"Del, lo kenapa?" tanya Alya heran kepada Adelia yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan wajah yang bisa dibilang lumayan berantakan. Ia mengernyit heran melihat Adelia yang tak menjawab pertanyaannya lalu langsung duduk di kursinya dengan kepala yang ia taruh di tangannya yang terlipat
Alya mengerutkan dahi lalu dengan pelan menarik kursi di sebelah gadis itu
"Lo sakit?" tanya Alya khawatir
"Engga"
Alya tambah dibuat heran olehnya. Ada apa dengan cewek di sebelahnya ini?
Belum sempat ia kembali membuka mulutnya, Adelia sudah bersuara
"Dia mau tunangan"
Alya terdiam. Dia? Dia...Ryan?
"Kemaren gue ke Rumah dia terus nemu undangannya trus ada Fira juga dan ... ya gitu" ujar Adelia sedikit tak jelas karena terendam oleh tangannya sendiri
"Positive thinking Del, lo tau kan Fira gimana? Paling dia cuman ngomong gajelas-"
Omongan Alya terpotong saat Adelia tiba tiba menegakkan tubuhnya dengan cepat
"Gue udah liat undangannya dengan mata kepala gue sendiri Ya" tegas Adelia sambil menatap dalam ke mata Alya
Untuk sejenak Alya terperangah. Sekarang ia dengan jelas sudah bisa melihat wajah cewek itu, matanya terlihat sangat bengkak. Ia sangat yakin kalau cewek itu pasti menangis semaleman. Ryan berengsek!
"Mereka udah fix dan-"
Adelia terdiam sambil menghela nafasnya pelan
"Dan gue udah gabisa apa apa" lanjutnya pelan
"Gue nyerah Ya"
Alya terdiam melihat Adelia yang kembali kepada posisinya yang tadi. Adelia menyerah?
******
"Lo kalo belom sehat ya gausah dateng! Gimana si?"
Ucapan itu terdengar dari mulut Bagas saat melihat Ryan baru masuk kelas dengan wajah pucatnya dan hoodie hitam yang dipakai oleh cowok itu. Hanya dengan sekali lihat saja sudah bisa dipastikan cowok itu masih dalam kondisi yang tidak bisa dibilang baik baik saja
"Gue udah mendingan" decak Ryan dengan suara seraknya saat melihat sahabatnya yang lebay menurutnya
"Mendingan darimana? Mending lo gausah masuk ke Sekolah dah" jawab Bagas yang tak mau kalah mendengar jawaban Ryan
"Masih pucet gini, kalo pingsan gimana? Gue gamau ya ngegendong lo! Lo berat!" cerocos Bagas tak henti sedangkan Alex hanya melihat keduanya
Alex memperhatikan Ryan dalam diam, di dalam hatinya iya mengiyakan perkataan Bagas. Ryan belum terlihat sehat dan seharusnya ia tak usah masuk ke Sekolah dalam keadaan seperti ini. Untuk apa ia masuk ke Sekolah saat sakit? Kalau ia menjadi Ryan, ia tak mau masuk Sekolah dan lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di Rumah
"Hari ini gue ada latihan debat sama Adelia"
Jawaban cowok itu membuat Bagas ternganga. Hanya karena latihan debat dengan Adelia cowok itu ingin masuk? Dalam hatinya ia kembali berpikir, cowok itu sakit demam atau sakit jiwa sih?
"Ya-Tapi kan-Lo-Aduh aua!" ucap Bagas tergagap lalu berteriak kesal
"Kalo lo mau latihan debat kenapa ga dateng ke Sekolah sore aja?" tanya Alex yang akhirnya bersuara lalu dijawab dengan anggukan oleh Bagas
"Tanggung, udah sampe Sekolah ini" jawab Ryan acuh
Bagas mendengus pelan. Tak waras cowok yang satu itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go
Teen FictionAdelia hanya bisa menghela nafas saat melihat kekasihnya sedang bermesraan gadis lain. Sakit? Pasti Sedih? Sangat Kecewa? Tidak usah ditanya lagi Tapi Adelia hanya bisa diam.... diam tidak melarang ataupun menghalangnya. Halo gaisss :), ini cerita...