Yeri Mau Bersama Seo Eomma

246 29 60
                                    

malam, tong tong tong lontong. 

aku tiap jam 9 atau 10 gitu suka ngantuk dan gak fokus. kalian pernah gak sih? terus apa yang kalian lakuin biar gak ngantuk?

*

*

Lee Chung Ah terus mengulum senyum menatap sekantong dimsum di tentengan. Uap-uap mengepul membuat tangannya menghangat di cuaca dingin begini. Dia tak sabar melihat wajah Seohyun dan membukakan dua kotak makan lalu menyantapnya bersama. Masa-masa silam di mana dulu tinggal seatap akan terulang lagi walau tidak begitu cepat. Seohyun butuh waktu memulihkan diri dan dia akan menjadi obat yang tidak akan pernah habis.

Glek!

"Makan malam!" seru Chung Ah menunjukkan bawaan sambil melempar raut riang.

"Eonnie, hahahahha, cepat sekali. Masuklah! Aku baru mandi karena memang baru pulang."

"Sangat tercium dari aroma badanmu," tutur Chung Ah sengaja membuat Seohyun memerah semu hingga bergeming. "Kemarin saat appa pergi bersama koleganya dia bilang melihatmu, tapi tak bisa menyapa karena mereka berada di dalam mobil dan kau berjalan masuk ke kantor. Appa juga mengatakan kalau kau terlihat semakin kurus jadi dia minta aku membawakan banyak makanan."

Seohyun tercekat menatap jajaran dimsum yang sedang dibuka Chung Ah. Selain kudapan khas negri tirai bambu, ada pula kotak berisi nasi dengan capcai yang terus mengepulkan asap membawa semerbak aroma kesegaran sayur berpadu racikan bumbu. Ternyata Lee ahjussi yang mengirimkan ini untuk mereka. Dia tersentuh mendapat perhatian dari ayahanda Chung Ah.

Sejak dulu Lee ahjussi memang menyayanginya, meski menentang hubungan sesama jenis tapi beliau tak pernah membenci atau bersikap kasar terhadap Seohyun. Beliau justru tetap menyayangi Seohyun seperti anak sendiri. Sebagai orang tua Lee ahjussi hanya berharap Chung Ah dan Seohyun menjalin hubungan persahabatan saja.

"Appa bilang ingin melihatmu datang ke rumah, dia rindu masakanmu, Hyunnie."

Lagi, Seohyun tersentuh mendengar penuturan barusan karena selama ini mengira Lee ahjussi sudah tidak peduli lagi. Sejak pergi dari Seoul mereka tak pernah ada komunikasi walau sebatas tanya kabar. Seohyun memang sengaja tidak menghubungi Chung Ah apalagi Lee ahjussi, takut tak bisa bangkit apalagi membuat Lee ahjussi jadi benci terhadapnya. Setelah menikah pun mereka tidak ada kontak karena Seohyun rasa itu tidak perlu.

"Ahjussi mau aku bertandang?"

"Iya, tentu saja. Appa..." Chung Ah menurunkan pandang ke jajaran kudapan. "Appa sudah menerima orientasiku dan sadar bahwa orang yang bisa berbagi kehidupan denganku adalah dirimu. Tapi aku tahu kau butuh waktu untuk semua yang terjadi. Mari kita buat ini menjadi mudah dan menyenangkan!"

Ini nyata tapi terasa seperti mimpi atau halusinasi. Dulu dia tidak hargai oleh mertua dan suaminya mencintai wanita lain. Lalu sekarang? Ada seorang ayah menginginkan dia menemani putrinya, seorang putri yang pernah sangat dicintai juga ternyata mencintai dia sampai sekarang. Benar-benar langit selalu memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan kebaikan. Jika datangnya buruk maka ada kebaikan yang dituai cepat atau lambat.

"Ahjussi seharusnya memintaku ke rumah bukannya mengirim makanan sebanyak ini," sahut Seohyun tak tahu harus berkata apa lagi.

"Appa mau memintamu datang tapi sejak kemarin siang dia belum pulang. Dia dan kolega berangkat ke bandara untuk keperluan di Jepang. Jadi mau di sini atau di rumah kau hanya akan melihat Chungie mu ini."

Cpak! Libasan lengan Seohyun mendarat di punggung Chung Ah membuat mereka sama-sama terperingis. Buk buk bukkk!

"Aigoo, apa salahku?"

Sore Itu Lonceng BerbunyiWhere stories live. Discover now