malam, lontong-lontongku.
*
*
"Yoona Shi, kiriman untukmu," ucap seorang office boy memberikan sebuket mawar merah, dia menghentikan langkah Yoona yang hendak kembali ke ruangan.
"Ne?" bingung Yoona menyipitkan mata menerima buket bunga. "Tidak ada nama pengirim. Siapa yang bawa kemari?"
"Maaf, Yoona Shi, pengirim bilang Anda yang harus mencari tahu sendiri. Ngomong-ngomong tadi dia masih di lobi. Selebihnya aku tak diizinkan memberitahu. Maaf, permisi, Yoona Shi."
"Oh hmm ok ok, baik. Terima kasih banyak."
Yoona mengernyit heran siapa yang di saat sibuk begini menyempatkan waktu mengajaknya bermain teka-teki. Di secarik memo berbentuk hati hanya ada pesan tanpa keterangan nama. 'Ada kehidupan di suatu tempat di mana kita berasal.' Ujung bibir tertarik tak memahami isi pesan. Dia mendesis beranjak menuju lobi, berharap orang misterius itu masih di tempat.
"Haahh, tidak ada tanda-tanda. Apa hanya rekan kerja yang usil?" gumamnya menuruni tangga menuju resepsionis. Baru saja ingin membuka mulut tiba-tiba salah satu resepsionis berdiri melempar semringah seraya memberikan selembar kertas lagi. "Mwo?"
"Dari orang yang sama, Yoona Shi," jawab wanita bersanggul di balik meja seraya menunjuk bunga itu.
'Selamat untuk kasih sayang yang harus terbagi. Maaf, aku tidak bisa menyayangimu sepenuhnya lagi.'
"Oh, ada-ada saja. Siapa dia? Bisa tolong-" ucapan Yoona terhenti ketika melempar pandangan keluar dan melihat seseorang memakai jaket krem berdiri memunggungi lobi. "Astaga. Gomawo."
Langkah dan pandangan membawa dia menuju teras tepat pada sesosok yang diyakini mengirimi bunga juga pembuat teka-teki. Yoona penasaran bercampur senang melihat wanita menggeraikan rambutnya serta memakai jepit rambut di bagian kiri atas telinga. Dia lantas penyambar pelan lengan di balik balutan jaket bulu tipis sambil menggumam dan menunjukkan buket bunga berisi pesan-pesan.
"Hm?"
"Eonnie, hehehehe."
"Waeyo? Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mengirim bunga dan pesan-pesan begini. Aku tidak mengerti. Berkecimpung di dunia literasi tidak membuatku serta-merta memahami syairmu, Yeobo."
"Omooo, hehehehe. Chukkae," bisik seseorang yang adalah Seohyun ke telinga Yoona.
"Soal apa?"
Bibir merapat melengkung lebar membuat mata ikut menyipit. Diraih jemari Yoona dan menaruhnya ke perut. "Chukkae."
"Hah? Jinja?" kaget Yoona sekaligus terperingis. "Omo, anak kita. Jinjayo?"
Masih lengkungan senyum yang sama, Seohyun memanggut cepat mengiyakan keterkejutan Yoona. Dia pun mengeluarkan tespek dan hasil periksa dari RS, tertanda hari ini tepat sejam lalu dan ditandatangi seorang dokter. Di surat tersebut menyatakan bahwa Seohyun tengah mengandung.
"AAAAHHHH HAHAHAHHA!"
"Ehhh sstttt!"
"HAHAHAHAHAHAHA!" Yoona tak bisa menahan bahagianya mengetahui bahwa Seohyun sedang mengandung anak mereka. Dia langsung memeluk sang istri dan melimpahi kecupan di pipi serta pundak. Karena teramat bahagia Yoona menggendong Seohyun dan memutarnya sambil terus tertawa. "Aku punya anak. Jagoanku akan lahir ke dunia. Hahahahah. Kwon Yoona segera menjadi ap..."
Tawa Yoona berhenti seraya menurunkan Seohyun. Dia mengerjap menatap ke atas tengah berpikir. "Hyunnie, nanti dia memanggilku apa?" bingungnya mengusap-usap perut istri.
![](https://img.wattpad.com/cover/238831194-288-k123290.jpg)
YOU ARE READING
Sore Itu Lonceng Berbunyi
Fanfiction'Maukah kau menjadi sahabatku lagi?' -Yoona- 'Saat mataku terpejam kebersamaan ini akan berakhir dan waktu berlalu sangat cepat.' -Seohyun- 'Biarkan aku menjadi ibu dari anak-anakmu!' -Irene- 'Aku adalah orang yang mencintaimu tanpa henti, tanpa lel...