Part 27~ Kemarahan

2.5K 94 16
                                    

Davin mendecak kesal saat melihat Adelia yang sedang menangis di depannya sambil terus terusan mengambil tisu yang berada di pegangannya.

Ia mengeraskan rahangnya emosi mendengar cerita Adelia. Si berengsek itu rupanya sudah sangat melewati batas! Apa apaan! Masa ia ingin bertunangan dengan wanita lain disaat ia masih mempunyai kekasih?!

"Del..." panggil Davin lembut ke Adelia yang masih mengusap air matanya dengan tisu

"Hiks... apa" jawab Adelia dengan sesenggukan

Davin sedikit mengerutkan wajahnya saat melihat Adelia dengan tak santainya membuang ingus dengan tisu

Untung temen batinnya

"Hey, hey denger gue sini" ucapnya sambil menaruh kotak tisu di lantai lalu membenarkan posisi duduknya agar sejajar dengan Adelia. Ia lalu memegang bahu Adelia agar tubuh gadis itu juga bisa sejajar dengannya.

"Liat gue" ucapnya

Adelia mengangkat kepalanya saat mendengar panggilan Davin. Masih dengan wajah yang berantakan ia mengedipkan matanya pelan sambil menatap pelan cowok itu yang membuat cowok itu tertawa kecil gemas.

"Gue gatau harus ngomong apa lagi, tapi menurut gue ya putus keputusan yang bener. Udah gak ada yang harus dipertahanin dari hubungan ini"

"Tapi-"

"Denger dulu!" ujar Davin tegas memeringatkan Adelia

"Lo mau nunggu ampe kapan? Ampe dia punya istri trus punya anak ama cucu ampe generasi ketujuh?"

"Ngaco lu!" ujar Adelia sambil melempar selembar tisu ke wajah Davin yang langsung dihempaskan oleh cowok itu

"Jijik lo anjir!"

Adelia mendengus kecil. " Itu tisu masih bersih juga! Lebay lo! Hiks! "ucapnya masih sedikit sesenggukan

"Trus mau gimana? Putus! Putus jawabannya! Denger? P-U-T-U-S! Untuk apa hubungan ini dipertahanin kalau yang berjuang cuman lo doang?" ucap Davin prihatin

"Gue..."

Davin mengangkat alisnya mendengar ucapan gantung dari Adelia

"Gue gatau..."

Lalu mendecak kesal saat mendengar jawaban gadis bego di depannya ini

"Gue bego gue tau! Aaaa hiks!" ucap Adelia lalu kembali menangis

Davin mengacak rambutnya kesal sekaligus gemas. Inilah yang tidak ia ngerti dari perempuan. Sudah disakiti berkali kali juga tetap masih ingin bertahan. Tetapi kalau disakiti langsung nangis. Aneh!

"Terus lo mau apa?" tanya Davin

Adelia terdiam sebentar.

"Gatau"

"Ish kayak ditanya soal aja lu nyet gatau gatau gatau"

Adelia mendelik kesal kepada Davin

"Lo pasti kangen banget ya sama gue? Pasti gaada temen yang nemenin lo terus ngejagain lo-"

"Ken selalu nemenin gue!"

Davin mendengus kesal

"Dia selalu baik sama gue terus selalu nemenin gue jadi gue ga kesepian"

"Ya ya ya" ucap Davin malas sambil memutar bola matanya.

"Ceritain dong lo gimana disana!"

Let GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang