Kekonyolan part 1

10K 659 9
                                    

🐳 HAI. HAI. KITA MULAI AJA KALI YA, OH IYA JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW AKUN AKU DULU -!

***

HAPPY READING.

Sesuai dengan janjinya. Hari ini mereka berdua akan pulang bersama. Reyhan akan setia menunggu Safira di dekat halte dekat sekolah.

Safira mengatakan bahwa dirinya tidak ingin di bullying oleh para fans Reyhan yang fanatik itu. Duh memang benar, fans Reyhan itu sangat ganas-ganas bahkan bisa masuk ke katagori bringas.

"Mana sih tuh orang," dumel Reyhan karena sudah lelah menunggu.

"Mana mau hujan gini! Untung hari ini gue bawa mobil," gumam-nya di halte sendirian. Bahkan Reyhan sudah mondar-mandir sambil melihat ke atas langit yang sudah ingin turun hujan itu. Awan tidak menampakkan cerah, Reyhan yakin sedikit lagi akan turunnya air dari atas alias hujan.

"Dimana ya dia––––udah tau mau gelap gini, emang tuh orang bisanya suruh-suruh doang," decaknya sambil melipatkan kedua tangannya di dada.

Byur.

Benarkan dugaannya.

Reyhan memang bukan peramal tetapi Reyhan mempunyai insting. Sial. Lama sekali. "Tuh kan gue bilang juga apa, ujan."

"Mau di telfon juga dianya kaga punya HP, heran gue mah udah jaman modern kaya gini––– masih aja kaga punya HP, dasar kampungan," kesalnya bertubi-tubi.

"Kalo dia lama bakalan gue cium tuh bibirnya sampe gak bisa nafas. Mati-mati bodo amat––– eh, jangan deh, nanti gue jadi duda muda dong, ogah amat!"

Hanya itu yang Reyhan katakan sambil terus-menerus menunggu Safira untuk datang ke halte, tempat dimana mereka berjanjian untuk pulang bersama.

"Lama banget anjing, bisa-bisa gila gue!" kesalnya sambil memutar-mutar topi yang berada di kepalanya. Menunggu istrinya memang melelahkan. Reyhan masih setia menunggu sang istrinya alias si biang kerok, siapa lagi kalau bukan Safira. Walaupun Reyhan menunggunya sambil menggerutu kesal. Ehehey, "Mana lagi tuh bocah," gerutunya lagi.

"Mana ujan makin deres gini––– kalo sampe 5 menit dia kaga dateng juga, fiks bakalan gue tinggal dia disini," kesalnya sambil terus mondar-mandir di halte yang sudah turun hujan deras. Reyhan langsung mendudukkan bokongnya di bangku halte sambil terus menunggu istrinya. Sangat lama. Dimana Safira?

"REYHAN!!"

Teriak seseorang gadis dari ujung sana. Dan itu adalah Safira. Reyhan tak habis pikir dengan akal gadis itu, gadis itu malah melambaikan kedua tangannya terus berteriak namanya berkali-kali seperti ini.

REYHAN, REYHAN !

Heran.

Hujan semakin deras dan gadis itu malah bermain hujan membuat seragam-nya basah kuyup. Tapi satu yang membuat Reyhan menepuk jidatnya. Gadis itu sudah membawa plastik besar bewarna hitam yang pasti itu sudah di isikan oleh tas ransel serta sepatunya. Wow. Pintar juga istrinya.

"CEPATAN!" teriaknya tak kalah kencang. Safira akhirnya berlari ke arah Reyhan dengan tertawa menampilkan deretan giginya. Reyhan menatap Safira jengah yang sudah basah kuyup basah itu.

The Young Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang