koma

5.3K 311 4
                                    

HAPPY READING.

Tangisan seorang laki-laki membuat seluruh orang yang berada di rumah sakit menatap  dengan tatapan belas kasihan. Tangisan itu terdengar sangat pilu membuat seluruh orang yang berlalu lalang hanya bisa melihat, menatapnya dengan tatapan yang sedih.

"Hiks.." Tangisan demi tangisan sudah terdengar oleh orang yang berlalu lalang. Reyhan masih menangis tanpa menahan malunya sebagai laki-laki. Reyhan benar-benar histeris dengan kejadian ini.

Baginya, Safira adalah belahan jiwanya. Dirinya sangat menyayangi Safira. Sampai kapan pun dirinya akan mencintai Safira.

Berbeda dengan seorang perempuan yang sudah berjuang di dalam ruangan serba putih itu. Safira sedang mengalami kritis dan pendarahan.

"Reyhan. Gimana?" ujar seorang wanita paruhbaya cantik, itu adalah Mamah Putri. Mamah Putri yang mendapatkan kabar itu langsung bergegas menuju rumah sakit.

"Hiks.. Mah," sendunya sambil memeluk Mamah Putri dengan erat. Surya, Mauren dan Dinda juga ikut kerumah sakit dan menahan tangisannya.

"Cerita kenapa, Safira baik-baik aja kan?" tanya Mamah Putri dengan panik. Reyhan menggelengkan kepalanya dan memeluk Mamahnya kembali.

"Hiks.. kata dokter.."

Setelah mengetahui bahwa itu adalah Safira, Reyhan langsung mematung dan menangis dengan histeris.

"Safira. Dia istri saya! Dia istri saya!" teriak Reyhan lantang dan berlari ke arah Safira dengan kaki yang sudah lemas.

Semuanya menganggukkan kepalanya tanpa ragu karena melihat Reyhan yang sudah memerah dan panik. Darah terus mengalir membuat Reyhan tambah histeris. Tanpa aba-aba Reyhan langsung membuka seragamnya lalu di letakkan di tubuh Safira agar Reyhan tidak bisa lagi melihat darah yang terus mengalir dan menutup tubuh istrinya yang sedikit terbuka karena seragam Safira robek.

"Hiks .. kamu harus kuat," peluknya dengan darah yang terus mengalir. Tanpa memerlukan waktu lama, Reyhan mengangkat tubuh Safira dan dirinya letakkan di atas brakar yang sudah berada di sampingnya.

"Apa bapak suaminya?" tanya supir ambulance itu dan kedua temannya. Reyhan menganggukkan kepalanya dan masuk ke dalam mobil ambulance bersama Safira yang sedang memejamkan matanya.

"Ambil mobil gue dijalan depan. Kunci ada di dalam mobil. Cepet," telfon Reyhan kepada Boby. Setelah sudah, Reyhan langsung menutup ponselnya dan menatap Safira dengan sendu.

"Kamu harus kuat.." ujarnya di dalam mobil ambulance. Darah terus mengalir membuat Reyhan yakin bahwa Safira akan mengalami kehabisan darah.

Sesampainya di ruang UGD, seluruh dokter langsung mengecek dan memeriksa keadaan Safira yang sudah berlumuran darah itu.

"Jadi gimana?" tanya Reyhan dengan panik saat melihat dokter itu keluar dari UGD. Dokter itu menggelengkan kepalanya dengan lesu.

"Bayi yang berada di dalam perut ibu Safira sudah meninggal karena pendarahan dan bentrokan yang kuat. Dan...." jedanya membuat Reyhan kesal dan ingin membakar rumah sakit ini.

The Young Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang