keajaiban

4.9K 323 13
                                    

HAPPY READING.

Dan Safira sedikit tidak konsentrasi karena saat memejamkan matanya dirinya membayangi wajah sang adik, Mamah dan Papahnya yang sudah menemani dirinya kemarin. Safira hampir membuka matanya tetapi Safira tidak sengaja mendengarkan suara tangisan kencang. Suara tangisan itu adalah suara tangisan suaminya, ya Reyhan sudah menangis dengan histeris.

Safira kembali merapatkan matanya dengan erat. Dirinya langsung mencoba kembali konsentrasi agar dirinya bisa terbangun ditubuhnya kembali dan bahagia bersama suaminya.

"Bangun, aku mohon.." Suara lemah itu dapat Safira dengar dengan samar-samar. Safira langsung mencoba membuka matanya, dirinya yakin bahwa dirinya sudah masuk ke dalam tubuhnya sendiri. Dengan berat, matanya mulai membuka secara perlahan-lahan membuat semua orang terkejut akan hal itu.

"Buluk..." Suara lemah membuat Reyhan langsung mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah cantik milik istrinya.

Hey, istrinya telah bangun. Apa ini hanya halusinasinya saja? Tolong sadarkan Reyhan sekarang juga, jika ini hanya halusinasi dirinya.

"Rey," panggilnya kedua kali sontak membuat Reyhan benar-benar sadar. Safira telah bangun, istrinya bangun. Suster pun langsung terkejut dan berlari memanggilkan dokter.

Semuanya yang melihat bahwa Safira bangun hanya bisa lemas dan menangis haru. Safira dengan lemasnya menggerakkan kepalanya. Reyhan langsung memeluk dan menangis kembali.

"Jangan tinggalin lagi hm," ucapnya dengan nada yang parau.

Dokter pun langsung masuk dan memeriksa keadaan Safira. Setelah sudah, para suster langsung memasangkan alat pernafasan kepada Safira kembali.

"Kalian bisa keluar semua. Saya akan memeriksa kembali nona Safira," ujar dokter itu kepada mereka.

Empat menit mereka menunggu lagi. Reyhan benar-benar gelisah. Apa ini keajaiban dari tuhan? Jika benar, Reyhan hanya bisa mengucapkan terimakasih.

Semuanya hanya diam dan masih meneteskan air matanya. Entah kenapa air mata mereka semua masih saja turun dan mengalir di pipi.

"Alhamdulillah. Keadaan Safira baik-baik saja dan kamu jangan mencoba untuk mengajak berbicara terlebih dahulu kepada nona Safira, karena pasien masih harus banyak istirahat dan proses pemulihan," terang dokter itu kepada Reyhan. Reyhan menganggukkan kepalanya dan langsung masuk ke dalam ruangan putih itu.

Semuanya diam membiarkan Reyhan untuk masuk. Mungkin, Reyhan sangat rindu kepada istrinya itu. Reyhan masuk dan langsung memeluk Safira dengan sedikit menangis kecil.

"Kamu kenapa?" ucapan itu sudah lolos di bibir mungil milik Safira. Reyhan menggelengkan kepalanya dan langsung duduk di kursi samping Safira. Dirinya rindu dengan suara lembut dari istrinya ini.

"Mamah dan yang lain pulang dulu. Safira jaga kesehatan ya sayang. Nanti Mamah kesini lagi."
Safira menganggukkan kepalanya dan tersenyum kepada Mamah Putri.

"Bro, gue sama yang lain mau ke kantor polisi dulu. Mau ngurus si biang kerok." Reyhan hanya menganggukkan kepalanya mempersilahkan para temannya mencari dimana Salsa berada sekarang.

"Safira, aaa——— rindu. Gue pulang dulu ya, nanti kita kesini lagi, cepet sembuh ayang!" pamit Mauren dengan senyuman yang merekah. Dinda hanya tersenyum serta menganggukkan kepalanya.

The Young Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang