Lo hamil?

4K 294 13
                                    

🐳 MAU CAST?

***

HAPPY READING.

Setelah mereka melalui perjalanan selama satu jam setengah. Akhirnya mereka semua sudah sampai di tempat dimana itu adalah tempat mereka untuk camping.

Hutan yang cukup lebat dan luas membuat siapa saja takut untuk menelurusi ke dalam. Mauren, Dinda dan Safira mereka bertiga sudah berbaris rapih.

"Selamat siang semua. Makasih untuk partisipasinya, dan sekarang bapak akan memberitahukan bahwa kalian akan di bagi kelompok dan satu kelompoknya harus terdiri dari 4 orang, paham semua!" ujar pak Bambang selaku guru ekskul pramuka. Semuanya menganggukkan kepalanya dan mencari teman untuk setenda.

"Kita baru bertiga satu lagi dong," ucap Dinda sambil mencari-cari seseorang yang belum mendapatkan kelompok.

"Gue boleh gabung?" Seorang perempuan dengan gaya rempongnya. Mauren mendegus lalu berdecak kesal. "Gak!"

"Kenapa? Semuanya udah ada kelompok tinggal gue doang," jawab Salsa lagi dengan wajah sangarnya membuat Mauren melirik Safira sekilas dan menghela nafasnya.

"Lo boleh gabung," tuntas Mauren dengan wajah yang judes. Salsa tersenyum licik dan masuk ke dalam kelompok Safira. Mereka berempat juga sudah mencari-cari tempat untuk mendirikan tendanya yang cukup besar ini.

"Bantuin dong Sal!" cibir Mauren karena Salsa sedari tadi hanya duduk memainkan kuku-kukunya.

"Gak deh. Kalian aja, nanti kuku gue patah!" timpal Salsa. Mereka bertiga hanya menghela nafasnya dan membangun tendanya bersama-sama.

"Fir, muka elo pucet banget. Elo udah minum vitamin kan?" tanya Mauren kepada Safira yang sedari tadi diam dengan keadaan yang pucat.

"Udah kok Ren,"

"Kenapa pucet? Udeh deh jangan mikirin tentang masalah itu dulu. Kita camping dulu ya," ujar Mauren dengan gaya bebek membuat Safira tersenyum lalu memeluk Mauren dengan erat. Sedangkan Dinda hanya tertawa kecil sambil memegangnya ranting pohon di tangannya.

"Dinda sini!" Dinda tersenyum berjalan kearah Safira yang sedang memeluk Mauren. Saat Dinda sudah berada di depannya, Safira langsung memeluk Dinda juga dengan erat membuat Dinda tertawa.

"Sayang kalian berdua deh," gemas Safira sendiri. Dinda tertawa, jadi ini rasanya mempunyai sahabat?

***

"Jadi elo berantem sama Safira?" tanya Boby sambil mendirikan tendanya. Reyhan menganggukkan kepalanya lesu.

"Kenapa bisa?" sahut Tata.

"Jadi, gue kemaren malem ke club dan sedikit mabuk. Terus gue ketemu Salsa dan ternyata Salsa naro obat tidur di minuman yang dia pesen. Gue udah tahu makanya enggak gue minum!" jelasnya agar Boby dan Tata dapat percaya dengan ucapan Reyhan.

"Tapi kenapa Safira percaya?" tanya Boby sambil berjalan mendekati Reyhan.

Reyhan menghela nafasnya. "Awalnya si gue cuma mau buat Safira cemburu juga. Masa gue doang yang ngerasain patah hati. Dia harus rasain juga lah. Eh——— tapi taunya malah kaya gini. Ini salah gue si," lesunya saat tahu bahwa Safira salah paham dengan semuanya.

"Lo nya juga goblok!" emosi Tata dan langsung melemparkan ranting ke arah Reyhan. Reyhan mendegus. Benar kata Tata, dirinya goblok.

"Yah gue mana tahu kalo jadi kaya gini!" Tata dan Boby hanya diam bingung untuk membantu temannya ini.

The Young Marriage (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang