Teruntuk : Almira dan Prasetya
Maaf mungkin aku terlalu pengecut sehingga tidak memberikan langsung pada kalian.
Aku ucapkan selamat atas pernikahan kalian, semoga kalian bahagia selalu.
Aku ikut senang menyaksikan kalian bersanding di pelaminan, meski aku tak sanggup mendekat.
Namun percayalah Al, Pras, doa tulus ku berikan untuk kalian.
Aku tahu, Pras sangat mencintaimu Al. Hingga bodohnya aku mengira bahwa dia adalah kakakmu.Al, maafkan aku, semoga kamu bahagia bersama pilihanmu.
Biarlah harapan ini tetap tersimpan dalam hatiku saja. Maafkan aku yang belum sanggup melupakanmu Al. Hingga membuatku tak berani menyampaikan ucapan langsung pada kalian.Pras, tolong jaga Al, jangan sakiti dia. Dia gak salah. Jangan hina dia. Dia tetap mutiara.
Al, Pras, terima pemberianku ini, ini tak sebanding dengan luka yang ku goreskan dalam hidupmu Al. Jadi aku mohon terimalah. Dan aku akan berusaha melupakan kamu.
Happy wedding Almira, Prasetya, be happy always.
Tertanda,
Defan Arial M.
Tulisan yang terselip dalam kotak berisi perhiasan emas putih lengkap. Isi dari kado yang pegawai antarkan tadi siang.
"Makan dong sayang. Kan butuh tenaga ekstra. Itu juga susunya keburu dingin lho."
Ini bukan makan siang yang mas Pras tawarkan tadi. Ini sudah makan malam kami yang kembali mas Pras pesan supaya di antar ke kamar.
"Ra, udah lah, ayo makan dulu. Tadi siang kamu makan cuma buahnya aja. Sekarang harus habis. Mau di suapin? Aaaa...."
"Ra makan sendiri aja Mas." , Ku raih piring nasiku, dan menyendok berbagai lauh yang tersaji di meja.
"Makan itu gak boleh cemberut sayang, nanti rejekinya jauh. Oh iya, tadi Ryan kirim pesan kata dia Lika mau periksa kandungan besok pagi, kamu mau ikut gak?"
"Ngapain Ra ikut?"
"Katanya liat² baby, kan kebiasaanmu dulu gitu kalo anter mbak Dewi."
'aku bukan liat bayi Mas dulu, tapi aku justru takut ada bayi di perutku sendiri.'
"Kenapa, ada yang mau di ceritain?" , Aku mengangguk tak semangat.
"Ya ceritain, mas dengerin. Tapi setelah makannya habis ya, susunya sekalian."
"Gendut dong aku."
"Baguslah, empuk kan sayang."
"Hiiihhh, apaan sih."
"Gitu dong...marah. jangan diem aja. Ra, boleh buka private channel gak?"
Aku bulatkan mataku, "Gak!!! Gak ada. Gak boleh coba² juga. Awas aja berani."
"Emang kamu tau sayang apa itu private channel?"
"Pokoknya enggak. Dosa lho Mas, liat yang haram."
"Berarti liat yang halal boleh kan, pahala lagi."
Sepertinya aku salah kasih komentar.
"Katanya suruh makan, aku mau habisin makanannya dulu susunya juga masih utuh, aku jiga pen-
"Masssssss........" , Teriakku kaget, karena mas Pras sudah membawaku ke atas ranjang.
"Aku juga mau ngabisin susu kok." , Bisiknya membuat aku mau pingsan.
"Sayang, bangun yuk, mandi dulu, terus solat subuh, udah jam setengah lima nih."
"Emm...engghh..iya, Mas aja duluan."
"Mas udah rapi sayang, hei liat dong."
Aku buka mataku, ternyata mas Pras sudah berpakaian koko rapi dengan sarungnya.
"Hemm...ya ya Mas madep sana, selimutnya mau Ra pake." , Segera kulilit selimut menutup tubuhku dan berjalan ke kamar mandi.
"Mau sarapan di kamar apa turun?"
"Di kamar aja."
"Hehehe kamu sebenernya lemes capek apa malu sih. Soalnya kalo bilang lemes capek, kayanya enggak tuh."
"Mas iihhh, apaan sih."
"Ra, mas justru seneng lho, bahagia banget, bisa menjadi suami kamu, menikmati liarnya kamu. Dan mas bisa menakhlukan itu."
"Mas ihh, gak ada lagi nih kalo masih bahas gituan."
"Ehhh jangan dong, tanggung masih sehari lagi. Ya udah kalo mau sarapan di kamar. Mas mau ke kantor bentaran ya, ada yang harus mas tanda tangani. Kalo sarapannya udah dateng kamu makan duluan aja. Liat dulu siapa tau bukan roomservice anter makanan jangan di bukain."
"Oke. Berarti juga kalo bossnya yang ngetuk pintu gak usah bukain ya?"
"Oww gak apa², bossnya punya wewenang membuka dengan kunci cadangan. Asal siap aja kamu, gak bisa jalan sampe besok." , Mas Pras mencium bibirku singkat lalu melangkah.
"Katanya boss, bulan madu aja masih ngurusin kerjaan. Pantesan nginep disini."
"Mas masih denger lho sayang."
"Ben."
Aku tertawa menyadari kekonyolanku. Aku bersyukur, sangat malah. Sikap dan cara mas Pras memperlakukanku, mampu menepis ketakutanku. Bahkan akhirnya membuka jiwaku yang sebenarnya.
Aku tak lagi takut, menghadapi apa itu pernikahan dan jelas akan ada hubungan badan di dalamnya.
Meski cukup lama aku terbelenggu dalam ketakutan itu sendirian.Dari suamiku juga, aku bisa belajar melepaskan sakit hatiku. Sakit hati pada sosok yang mengambil diriku pertama kali. Meski bukan kesalahan dia seutuhnya. Dan aku akan berusaha tidak menghindarinya lagi.
Hadiah perniakahan pemberiannya pun aku terima, bahkan sudah ku kirimkan pesan padanya ucapan terima kasih.
Defan ternyata benar² hadir di acara resepsi bahkan akad kami. Karena setelah melihat daftar buku tamu, memang benar ada namanya dan juga parafnya. Bahkan dalam amplop sumbanganpun, ada pemberian darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
'A' (Selesai)
General Fictionkata Papa, 'A' itu artinya alhamdulillah.... sebagai bentuk syukurnya telah memiliki kami semua.... five A Jadi, apapun adanya harus tetap bersyukur agar bahagia. namun apakah aku masih bisa menjadi aku setelah....