Bagas (?)

4.3K 279 14
                                    

HAPPY READING.

"Buluk, aku mau pipis..."

Empat kata itu langsung membuat Reyhan membuka matanya dan berdecak dengan kesal. Mengapa Safira mengatakan seperti itu. Kesal, tentu saja dirinya sangat kesal.

Reyhan berdecak dan langsung mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Dirinya kesal karena Safira sudah menggagalkan rencana keromantisan ini serta menggagalkan rencana pembuatan Reyhan junior yang kedua.

Jujur, Reyhan sangat merindukan sentuhan Safira. Safira yang tahu bahwa Reyhan sedang merajuk langsung berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi. Dirinya akan membuang air kecil terlebih dahulu karena sudah tidak tahan.

Setelah Safira pergi ke kamar mandi. Safira balik lagi dengan perasaan yang gelisah. Dirinya tidak enak kepada Reyhan dan apakah dirinya harus meminta duluan agar suaminya tidak merajuk?

"Buluk," panggilnya kepada Reyhan. Reyhan hanya diam dan tidak merespon ucapan Safira itu membuat Safira merasa bahwa Reyhan sedang marah besar.

Akhirnya karena mereka saling diam. Safira langsung merebahkan tubuhnya di samping Reyhan yang hanya diam dengan ponsel ditangannya. Entahlah, Safira dapat melihat bahwa suaminya sedang sibuk dengan ponsel mahalnya itu.

Pagi sudah tiba. Kedua sejoli itu sudah rapih dengan pakaian seragamnya. Hari ini, mereka berdua akan masuk kembali ke sekolah.

"Kamu mending dirumah dulu. Kan kamu baru keluar dari rumah sakit," ujar Reyhan lembut kepada Safira. Safira mengerucutkan bibirnya sedangkan Reyhan sudah sedang memakai dasinya.

Safira mendegus. "Enggak mau. Aku mau sekolah dan lagian juga aku udah rapih pakai baju seragam dari satu jam yang lalu sebelum kamu mandi. Titik aku harus sekolah!" sengitnya karena memang dirinya merindukan masa-masa sekolah SMA.

"Kamu diem-diem aja dirumah. Istirahat dulu sayangku cintahku..." gereget Reyhan sambil   memasangkan dasinya dengan asal-asalan. Safira yang melihat itu langsung berdecak kesal dan langsung berjalan ke arah Reyhan dengan bibir yang mengerucut.

"Gak bener banget si! Jelek tau kaya gini!" omel Safira sambil membetulkan dasi Reyhan. Reyhan terkekeh pelan lalu mengusap rambut Safira dengan pelan. Safira hanya tersenyum dan tetap melakukan kegiatannya, memasangkan dasi suaminya yang manja ini.

"Udah..." girang Safira karena dirinya dapat menghasilkan hasil yang sangat bagus.

"Makasih sayang..." ucap Reyhan lalu mengecup kening Safira. Safira diam menahan senyumannya. Ah, Safira salah tingkah dengan perilaku manis dari Reyhan ini.

"Cie udah gak ngambek.." goda Safira dan sontak membuat Reyhan merasakan malu. Mengapa dirinya harus merajuk semalam. Pikirnya dengan malu.

"Apa si. Kamu si ngeselin!" kesal Reyhan dan mencubit hidung Safira. Safira tertawa geli dan menjulurkan lidahnya lalu kabur kebawah dengan membawa tas ranselnya. Menggoda Reyhan memang sangat seru baginya.

Reyhan hanya menggelengkan kepalanya karena melihat kelucuan istrinya itu. Safira masih saja seperti dulu. Lucu dan menggemaskan seperti seekor sapi.

"Luk, kenapa si aku bisa naik kelas 12?" tanya Safira di sela-sela mereka berjalan dikoridor. Kondisi Safira sudah sangat baik dan sehat. Tetapi satu, Safira belum bisa melakukan kegiatan yang sangat berat.

The Young Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang