Seandainya

282 32 81
                                    

malam lontongku di dunia ff. 

*

*

-flashback-

"AnakEomma cantik sekali hari ini." sahut Seohyun terkesima dan menoleh ke jalanan ingin melihat bus hendak tiba atau belum. Namun, tiba-tiba dia mendapati anak laki-laki seusia Sinb berlarian sambil menangis. 

"Guk guk!"

Seohyun menoleh ke layar dan tersenyum kilas sambil melambai, tapi kemudian menoleh ke bocah tadi lagi. Ternyata anak yang kini meringkuk menumpahkan tangisan itu lari karena dikejar segelintir anak lain yang tertawa sambil menunjuk hewan kecil, entah ulat atau cacing. Bocah tersebut bangkit lagi menerobos sekawanan anak hendak menghindar dari ejekan dan hewan-hewan yang sodorkan. Namun, anak-anak masih bandel mengejar sambil tertawa mengejek tak peduli mereka sedang berada di jalanan dan klakson-klakson berbunyi.

Tiinnn!

Tin tin tin!

TIINNNN!

"Omo!" 

Seohyun lari meninggalkan trotoar halte hendak menarik bocah korban bully sekaligus menegur bocah-bocah nakal. Sayangnya, mereka terus berlarian tak begitu mempedulikan teguran bahkan tak sengaja menyikut perut Seohyun. Disusul pula anak belakang reflek menabrak Seohyun saat melintas, tubuh pun oleng ke belakang tepat ke lintasan kendaraan. Bersamaan itu bus yang ditunggu sedari tadi datang dan seketika melibas badan Seohyun hingga terpental berguling ke aspal. Ponsel pun terlepas ikut melambung membentur kaca bus dan memantul jatuh membanting trotoar.

Nyittt! Bus berhenti mendadak tepat menghadap tubuh Seohyun tapi ban sebelah kiri menjepit paha membuat wanita itu menjerit kesakitan. 

"Mundur! Mundur! Cepat mundur!"

"Panggil ambulans, cepat!"

-flashback end-

"Begitu menurut kesaksian orang setempat dan pengakuan anak-anak itu sendiri," terang Chung Ah sembari menunggu hasil pemeriksaan dokter. "Setelah diatasi dia memaksa pergi ingin menemui Yeri, tapi ternyata..." Chung Ah tak mau melanjutkan karena perihal ini sangat sensitif apalagi orang-orang di sisinya adalah Yuri, Yoona, Irene, dan Krystal. 

"Bahkan saat sekarat pun eonnie memaksa ingin melihat anaknya. Yeri akan bahagia di sana karena tahu ibu yang selalu ditunggu tak pernah mengabaikannya," tutur Krystal berusaha mencairkan suasana, tapi di sisi lain ucapan teduh itu justru bagai siraman lava pada diri Yoona dan Irene.

Chung Ah mengangguk setuju. "Seohyun sempat keluar dari rumah sakit dan minta diantar ke makam, tapi karena terlalu sedih serta merasa bersalah dia lupa akan kondisi sendiri hingga tergelincir. Alhasil dia dilarikan ke rumah sakit lagi dan kemarin sore baru diperbolehkan pulang."

Semua orang di sana syok mendengar fakta yang tidak mereka ketahui, sebuah perjuangan seorang ibu yang berusaha menyelamatkan bocah-bocah dan ingin berziarah ke makam anak. Yoona dan Irene benar-benar tertampar apalagi Yoona telah menuduh sampai membuat Seohyun harus masuk ke rumah sakit lagi. Bahkan sekadar mendengar apa yang hendak Seohyun jelaskan pun dia tak mau. 

"Chung Ah Shi," panggil Yuri sengaja duduk menghadang pandangan dan merangkul pundak Chung Ah saat menangkap sorotan tajam, paham amarah kekasih Seohyun naik kembali usai melihat Yoona. "Seohyun tidak akan suka ada keributan apalagi di saat begini. Tolong tenangkan hatimu!"

"Kau adalah kakak, wajar jika selalu membela adikmu," sahut pedas Chung Ah mengerti bila Yuri berharap dirinya jangan sampai melapor ke polisi. 

"Seohyun juga sudah seperti adikku, Chung Ah Shi. Terima kasih banyak telah menjaganya selama ini."

Sore Itu Lonceng BerbunyiWhere stories live. Discover now