"Om Tante kita pulang dulu ya, udah malem soalnya" ujar Ken kepada Ari dan Sintia yang sedang duduk di sofa. Sekarang mereka sedang berada di Ruang Tamu setelah berbincang bincang dengan serunya
Menyadari langit yang sudah gelap inipun akhirnya Ken berinisiatif untuk pulang. Setelah ini ia harus mengantar Adelia ke Rumahnya dulu baru ia bisa pulang ke Rumahnya sendiri
"Eh bentar aku ke toilet dulu ya, emm toiletnya dimana ya tan?" tanya Adelia sambil berdiri dari duduknya
"Eh iya, kamu pake toilet yang atas aja ya. Toilet yang bawah abis dibenerin kemaren masih belom bisa dipake. Kamu naik tangga trus ke kanan di lorong terus aja mentok. Deket kamar Ryan" jawab Sintia
Adelia mengangguk paham lalu ia izin untuk pergi ke kamar kecil. Sebenarnya ia sudah setengah jam menahan pipis, tetapi ia merasa tidak enak menginterupsi perbincangan mereka berempat yang terdengar sangat seru tadi
Saat sedang di dalam lorong yang diucapkan oleh Tante Sintia tadi, entah mengapa matanya malah tertarik kepada salah satu pintu yang berada disana
Kamar Ryan
Meskipun otaknya menyuruh untuk tetap jalan agar bisa sampai di tujuan, matanya selalu melirik ke satu titik tersebut
Yasudahlah, tidak ada salahnya juga kan ia mengecek?
Dengan perasaan was was dan hati hati, setelah mengecek kondisi lorong aman ia mulai melangkahkan kakinya pelan pelan ke arah pintu besar berwarna putih. Dengan pelan seakan tidak ingin menganggu orang yang berada di dalam kamar itu, ia membuka pintunya sedikit demi sedikit
Matanya langsung melihat seorang cowok yang masih tidur dengan sebuah handuk di dahinya. Pasti salah satu pembantu yang dimaksud Sintia tadi yang melakukannya
Tanpa sadar ia mengeluarkan nafas lega melihat cowok itu masih dalam keadaan yang baik baik saja, meskipun terkadang wajah Ryan yang sedang tertidur mengerut tidak nyaman
Dengan pelan ia kembali menutup pintunya lalu melanjutkan kegiatannya yang tertunda
Saat ia membuka pintu kamar mandinya, ia tanpa sadar membuka mulutnya kagum melihat mewahnya kamar mandi di Rumah Ryan
Kamar mandi untuk tamunya saja sudah begini, apalagi kamar mandi yang berada di kamar penghuninya
Kamar mandinya sangat luas. Bahkan ia yakin ia bisa mengadakan piknik disini
Setelah melakukan hal yang ia ingin lakukan sedari tadi ia menghela nafas lega saat sudah berhasi mengeluarkan yang sudah ia tahan daritadi
Ahh, enak
Astaghfirullah ambigu
Gadeng
Ia lalu bercermin sebentar untuk mengecek penampilannya lalu merapihkan rambutnya yang lumayan berantakan
Setelah merasa lebih baik ia keluar dari kamar mandi
Nyawanya seakan ingin keluar dan jantungnya seakan ingin melompat dari tempatnya saat Ryan tiba tiba sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. Tubuhnya terlonjak kaget
"Astaghfirullah!"
Adelia mengelus dadanya sambil menenangkan jantungnya yang masih terdengar sangat kencang. Dengan susah payah ia menelan ludahnya lalu mulai membuka suara
"Kamu ngapain sih? Ngagetin tau ga?!" ujar Adelia tidak santai sama sekali. Ya iyalah tidak santai, emang ada orang yang masih santai setelah dikagetin?
Ryan tidak menjawab, ia hanya menatap Adelia dengan lekat dengan matanya yang masih terlihat sayu dan sedikit membengkak
Oke, Adelia sedikit takut dengan ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Novela JuvenilAdelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? Sangat Kecewa? Tidak usah ditanya lagi Tapi Adelia hanya bisa diam.... diam tidak melarang ataupun menghalangnya. Halo gaisss :), ini cerita...