Aku tak tau jam berapa saja mereka pulang, dan siapa yang sampai rumah lebih dulu. Aku masih setia berdiam di kamarku. Niatku, aku akan keluar saat jam makan malam. Pastinya semua kumpul di ruang makan kan.Maka nya aku sangat berhati hati melakukan apapun agar tak terdengar dari kamar Alryan maupun Altair. Beruntungnya aku sudah mandi sejak tadi, sebelum ada yang pulang.
Aku sudah berada di balkon samping tangga, aku bisa melihat seluruh anggota keluarga sudah berada di meja makan. Kecuali kembar junior, mungkin tidur di kamar.
"Mbok, kenapa sih kok celingukan, ada apa?"
"Mboten Pak, cuma... Tidak ada apa² kok."
Bibirku tersenyum tanpa perintah. Aku tahu, simbok mencariku. Memastikan mereka semua belum tahu keberadaanku dirumah.
Baiklah, sudah waktunya.
Kuturuni anak tangga satu persatu tanpa menimbulkan suara."Mbak Ra????"
Aku kalah, ada mata yang lebih dulu menangkapku di anak tangga terakhir.
"Malam...." , Ku hampiri mereka semua, aku langsung menuju Papa yang duduk membelakangiku namun kini beliau sudah memutarkan badannya meyakinkan apa yang si bungsu ucapkan.
"Almira, kamu...
"Iya Pa ini Almira putri Papa." , Aku peluk erat Papa. Ku tumpahkan semua tangis penyesalanku meski tak mampu ku katakan.
"Alhamdulillah kamu pulang. Kami semua khawatir Ra, Ryan bilang kamu gak pernah bisa di hubungi setelah menelpon dan gak bicara."
Ku urai pelukan ku dengan Papa.
"Heee...iya maaf. Niat bikin kejutan aja. Maafin Ra ya Pa, Mas, Mbak, Dek, semua maafin Ra ya?" ,
Dengan masih tergerai air mata ku, namun bibirku tetap bisa tersenyum. Menutupi semuanya. Ku sampaikan permintaan maaf meski tak bisa ku jelaskan apa penyebabnya.
Aku memeluk semua satu per satu. Mereka terlihat sangat merindukan ku, bahagia dengan kembaliku. Tapi apa mungkin akan tetap seperti ini, jika mereka tahu apa yang terjadi padaku.
"Sudah sudah, sekarang makan dulu. Mbak Ra pasti belum makan dari siang." , Mbok Tik menginterupsi.
"Hahhh, dari siang??? Kok bisa gak ada yang tau." , Protes Ryan.
"Namanya surprize kan..."
"Bisa² nya kamu Ra...."
"Berhasil toh Mbak.... Eh ponakan mana nih?"
"Bobo dari tadi. Salah siapa ngumpet di kamar."
"Hehe, capek Mas, udah ahh laper Ra. Makan yuk Pa?"
Aku kembali merasakan makan bersama keluargaku, diantara orang² yang menyayangiku. Namun bodohnya aku, aku mengecewakan mereka semua.
Selama di dalam kamar tadi, aku terus maratapi foto Mama. Aku merasa sangat mengecewakannya.
"Terus kamu tugas dimana Ra?"
Pertanyaan Papa ketika kami semua berkumpul di ruang tengah.
"SMP negeri di Magelang. Jadi Ra pikir lebih enak Ra kost deh kaya nya. Kalo berangkat pulang dari rumah capek."
Permintaan mutasiku memang di kabulkan. Tapi tidak sepenuhnya sesuai harapan. Karena SK yang kuterima aku di tempatkan di sekolah wilayah Jawa Tengah, meski secara posisi hanya sebelah utara Yogya.
"Iya juga ya kalo nglaju Yogya Magelang tiap hari repot badan." , Bersyukur, Ryan sepertinya mendukungku.
"Mulai kapan kamu masuk?"
"Senin Mas, rencana besok Ra mau coba survei kesana."
"Tair gak ada jam, Tair temenin mbak Ra."
"Ya udah bagus, nanti tinggal laporan aja tentang kost an nya." , Mas Anhar.
"Tapi sebenernya gak harus langsung kost, sementara bisa di tempuh kok, kalo memang Rara gak mau capek, kan bisa pake supir."
"Nahhh itu juga maksud Amar Pa."
Sepertinya, harus usaha lebih untuk kembali mendapat ijin. Dan kali ini, aku tidak akan nekat lagi. Sudah cukup akibat yang aku terima dari kenekatan ku lalu.
"Atau kenapa gak cari rumah aja Ra, jadi kalo kita mau nginep kan gampang."
"Setuju aku sama Dila."
"Iya juga, tapi itu sambil jalan aja. Jadi sekarang sementara kamu pakai supir aja Ra, nanti mas ambil supir buat kamu."
"Tapi apa gak kasian Mas, dia harus nunggu seharian. Lagi juga, sungkan juga, Ra kan masih baru, berlebihan kesannya."
"Bisa di atur urusan itu. Tinggal dia suruh tunggu agak jauh dari sekolah. Beres toh." , Mas Amar itu memang selalu punya jalan keluar memang.
"Udah nurut aja Ra. Besok kamu coba cari rute yang nyaman. Lagian Tair pernah sempat ada kerja lapangan daerah sana juga ya Dek."
"Iya, makanya aku mau temenin mbak Ra besok."
"Oke lah, Ra nurut aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
'A' (Selesai)
General Fictionkata Papa, 'A' itu artinya alhamdulillah.... sebagai bentuk syukurnya telah memiliki kami semua.... five A Jadi, apapun adanya harus tetap bersyukur agar bahagia. namun apakah aku masih bisa menjadi aku setelah....