Sudah di revisi tahun 2025 ya!
***
HAPPY READING.
Setiap pagi, Safira memang selalu mengantarkan koran-koran terlebih dahulu sebelum berangkat ke sekolah. Itu adalah pekerjaan Safira setiap hari agar menghasilkan uang untuk membiayai kebutuhannya.
"Tralalalalala, akang gendang kalo aku bilang maju, maju ya," ujarnya sambil bernyanyi akang gendang yang sedang viral di sosial media. Walaupun dirinya memang tidak mempunyai ponsel, tetapi dirinya tahu betul lagu viral itu dari radio bututnya.
"Btw, udah jam 6.30. Otw ke sekolah deh aku.." teriaknya dengan semangat serta wajah yang selalu berseri-seri.
Gadis berkuncir kuda itu sudah berjalan dengan sangat riangnya, ia bahkan melupakan kejadian tadi pagi yang membuat dirinya kesal setengah conge. Eh conge? Salah, maksudnya budek.
Gimana tidak kesal? Sepeda kesayangannya sudah rusak secara tiba-tiba. Ah, pasti sudah ada orang yang merusakinya. Apa jangan jangan, ah tidak-tidak. Safira tidak boleh berpikir tidak-tidak. Mungkin sepedanya rusak karena tertiup angin kencang.
Tapi, mana mungkin angin bisa sehebat itu. Sungguh aneh, lalu kenapa? Tidak mungkin jika sepedanya rusak karena di rusaki oleh seseorang. Apa karena dirinya tak sengaja menabrak mobil waktu itu? Apa itu karma? Waw. Dahsyat juga ternyata. Pikirnya dalam hati.
Hari ini adalah hari yang membuat Safira sedikit senang. Ia sudah memakai seragam baru serta sepatu barunya dari Mauren. Sahabatnya.
"Sepatu baru? Nyolong lo ya!?" Luna berucap saat Safira berjalan melewati koridor sekolah.
Bukannya Safira takut kepada mereka semua toh Safira hanya saja malas untuk bertengkar di sekolah karena dirinya adalah anak beasiswa.
"Enggak kok," jawabnya dengan gelengan kepala. Luna dan Citra berdecih, mereka berdua sangat membenci Safira. Karena Safira, Mauren telah berpaling dan berteman baik kepada gadis Upik abu itu.
"Alah boong, aja Lo!" Seru Citra sambil mendorong tubuh Safira membuat sang empunya sedikit oleng karena serangan dadakan itu.
"Aku teh tidak mencuri Lun, Cit," Safira membela kebenaran sambil mendegus. Lelah juga jika berbicara bersama keduanya.
Luna tertawa langsung menjambak rambut Safira membuat Safira meringis kesakitan. Citra hanya tertawa menatap Safira yang sudah di jambak kuat oleh Luna.
"Lepasin yo aku tuh salah apa sama kalian berdua, sa––kit," lirih Safira memohon agar Luna melepaskan jambakkan itu. Luna semakin senang, dirinya terus menarik rambut Safira membuat Safira berteriak kencang. Banyak siswa-siswi yang hanya menatap kejadian ini dengan tatapan yang sulit di artikan.
Mauren yang melihat bahwa temannya sedang di jambak oleh Luna seta Citra langsung berlari untuk meleraikan kegilaaan mantan sahabatnya itu. Mauren langsung mendorong tubuh Luna membuat Luna tersungkur di lantai.
"Mauren!?" serempak mereka berdua saling menatap. Mauren langsung menarik lengan Safira, membawa gadis itu ke belakang tubuhnya agar berlindung.
"Dia gak nyuri! Sepatu itu dari gue, tolol!" geram Mauren sambil menampar wajah Luna dengan telapak tangannya. Sontak aksi tersebut membuat Luna serta Citra membulatkan matanya tidak percaya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage (Completed)
HumorStory' 1 Seorang gadis sederhana yang sudah terjebak di dalam ikatan suci. Ini semua karena kejahilan laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya. Sebelum pangkatnya menjadi istri, Safira sering sekali di kerjai habis-habisan oleh laki-laki tersebut...