9

173 19 0
                                    


Aku tiba dirumah, dengan perasaan lega. Karena tidak membuat lecet sedikitpun di mobil dosenku. Entah kenapa meski aku bisa dengan santainya mengemudi mobil mewah Papa tapi tadi membawa mobil pak Alzam rasanya takut banget. Takut lecet terus nilaiku di kurangin, kan gak lucu.

"Mbak Dewi kemana Mbok?" , Tanyaku karena yang menyambutku hanya mbok Tik.

"Mbak Dewi ikut jalan² toh Dek."

"Wooo jadi pada ikut semua toh. Ya udah Mbok, Ra ke kamar dulu ya."

"Mau makan sekarang apa nanti malam sekalian Dek?"

"Nanti aja, kalau ada buatin jus alpukat aja Mbok tolong." , Aku sedikit berteriak karena aku sudah berada di anak tangga menuju kamarku.

Aku merebahkan badan di kasur setelah membersihkan badan. Waktu sudah menjelang maghrib, tapi rumah masih sepi.

"Ra, Almira...." , Suara yang sangat aku kenali, tapi tumben sekali dia tidak langsung menjajah kamarku seperti biasanya.

"Tumb..." , Aku sedikit kaget, pantas Ryan tidak langsung masuk karena ternyata dia bersama pak Alzam.

"Baru solat Ra?"

"Iya Pak, kenapa ya?"

"Gak lagi jadi dosen kali Ra, masih pake pak. Mas Pras nanyain apa hapenya di mobilnya."

"Ehh...duh saya gak merhatiin Pak, oh ya kuncinya saya taruh di meja."

"Ya udah biar aku liat. Kamu lanjut aja ngajinya." , Pak Alzam meninggalkan lantai atas.

"Kok kamu ajak kesini sih Yan?"

"Lhah orang aku dari kamarku, mas Pras jalan arah kamarmu ya tak samperinlah, daripada dia sendiri langsung kesini, mau kamu?"

"Sembarangan. Betewe udah pada pulang Yan?"

"Masih otewe chat dari Tair bentar lagi juga sampe. Bantuin simbok sana siapin makan malam." , Alryan berlalu meninggalkan kamarku melewati pintu pararel kamar kami.
Iya pintu penghubung, kamarku, Alryan juga Altair memang terdapat pintu penghubung. Dan kamarku berada di antara kamar mereka.

Aku sudah berada di dapur sekarang, setelah tadi membereskan alat solat. Di ruang tamu ada pak Alzam dan mas Amar.

"Mbak Rara tadi mbak Dewi sempat pesen suruh minta hidangan makan malam di restoran aja katanya."

"Ohh gitu Mbok, ya udah Ra telpon ke resto deh biar di anter sekarang. Simbok siapin buah sama minuman aja ya?" , Aku melenggang ke meja telpon di ruang tengah.

"Mas Ryannnnn!!"

"Ra, gak usah kebiasaan teriak deh Dek." , Samber mas Amar

"Apa sih Ra?" , Suara Alryan menuruni tangga.

"Anterin ke resto ambil makanan mbak Dewi udah pesen ternyata tinggal ambil. Orang delivery sibuk semua." , Jelasku panjang lebar.

"Aku nungguin Papa, kamu sendiri aja bisa kali." , Jawab Alryan yang ternyata menenteng beberapa map berisi berkas sepertinya.

"Aku anter ayo Ra, lagian Amar mau mandi juga daripada aku bengong."

'haaah! Gak salah.'

"Ehhh gak Pak ntar ngrepotin."

"Biar aja Ra, Pras juga ikut makan malam kok. Udah sana keburu pada dateng." , Ini mas Amar sehat gak sih, tumben nyuruh adiknya jalan sama laki² selain sodara.

"Tapi jangan pakai mobil Bapak ya, takut kuah gulai tumpah."

"Emang kenapa sih bisa di bersihkan juga. Udah yuk?"

Sedikit terpaksa, aku masuk lagi ke mobil putih yang tadi aku kemudikan. Pakai acara di bukain pintu lagi.

Makan malam versi besar kali ini. Ada keluarga calonnya mas Anhar. Plus ada sahabat² mas kembar.

Setelah makan malam, papa juga para kakak lelakiku plus para sahabat berbincang di ruang tengah. Sepertinya tentang bisnis.

Keluarga mbak Dila sudah masuk ke kamar tamu, jelas butuh istirahat setelah seharian full jalan². Begitupun mbak Dewi. Si bumil kebo. Kenapa aku bilang dia bumil kebo, itu karena dia gak ngalamin masa ribet orang hamil. Tetap gesit dan makan apapun masuk. Hebat kan...

Padahal aku ngebayangin, gimana reaksi mas Amar kalo misal istrinya ngidam yang aneh². Hahaha...

Aku memilih kembali ke kamar setelah membantu simbok membereskan meja makan.

Anak kedele

Ra, si dosen drmh lu y?

Kepo.

Gue tadi niat mo krmh lu.

Liat ada mobil tuh dosen puter balik deh.

Ada apaan Ra?

Ketemu mas Amar lah.

Lu jgn main rahasia deh!

Tak berniat meladeni Lika, aku matiin hapeku.
Dan memilih menjemput alam mimpi. Karena jelas besok aku butuh tenaga ekstra untuk menjawab semua kekepoan si anak kedele.

 'A'  (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang