, Areta tetap menyukainya karena Kafgan berada di sampingnya.

'perasaan ini mulai tumbuh, tetapi lo nggak akan bisa gue gapai. Lo udah terlanjur bahagia sama Cassie, jadi biarin gue nikmati waktu berdua sama lo walaupun dalam keadaan hening begini' batin Areta tersenyum getir menatap Kafgan dari samping seperti ini.

"gue boleh nggak sih egois?" tanya Areta menatap lurus ke depan

"maksud lo?" ucap Kafgan bingung, dia menoleh ke samping menatap Areta yang sedang tersenyum getir, namun jika di lihat dari samping senyum itu seakan senyum yang sangat manis

"gue boleh nggak sih, minta lo putus sama Cassie?" tanya Areta menatap Kafgan dengan mata yang berkaca-kaca. Kafgan diam, dia mengalihkan pandangan ke arah bulan yang sedang bersinar dengan terang

"kok diam? Kenapa, gue terlalu jahat ya?" tanya Areta memberanikan diri

"boleh" ucapan Kafgan membuat Areta terkejut. Seketika senyumnya kembali tercipta, bukan senyum getir melainnya senyum kebahagian yang terpancar di wajahnya

"beneran?" tanya Areta memastikan

"iya, tapi lo harus tau persetujuan gue dulu" ucap Kafgan memandang Areta dengan intens

"lo...maukan.." Dengan ketakutan Areta tetap bertanya karena dia ingin tau jawaban dari Kafgan, bukannya menjawab Kafgan malah beranjak dari duduknya

"loh mau kemana?" tanya Areta melihat Kafgan yang hendak beranjak pergi

"ke dalam" ucap Kafgan tanpa menoleh

"lo belum jawab pertanyaan gue"

"kalo gue jawab, apa lo bakal tetap suka sama gue" tanya Kafgan tanpa menoleh kearah Areta, dia hanya memberhentikan langkahnya

"emang salah kalo gue cinta sama lo?"

"salah! Gue baik sama lo bukan berarti gue udah mulai suka sama lo, dihati gue cuma ada satu nama yaitu-"

"cukup! Gue ngerti, disini emang gue yang penganggu. Jadi gue seharusnya sadar dari awal supaya gue nggak mencintai orang yang salah" ucapan Areta membuat Kafgan menoleh sesaat

"itu lo tau, jadi nggak usah baper sama sikap gue ke lo" ucap Kafgan masuk ke dalam rumah mereka tanpa menoleh sedikitpun kearah Areta

"ya, gue baperan. Gue bego!" gumam Areta menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong

.....

"kusut amat muka lo, kayak habis diputusin sama doi aja" ucap Eren menatap Areta yang sedang duduk di bangkunya dengan pandangan kosong

"woy, pagi-pagi udah ngelamun aja lo!" sentak Eren membuat Areta terkejut

"apaan sih! Ganggu aja lo"

"lo kenapa?"

"gue? Gue nggak kenapa-napa tuh"

"ck..yaudah sih kalo nggak mau cerita" ucap Eren pasrah

"pusing gue" ucap Areta lesu

"pusing kenapa?"

"kayaknya gue mau keluar deh dari Cakrawala" ucap Areta ragu

KAFGANARETA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang