5. Pernikahan 2

1.2K 96 30
                                    


Hayuk tekan bintangnya ya, jika kalian suka sama cerita ini.

Cek typo juga
Happy reading

***

Kesyukuran hidup sering kali bergantung pada sudut pandang kita pada sesuatu. Semua akan sangat berbeda saat dilihat dengan cara yang berbeda. Hidup itu tentang sudut pandang, lalu kita ambil makna dari tiap tempuhannya agar kesyukuran bisa hadir. Saat itu terjadi hati yang terasa hampa akan kembali terisi.

Beberapa menit yang lalu, Haidar melihat sosok Hazimah di resepsi pernikahannya. Walau pada umumnya laki-laki bersifat tegar dan kuat secara fisik. Namun, jika menyangkut masalah hati dia juga rapuh dan bisa tersakiti. Kebenaran yang akhirnya terungkap membuat Haidar seolah tak berpijak di bumi. Tubuhnya ringkih, seringkih hatinya yang menemukan sebuah kenyataan. Berapa banyak lagi rahasia dalam hidupnya yang belum terungkap?

Sahabat yang selalu menguatkannya, dia sendirilah yang kini menghancurkannya. Garis kehidupan terus mempermainkan hati Haidar. Arah pandangnya mengikuti langkah wanita yang masih bersemayam di hatinya itu. Hingga di titik tangannya bergelanyut manja pada seorang lelaki. Lelaki yang sangat dikenal Haidar, Zafran Abrisam.

Rabbana dzolamna anfusana, waillam tagfirlana watarhamna lanakuunanna miinal khosiriin. Wahai Tuhanku, sesungguhnya kami telah berbuat zalim terhadap diri kami sendiri. Seandainya Engkau tidak mengampuni kami, maka niscaya kami termasuk ke dalam golongan orang-orang yang merugi.

Doa itu terus Haidar lantunkan. Selama ini, dia telah berbuat zalim terhadap hatinya sendiri. Membiarkan cinta yang bukan saatnya menguasai hati dan pikirannya. Kini, semua tampak terang benderang ketika Haidar berusaha melepas pengharapannya kepada Hazimah. Jalannya untuk menemukan perempuan yang menguasai hatinya seolah terbuka lebar. Tanpa ia minta Hazimah telah datang di hadapannya.

Pertemuan yang selalu dia impikan, rasa yang ingin dia ungkapkan, kata maaf yang ingin dia dapatkan, semua seolah begitu mudah sekarang Haidar mencapainya. Namun, semua rasa tak mampu ia utarakan. Bukan sebuah kehinaan kehilangan cinta karena memilih diam. Pusaran rindu kian menguap seiring langkah pasangan halal itu mendekat ke arah Haidar.

Senyum getir menghias paras tampannya. Adakah yang lebih menyakitkan ketika sebuah pertemuan yang diharapkan tak seperti keinginannya. Perjumpaan yang dirancang sedemikian indah, hanya menyisakan potongan-potongan hati yang berserakan. Masih dengan rasa tak percaya akan apa yang dilihatnya. Haidar membuka kata untuk suasana canggung yang tercipta.

"Istri?" Menunjuk dengan dagu ke arah Hazimah. Sementara Aliyah yang ada disampingnya, hanya diam tanpa tahu apa hubungan mereka dengan suaminya.

"Kenalkan! Dia yang sering aku ceritakan padamu. Teman masa kecilku yang sekarang menjadi bidadari surgaku." Terpancar jelas kebahagiaan Zafran. Sementara Hazimah hanya menundukkan pandangannya.

Sewaktu masih SMA dulu, Zafran memang pernah mengatakan jika dia merindukan sahabatnya yang juga tetangganya. Namun, saat ayahnya pindah tugas ke desa Haidar, dia terpaksa ikut dan berpisah dengannya. Tak disangka oleh Haidar jika sahabat perempuan yang juga cinta pertama Zafran itu adalah Ghazala Hazimah. Zafran selalu menyebut Aza kepada Hazimah, sedangkan Haidar memanggilnya Ghaza. Sebuah persamaan yang jelas terbaca, tetapi keduanya terlalu dibutakan oleh rasa.

Allah benar-benar menunjukkan kuasa-Nya hari ini. Dua orang sahabat yang sering menceritakan isi hati masing-masing ternyata melabuhkan cinta pada satu orang yang sama. Semua orang bisa mencintai. Semua orang dapat menaruh harapan, tetapi hanya orang-orang istimewa yang mampu menahan dan memendam rasa demi sesuatu yang bernama keridaan dan keikhlasan.

Haidar menata hatinya sebelum mengulurkan tangan kepada Hazimah. "Kenalkan, Haidar, sahabat Zafran dan ini istriku, Aliyah." Tak disangka uluran tangan Haidar kepada Hazimah, hanya dibalas dengan gerakan mengatupkan kedua tangannya. Hazimah pun segera berlalu tanpa peduli perasaannya. Istri Zafran itu mungulurkan tangan kepada Aliyah dan memberi ucapan selamat disertai dengan pembacaan doa pengantin untuk Aliyah. Ada sedikit rasa kecewa di hati raja sehari itu.

Seindah Surga Yang Dirindukan (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang