Duh, buat yang nanya kenapa story ini jarang di up? Sebenarnya gak jarang kok, paling lama juga dua hari sekali, gak lama dong? Hehe.
Tapi yang Way To You upnya kenapa setiap hari? Nah bedanya Way To You itu story revisian, storynya udah ada cuma tinggal Aya publish ulang jadi gak harus mikir sama Aya ketik dulu, hehe. Tengkyu 😁
.....
"Hai Ay! Udah siap bermadu sama aku?" Kak Gea ngapain?
Gue berdiri mematung dengan pemikiran mulai menimbang, ini Kak Gea yang sakit apa gue sama Abang yang lagi apes aja? Mau gue biarin tapi ulahnya bikin kesel, mau gue balas tar yang ada malah acara resepsi gue sama Abang yang berantakan.
Lagian gue percaya sama Abang, omongan Kak Gea barusan gak akan bikin gue salah paham tapi sikapnya yang membuat gue gak habis pikir, sebenarnya apa tujuan Kak Gea kemari? Mau nyelametin jelas gak mungkin, terus mau ngapain? Numpang makan?
"Eh Mak Lampir, ngapain lo kemari?" Tanya Ici emosi, gue narik lengan Ici mundur, yang modelan begini gak bisa di kerasin.
Bukan cuma Ici, Mama sama Tante Lala bahkan menatap Kak Gea gak percaya, mereka cuma diam dengan tatapan penuh emosi, mereka semua jelas tahu masalah Kak Gea sekarang apa makanya mereka semua lebih milih nahan emosi keyimbang berabe semua disini.
Berbeda dengan yang lain, Abang malah narik nafas dalam memperhatikan kelakuan Kak Gea, gue juga sama, gak habis pikir gue, sikapnya sekarang cuma akan mempermalukan diri apa Kak Gea gak tahu?
"Bang! Abang mau nikah lagi?" Tanya gue datar, gue gak emosi, cuma mau nanya aja.
"Memang Adek ngizinin?" Tanya Abang tersenyum kecil, pertanyaan bodoh menurut gue.
"Enggaklah." Gue menggeleng cepat, jelas enggak dong, mana ada istri yang ikhlas dimadu? Ada sih cuma jarang, gue gak bisa, pisah lebih baik dari pada harus berbagi, ini menurut gue.
"Terus ini Kak Gea kenapa ngomong begini?" Tanya gue lagi.
"Memang Gea dateng?" Balas Abang serius tapi malah membuat gue tertawa kecil, serius ngajak perang si Abang, orangnya berdiri didepan kita sekarang masa iya gak keliatan? Ini manusia Bang bukan makhluk gak keliatan.
Sikap gue sama Abang sekarang seolah hanya menganggap Kak Gea angin lalu, Kak Gea kalau diladenin bukannya puas tapi malah makin menjadi-jadi, sikapnya bisa gak terkendali jadi sebelum makan parah lebih baik di diemin, dianggap gak ada aja sekalian, nyusahin kalau gue pikirin lama.
"Mas, aku dateng karena undangan kamu, memang istri kamu gak tahu kalau aku dapet undangan khusus?" Tanya Kak Gea menggandeng lengan Abang sembarangan.
Gue menggelengkan kepala gak habis pikir, apa Kak Gea berencana manasin gue, kata siapa gue gak tahu Kak Gea diundang, toh Abang ngundang Kak Gea setelah dapet persetujuan gue, kalau mau bohong gak kerja sama dulu ya begini, bukannya bagus tapi malah keliatan bego.
"Ge, kamu kalau kamu dateng sebagai tamu undangan silahkan makan, tapi kalau kamu dateng cuma mau bikin riuh, mending cari tempat lain." Ucap Abang melepaskan gandengan Kak Gea di lengannya.
Kak Gea terlihat sangat kesal begitu Abang mengeluarkan jawabannya, kita semua juga milih mengabaikan Kak Gea sebelum acara berubah kacau, tamu yang lain juga mulai ngantri.
Mendapatkan tatapan menusuk dari Abang, Mas Uky sama Ici narik Kak Gea keluar dari tempat acara, jangan tanya raut kekesalan Ici sekarang, bisa siapa buat ngajak berantem orang sekampung, cocok banget sama Mas Uky kalau soal beginian.
"Selamat Ay, Kakak minta maaf untuk sikap Kakak kemarin." Ucap Kak Alan yang sekarang mengulurkan tangannya lebih dulu ke gue, gue tersenyuk tulus dan menyambut uluran tangannya.
"Selama Mas, Alan juga minta maaf Mas, gak seharusnya Alan bersikap kaya anak kecil sebelum ini." Kali ini Abang mengangguk cepat dan mengulurkan tangannya lebih dulu ke Kak Alan.
"Semoga cepet nyusul Lan." Balas Abang nepuk pelan bahu Kak Alan, gue ikut menyunggingkan senyuman gue melihat mereka berdua jauh lebih baik, semua ada waktunya.
"Woi, gue sama calon imam mau ikut foto." Tetiba Ici udah narik Mas Uky untuk foto bareng, gue sama Abang cuka natap Ici gak karuan.
"Kelakuan temen Adek beneran gak ketebak." Cicit Abang yang gue iyakan, memang begini modelannya Bang.
"Bisa lo tahan sama modelan begini ya Ky?" Tanya Abang ke Mas Uky, gue langsung nepuk lengan Abang begitu nanya gak bertempat gini.
"Lo tahu hidup gue Za, sepi dan makin sepi setelah ketemu lo, Ici bikin suasana terasa beda, nemuin Ici udah cukup sulit asal lo tahu." Wow! Bisa manis juga Mas Uky.
"Ngomongin gue ya?" Dan Mas Uky mengangguk pelan.
"Ayo foto."
.
.
.Acara hari ini beneran menguras tenaga padahal mah gue sama Abang cuma berdiri nyalamin tamu, gak disuruh beberes apalagi sampai harus ngangkat meja sama kursi, tapi kualahannya lebih minta ampun.
"Bang! Kak Gea_
"Abang gak mau ngebahas itu sekarang, lebih baik kita istirahat, Abang juga harus masuk kerja besok, Abang gak dapet cuti lama Adek tahukan?" Potong Abang membaringkan tubuhnya lebih dulu, gue mengangguk pelan.
.
.
."Abang berangkat sekarang?" Tanya gue yang Abang angguki.
"Adek kuliah jam keduakan? Mau Abang anter nanti?" Gue menggeleng pelan, gak usahlah, yang ada Abang malah muter-muter, gue bisa minta tolong Ici jemput atau gak ojek online, bus juga ada, aman.
"Kalau gitu pulangnya Abang jemput." Kali ini gue setuju, gue selesai kuliah juga sore jadi bisa sekalian, kita berdua berencana mampir kerumah Mama soalnya, soalnya setelah acara kemarin kita belum nanya kabar Mama, takut Mama kecapean atau butuh bantuan.
"Kalau gitu Abang berangkat, kunci pintu sama hati-hati dirumah." Gue menyipitkan mata heran, perasaan gue udah sering sendirian dirumah belakangan ini kenapa baru sekarang bilang hati-hatinya.
"Udah sana, tar Abang telat." Gue mendorong tubuh Abang pelan dan mengikuti langkahnya dari belakang, ikut nganterin sama sekalian kunci pintu jiga sih, tar malah lupa kalau gak dikunci langsung.
"Oya Dek, kotak yang diatas nakas, itu untuk kamu." Gue menatap Abang untuk ucapannya.
"Kotak apa?" Tanya gue bingung.
"Nanti Adek liat sendiri, Abang_
Dan Abang menghentikan ucapannya begitu deringan handphonenya ngambil alih perhatian kita berdua, gue menatap Abang seolah nanya itu siapa?
"Uky." Cicit Abang menjawab panggilannya.
"Kenapa Ky?" Tanya Abang keseberang, gue masih setia mendengarkan sampai beberapa detik kemudian raut wajah Abang berubah, Abang kenapa? Apa ada masalah dirumah sakit?
"Okey, tolong Ky, gue sama Aya dateng sekarang." Ucap Abang memutus panggilannya.
"Bang! Kenapa?" Tanya gue mengusap lengan Abang, gue gak bisa nutupin raut khawatir gue.
"Mama dirumah sakit Dek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Him? (End)
Romance"Ma! Masa nikahnya sama Abang sih Ma? Gak memperluas keterunan ini mah, dari kecil sampe tua masa muka Abang juga yang kudu Aya liatin?" "Ma! Mama liatin anak gadis Mama, disuruh nikah udah kaya disuruh masuk medan perang, memang kurangnya Riza dima...