Adelia dengan gusar mengipas wajahnya dengan setumpuk kertas yang ia pegang. Sesekali matanya melirik ke arah ponselnya untuk melihat jam yang berada disana. Mukanya terlihat jelas kalau ia sedang gugup dan cemas.
Mereka sekarang sedang di babak kedua. Tadi pagin mereka sudah melakukan debat dengan siswa dari sekolah lain. Debat yang sekarang adalah lawan kedua mereka. Padahal tadi pagi ia sudah berhasil melewatkan debat pertamanya, tetapi entah mengapa debat yang kedua ini tambah membuatnya gugup
"Del santai aja, tenang" tegur Pak Asep sambil menahan tawanya melihat Adelia yang terlihat sangat gugup sebelum lombanya dimulai
"Gak bisa tenang saya pak" jawab Adelia masih sambil mengipas wajahnya. Matanya melirik ke kursi yang berada di sampingnya, dimana tempat Ryan sedang duduk sekarang
Ia mengerutkan dahinya bingung saat melihat raut wajah Ryan yang terlihat datar dan tenang. Apa laki itu tidak merasa gugup atau semacamnya? Daritadi Adelia perhatikan bahkan sikap laki itu terlalu tenang
Mereka sekarang sedang di babak kedua. Tadi pagin mereka sudah melakukan debat dengan siswa dari sekolah lain. Debat yang sekarang adalah lawan kedua mereka
Bahkan Ryan sekarang sedang memejamkan matanya sambil menyenderkan kepalanya ke belakang dinding dengan tangan yang sedang bersedekap di depan dada. Jangan lupa airpods yang menempel di kedua telingnya, tanda bahwa laki itu sedang mendengarkan suara entah musik atau semacamnya
Berbeda sekali dengan Adelia yang sedari tadi tak bisa diam di tempat duduknya. Ia terus terusan mengubah posisi duduknya dalam setiap satu menit sehingga membuat Ryan membuka matanya karena merasa terganggu
"Diem aja bisa gak sih?"
Adelia melirik sinis ke arah Ryan yang sudah kembali memejamkan matanya. Ia merasa bahwa Ryan dari kemarin selalu sensi kepadanya. Cowok itu selalu berucap sinis atau dingin kepadanya, bahkan saat ia sedang diam saja bisa disalahkan oleh cowok itu. Memang apa yang sudah Adelia lakukan kepadanya?
Sikap cowok itu yang biasanya ramah kepadanya seketika berubah drastis kepadanya. Entah apa yang dipikir oleh cowok itu kepadanya
"Gak bisa" jawab Adelia dengan nada sinis lalu memutar bola matanya malas
Moodnya yang sedari tadi sudah gugup dan cemas, bertambah buruk karena Ryan sekarang
"Lo tenang aja"
Adelia kembali melirik ke arah Ryan yang kembali berucap tanpa membuka kedua matanya
"Kalo lo gugup malah nanti lawan kita ngerasa tambah pede sama menang, coba lo lihat ke depan sekarang"
Adelia menoleh ke arah depannya, mengikuti instruksi Ryan. Ia sedikit terkejut saat melihat lawan debatnya yang berasal dari sekolah lain sedang memerhatikannya. Lawannya itu saling berbisik satu sama lain sambil menatap rendah kepadanya
"Jangan keliatan gugup. Tegakkin badan lo sama tunjukkin ekspresi garang sama pede lo"
Otomatis Adelia langsung menegakkan badannya lalu menunjukkan raut wajah datar dan juteknya kepada lawannya itu. Sontak saja lawan Adelia langsung menunduk dan berpura pura mengalihkan pandangannya ke arah lain kecuali Adelia
Melirik sedikit ke arah Ryan, Adelia dengan nada suara yang kecil berucap "Makasih"
Ryan hanya membalasnya dengan berdeham
Adelia akhirnya memutar pandangannya ke arah seluruh ruangan. Matanya sedikit membesar saat menyadari bahwa beberapa gadis sedang berbisik satu sama lain sambil diam diam melirik ke arah Ryan yang masih memejamkan matanya. Bahkan beberapa diantaranya Adelia lihat sedang diam diam mengambil gambar Ryan dengan ponsel mereka masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Novela JuvenilAdelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? Sangat Kecewa? Tidak usah ditanya lagi Tapi Adelia hanya bisa diam.... diam tidak melarang ataupun menghalangnya. Halo gaisss :), ini cerita...