"Oke, Adelia dan Ryan ini materi debat kalian. Bapak mau kalian debat pake materi ini ya. Nanti setiap orang dikasih waktu 5 menit, ga lebih" ujar Pak Asep sambil membagikan beberapa lembar yang berisi materi latihan debat untuk hari ini. Adelia dan Ryan hanya diam sambil menerima kertas yang diberi oleh Pak Asep
"Kalian baca dulu ya materinya, resapi dulu. Bapak pergi sebentar mau ngambil sesuatu di Ruang Guru. Kalau ada yang ga dingertiin catet dulu baru nanti tanya Bapak ya" jelas Pak Asep yang dijawab anggukan oleh kedua muridnya itu
Lalu setelah iu Pak Asep meninggalkan kedua muridnya di dalam ruangan tersebut
Sekarang tinggal Adelia dan Ryan yang berada di ruangan tersebut. Suasananya sangat canggung. Adelia merasa sangking canggungnya bergerak sedikitpun ia takut. Ia takut kalau ia bergerak sedikitpun akan menimbulkan suara di ruangan hening itu lalu menganggu fokus Ryan yang sepertinya sangat fokus kepada kertas materi tersebut
Sialnya, paha Adelia sekarang terasa sangat gatal. Sungguh, ia sangat ingin menggaruknya dengan nikmat. Tetapi balik lagi, ia takut
Tanpa Adelia sadari, sedari tadi Ryan tidak fokus dengan materinya. Ia malah fokus kepada Adelia. Diam diam ia daritadi terus melirik ke arah Adelia dibalik kertas yang ia pegang
Lalu dalam diam, Adelia sedikit melirik ke arah Ryan. Ia hampir melompat dari kursinya saat pandangan mereka bertemu, Ryan sedang meliriknya juga secara terang terangan. Cowok itu bahkan tidak berusaha untuk menutupinya
Dibalik kertasnya itu ia terus menatap ke arah Adelia, tatapan laki laki itu sangat intens sehingga membuat Adelia tidak bisa berkutik.
Yang paling membuat Adelia bertambah gugup adalah saat ini posisi tempat duduk mereka adalah berhadap hadapan. Ryan duduk di depannya dengan arah ke dia juga.
Adelia berusaha untuk tidak gugup, ia langsung mengalihkan pandangannya kembali kepada kertasnya. Ia berusaha untuk mentidak pedulikan tatapan Ryan yang sedari terus mengarah kepadanya.
Fokus del! Fokus! batin Adelia kepada dirinya sendiri
Tetapi Adelia lama lama sudah tidak tahan, akhirnya ia menurunkan kertasnya seraya menghela nafas kasar
Ia lalu membalas tajam tatapan Ryan seraya menaikan dagunya angkuh, seakan menantang cowok itu
"Kenapa? Ada yang salah?" tanyanya dengan nada ketus
Ryan menaikkan kedua alisnya dengan wajah santainya. Wajah cowok itu sangat terlihat menyebalkan di matanya. Ingin sekali ia menonjok wajah cowok itu
"Maksudnya?" tanya balik Ryan. Nada cowok itu bahkan kelewat santai
"Lo daritadi ngeliatin gue mulu! Gue risih!" aku Adelia seraya menghela nafas kasar
"Emang kenapa? Salah?"
"Ya jelas salah!"
Adelia memelototkan matanya kepada Ryan melihat sikap santai yang ditunjukkan oleh cowok tersebut. Adelia kira Ryan akan meminta maaf kepadanya atau memohon kepadanya atau setidaknya berbicara sesuatu, bukan santai seperti ini
Eh sebentar, kenapa Adelia seperti masih mengharapkan Ryan? Tidak, tidak. Tidak boleh, mereka sudah berakhir. Tidak ada lagi alasan untuk berharap kepada cowok itu
"Ngeliatin pacar aku sendiri memang salah? Gaada tuh sejarah yang bilang kalau ngeliatin pacar sendiri salah" ujar Ryan sambil menurunkan kertasnya lalu meluruskan kaki panjangnya yang membuat Adelia memundurkan kakinya karena hampir bersentuhan
Adelia semakin membulatkan matanya. Pacar ia bilang?! Apa cowok di depannya ini tidak mengerti dengan kata kata yang sudah ia lontarkan malam itu? Hey! ia sudah menjelaskannya panjang lebar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Fiksi RemajaAdelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? Sangat Kecewa? Tidak usah ditanya lagi Tapi Adelia hanya bisa diam.... diam tidak melarang ataupun menghalangnya. Halo gaisss :), ini cerita...