🐳 jangan lupa untuk vote + coment yah! Lope banyak banyak!
🐳 FOLLOW AKUN AKU YAH, @Karuniaaa_w.
CIE UDAH LAMA BANGET AKU GHOSTING, AKU LAGI PKL, MAKANYA LAMA...
***
HAPPY READING.
Uhek..uhek...hiks hiks..uhek. Mual? Tentu saja mual. Rasanya seperti di kobok-kobok perutnya. Safira menangis sambil terus memuntahkan cairan yang bening. Hanya itu yang keluar dari mulutnya membuat Safira mengerutkan keningnya bingung.
"Kok mual banget ya," gumamnya sambil memegangi perutnya yang sakit.
"Apa aku salah makan? Perasaan enggak deh," ujarnya dengan terheran-heran. Tidak ada hujan, tidak ada angin kenapa dirinya mual dan pusing. Biasanya juga tidak seperti ini, kenapa hari ini begitu aneh.
"Udah 4 hari juga aku mual terus, apa aku hamil? Ah masa si, tapi——— Gejalanya juga rada sama apa yang aku cari di google, tapi––— kok bisa hamil si?" cicitnya dengan pelan di dalam kamar mandi. Safira masih saja takut, jika kenyataannya benar bahwa dirinya sedang hamil, apa kata orang nanti? Lonte atau cabe, omaigat. Tidak bisa, Safira tidak mau hal itu terjadi.
"Apa aku coba test pake testpack? Ah tapi takut negative—— kan malu," tuturnya sambil terus-menerus menatap testpack yang sudah ia beli kemarin secara diam-diam tanpa Reyhan tahui. Dari kemarin, Safira memang sudah merasa sangat penasaran karena dirinya merasakan bahwa ada sesuatu yang harus dirinya tahu sekarang.
Baru saja hendak mencoba, suara Reyhan berteriak membuat dirinya terkejut bukan main.
"Sayang, cepetan dong—— aku mau pipis," teriak seseorang dari belakang pintu. Siapa lagi kalau bukan Reyhan yang notabenenya adalah suaminya sendiri.
Dengan cepat Safira memasukkan testpack itu ke dalam saku celananya. "I—iya bentar,"
"Buruan, aku kebelet," teriaknya lagi. Safira mendegus dan membuka pintu kamar mandinya membuat Reyhan tertawa kecil tanpa dosa.
"Sabar kek," ocehnya dengan kesal.
***
"Fir, hari ini kan hari sabtu. Kita libur kan, aku mau bilang sesuatu sama kamu," ujar Reyhan saat Safira sedang bermain ponsel barunya yang Reyhan beli beberapa hari yang lalu.
"Kenapa emang?"
"Kita bakalan pindah rumah, kamu mau kan?"
Pindah rumah? Apa itu tidak salah. Menurut Safira tinggal disini sudah cukup dan sederhana. Masa iya mereka harus tinggal berdua. Apa Reyhan mempunyai uwang? Apa Reyhan ngepet? Ah, Safira menjadi gila untuk memikirkan itu semua.
"Loh kenapa emang?" tanya Safira dengan heran. Tinggal bersama Mamah Putri sangat nyaman kok. Mamah Putri tidak pernah membentak dirinya apalagi mengomeli dirinya. Tinggal disini, sangat nyaman bahkan lebih dari kata nyaman.
"Kita kan udah menikah. Apalagi kan aku suami kamu—— banyak banget kewajibannya." Safira hanya menganggukkan kepalanya kecil dan tersenyum malu. Tidak menyangka, jika Reyhan berpikir sejauh itu. Ya Allah, meleleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage (Completed)
HumorStory' 1 Seorang gadis sederhana yang sudah terjebak di dalam ikatan suci. Ini semua karena kejahilan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya. Sebelum pangkatnya menjadi istri, Safira sering sekali di kerjai habis-habisan oleh laki-laki tersebut...