43🍀

901 109 51
                                    

Hallo..

Assalammualaikum wr.wb..

Apa kabar semua.. Berapa lama ini lapak nda up? Heheh mohon maaf ya.. Belum gercep up.. Tapi ini insyaallah gercep kok.. Soalnya mendekati mau pamit..

Sudah diputuskan.. Series Umi sama Abi akan berakhir di series book 2 ini..

Terima kasih yang sudah berpartisipasi.. Dari Season 1 atau baru di season 2 ini.. Semoga yang belom baca season 1 segera baca ya.. Biar paham alurnya..

Dan yang sudah setia nunggu.. Terima kasih atas dukungannya.. Terima kasih atas pengertiannya.. Yang kadang mood naik turun. Kadang insecure..

Dan terima kasih atas Vote dan juga Komentarnya.. Masih ditunggu sebelum series 2 ini Pamit ya gaise.. Xixixi..

Dan ya tidak berlama-lama..

Selama membacaaa..

Happy reading guise..

















Ada yang membaik ada pula yang memburuk, ada yang bertaubat ada pula yang menambah dosa. Semua manusia itu sama, yang membedakan adalah cara mereka memilih dosa.

2 bulan kemudian..

Keadaannya membaik, seiring berjalannya waktu. Walaupun moodnya menjadi kacau, bukan karena ada adik untuk si sulung dan si kembar. Kekacauan memori yang kadang mengingatkannya pada hal paling menyakitkan, sering kali merasa amarah meledak atau kepiluannya.

Weekend, waktu berkumpul dengan keluarga. Ashad yang baru sibuk masuk dunia perkuliahan juga baru merasakan apa itu nikmatnya akhir pekan. Walaupun akhir pekannya tetap 'momong' 3 bayik dirumah. Baginya nda masalah, apalagi ngurusin si kembar.

"Mii.. Mii!"

"Iya sayangnya umi? Mas Zach mau apa eum?"

"Al! Al! Al!"

"Mamas? Mamas Akmal?"

"Eung!!"

"Mamasnya lagi bantuin mas Ashad nguras kolam.. "

"Al! Al! Huks.. Al!"

"Sebentar.. Sabar ya sayang.."

Seperti terprogram alami, ketika kata sabar diucapkan tangisan yang akan pecah berhenti. Bersama dengan langkah besar seseorang yang tiba-tiba mengangkat tubuh gempalnya tinggi-tinggi dan membuat pekik tawanya pecah.

"Haaa!"

"Ihh.. Si endut wangi bangett.. Mau kemana?"

"Al! Al!"

"Iya.. Ayo kita liatin mas Akmal nguras kolam.."

Mata bulan sabit itu hampir hilang, melihat interaksi dua prianya dan pekiknya riang sikecil. Dia masih mengusap lembut rambut lembut Jef, Jef baru dapat antrian untuk nutrisi terbaiknya. Si cantik masih asik menikmati rasa manis itu, dan tangannya sibuk menarik jilbab uminya.

"Yang.."

"Eum?"

"Tirta telfon.. Katanya dia beliin anak-anak baju-baju gemes gitu.. Suruh fotoin.."

"Oh? Kok nda bilang adek sih?"

"Mana mas tau sayangku.. Terus gimana?"

"Apanya?"

"Hish.. Fotonya sayang.."

"Properti adek.. Kamera.. Nda ada.."

"Mas beli kamera ya?"

Takdir Cinta dari-Nya [Mission Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang