Part 1

15.7K 713 22
                                    

Tanah itu bergetar. Tanah yang lembab dan becek akibat cairan. Cairan bewarna merah pekat yang tak hilang meski sudah beberapa hari terakhir ini sudah turun hujan. Entah keajaiban apa yang menyebabkan cairan merah tersebut tak hilang. Suara gemuruh besar menganggu pendengaran, tak mampu membuat ribuan mahluk yang berdiri di atas tanah itu takut dan gentar. Mata mereka begitu fokus, menatap rimbunnya pepohonan yang bergoyang akibat angin kencang berdatangan.

Senjata yang dibawa, dipegang seerat mungkin oleh mereka. Tak ada yang berani membuka suara sedikitpun. Hingga suara gemuruh tanah datang lagi, suara itu. Mereka datang dengan pasukan yang pastinya memiliki jumlah yang banyak. Mungkin ratusan atau bahkan ribuan, tak ada yang bisa mendeteksi berapa pasukan yang dibawa oleh musuh.

Selagi belum ada aba-aba dari pemimpin, tak ada satupun dari mereka yang berani maju. Mereka masih diam ditempat dengan menanti kedatangan sang musuh. Hingga, dari pepohonan yang rimbun, muncul puluhan pria yang memakai baju sepi. Tidak, mereka terus berdatangan, membuat jumlahnya tak dapat terhitung. Kendaraan kuda yang mereka pakai tampak semangat menunggangi masing-masing pria.
Tatapan wajah mereka tak dapat dibaca. Hanya wajah datar dan kosong saja, tak ada smirk atau emosi yang dapat ditunjukan. Hal tersebut, mampu membuat lawannya merinding. Sebuah firasat buruk datang, namun tak mereka acuhkan. Impian yang sudah mereka impikan haru terwujud, impian untuk mendapatkan semuanya, termasuk memiliki dunia ini. Tinggal selangkah lagi, jika mereka dapat mengalahkan musuh ini, maka impian mereka terwujud.

Pasukan berhenti pada sebuh garis merah. Mendengar suara hewan yang mengaum kuat, mereka langsung membelahkan barisan, hingga bagian tengah kosong. Dari arah rimbun nya pohon, seorang pria bertubuh besar dengan otot yang menonjol datang. Pria yang memakai mahkota emas pada kepalanya. Pria yang memakai pakaian besi yang kuat dapat melindungi tubuhnya. Pria ini memiliki hewan yang ditunggangi paling berbeda, dia membawa hewan yang sangat terkenal dalam mitologi. Griffin, nama hewan mitologi tersebut sangat tak asing bagi seluruh masyarakat. Memiliki ciri-ciri tubuh, ekor dan kaki belakang dari singa, serta kepala, sayap dan kaki depan elang. Memiliki bulu bewarna hitam dengan manik emas yang tajam.

Pria itu berada pada posisi depan. Di dekatnya, ada seorang yang membawa Pegasus bewarna putih, kuda yang dapat terbang tersebut dapat memudahkannya memenangkan perang ini. Wajah pria itu tampak memerah akibat pancaran sinar matahari yang dapat membakar kulit.  "Berikan posisi yang sama dengan saya, pada para panglima."  Sebuah Mindlink  memasuki pikiran pria yang membawa Pegasus.
Dia mengangguk. Jari tangannya tergerak, memberikan kode pada lima Panglima perang maju, sejajar dengan posisi sang pembawa Griffin.

"INGAT PERJANJIAN YANG DIBUAT. JIKA PASUKAN YANG SAYA BAWA MENANG. MAKA SERAHKAN MAHKOTA INDAH ANDA PADA SAYA. LALU, KAU BAWA SELURUH PASUKAN MU INI PERGI DARI DUNIA IMMORTAL." Suara yang membahana itu berasal dari seorang pemimpin yang berasal dari lawan.
Dia tak menunjukan raut apapun. Masih sama saja ekspresinya, meski telah mendengar sebuah impian besar dari lawan. "Alex, tiup kan terompet." Pria beranama Alex dengan membawa Pegasus mengangguk mendengar ucapan Alpha Lucas. Dia mengambil sebuah terompet besar, dibunyikannya dengan suara yang keras, suara itu membuat pihak lawan maju menyerang, melewati garis merah yang sudah tertulis.

Tak tinggal, para pasukan Lucas juga ikut menyerang. Dimulai dari pasukan fighter  barat dan juga pasukan fighter  timur. Sedangkan Lucas, Alex juga dengan pasukan Fighter  selatan masih diam pada tempatnya. Mereka hanya perlu menunggu lawan menghampirinya sendiri. Lucas merasakan aura Griffin yang sudah mulai memanas, sepertinya hewan kesayangannya sudah tak sabar ingin menghabiskan lawan-lawannya.
Sebuah senyum smirk terbit pada wajah Lucas. Ternyata lawannya cukup pintar mengalahkan para fighter , meski tak membuat para fighter  mati, namun luka yang didapat pasti sangat dalam. Panglima perang yang berada di sebelah Lucas memberikan aba-aba pada Mage dan Marksman untuk menjalankan tugasnya. Mage langsung menunjukan skill kekuatan magic yang dimiliki, hingga membuat pasukan lawan yang hendak mendekati Lucas mati. Begitu juga dengan Marksman yang menunjukan skill menembaknya, bahkan dengan sekali tembak, satu peluru akan menembus baju besi hingga menancap pada organ vital.

IMMORTAL QING #1FANTASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang