46. Keputusan

9K 441 68
                                    

Telah rapuh, tetapi belum runtuh

.....

"kalian tetap nggak mau cerita? Yakin ini?" ucap Nadya masih meminta penjelasan tentang masalah kedua anaknya ini

"Ta?" tanya Tari menatap Areta

"aku mau pisah" lirih Areta dengan nada keraguan seketika Kafgan, Mama Nadya dan Mama Tari terkejut karena perkataan Areta

"oke, kalo itu mau kamu, tapi kamu nggak boleh begini Re. Kamu harus kasih tau dulu dong kenapa kok kamu bisa mau pisah begini" ucap Nadya mencoba tenang sedangkan perasaan Kafgan berkecamuk, dia marah, kecewa, bimbang rasanya bercampur aduk.

"kenapa, Ta?"

"hiks..hiks..Areta juga bingung Ma...Areta nggak tau" ucap Areta menangis pilu

"jelasin sama Mama, Re" ucap Nadya sambil memeluk anaknya agar tenang. Areta tetap menangis sambil memeluk erat Mamanya.

"hiks..hiks..udah ya Ma..Rere..capek" hari ini Areta menunjukkan kerapuhannya di depan Mamanya. Dia sudah tak kuat lagi hanya sekedar tersenyum menyembunyikan luka.

"oke, Areta tenang dulu ya. Kamu istirahat aja dulu di kamar" ucap Tari. Nadya langsung berlalu membawa Areta ke kamarnya

"jelasin, kenapa Areta sampai nangis kayak gitu!" ucap Tari menahan amarah

"ya, mama tau sendirikan Kafgan itu punya pacar"

"jadi, kalian belum putus?" tanya Tari kaget. Tari kira Kafgan telah usai dengan pacarnya itu.

"ya udah sih Ma, tapi rencananya mau balikan"

"sinting kamu!" kesal Tari menoyor kepala anaknya

"kalo sampai papa kamu tau, habis kamu! Inget Kafgan. Kamu sakitin Areta sama aja kamu sakitin Mama!" ucap Tari pergi menyusul Areta

"Ma, apa Kafgan salah? Semua ini bukan kemauan Kafgankan? Jadi kalo nggak sesuai ekspetasi Mama, Mama bisa apa? Lagian ini juga Tatakan yang minta"

"Kafgan! Ini Mama masih sabar ya sama kamu, sekali lagi kamu ngomong-"

"terserah Mama mau marha sama aku, tapi yang jelas Kafgan bahagianya sama Cassie Ma... Tata itu cuma benalu yang datang diantara kita berdua"

Plak

"jaga ucapan kamu! Mama pastiin kamu bakal mohon-mohon sama Areta biar dia kembali. Kamu! Nggak akan bisa jauh dari Areta" murka Tari dia langsung pergi ke lantai dua untuk menyusul Areta.

Kafgan hanya diam mematung, baru kali ini dia melihat Mamanya marah sampai seperti itu.

'apa gue salah, kalo gue cuma pengen bahagia sama orang yang gue sayangi?' batin Kafgan sambil memegang pipinya bekas tamparan Mamanya tadi

"Re, kamu yakin sama keputusan kamu?" tanya Nadya menatap Areta yang menangis sesenggukan

"Rere bingung Ma..." lirih Areta

"tolong, jangan kasih tau Papa sama Abang ya Ma..." mohon Areta

"Mama bakal tetap bilang Re, tapi nggak sekarang. Mama bakal tunggu waktu yang tepat"

"Ma..."

"Papa sama Abang berhak tau, Re.."

"Areta!" panggil Tari langsung memeluk Areta

"maafin Kafgan ya, Mama minta maaf banget sama kamu karena Kafgan kamu jadi begini" ucap Tari

"nggak kok Ma, disini emang Areta yang salah" ucap Areta mencoba menghentikan tangisnya

KAFGANARETA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang