malam, para lontong dari ujung utara-selatan, timur-barat, timur laut, tenggara, barat daya, barat laut, semuanya deh. wkkwkwkw
*
*
"Seohyunnie,tangan Eonnie cukup hangat, siapa tahu kau mau menggenggamnya sebentar."
-flashback-
"Script kita tertinggal di meja rapat. Tunggu sebentar, Eonnie, biar-"
"Dahyun ah, biar aku saja! Kau langsung ke lapangan." Chung Ah menyarankan agar dia yang kembali ke ruangan mengambil skrip mereka untuk drama terbaru ini.
Dua tokoh utama tersebut berpisah di depan lift, Da Hyun ke lantai dasar sementara Chung Ah menarik diri ke salah satu ruangan tempat briefing tadi. Sebelum mendorong pintu dia lebih dulu melihat ke dalam lewat kaca, terlihat skrip mereka masih berebah manis di meja bersama proyektor yang sudah mati. Chung Ah pun masuk ingin mengambil skrip tersebut tapi tiba-tiba terkejut mendengar suara Yuri di balik pintu. Dikira sudah tidak ada orang lain di sana.
"Yoong, kau sama sekali tidak mendengar atau memahami ucapanku tempo lalu? Bagaimana bisa adikku sendiri melakukan ini?"
"..."
"Itu bukan cinta, Yoong. Kau hancur oleh Irene dan Seohyun yang datang menemanimu bahkan di saat sulit lalu menolong nyawaku. Sekarang karena permintaan atau janji dulu, kau rela menikah lagi? Hm?"
"Menikah lagi?"
"Terlepas Seohyun mengizinkanmu menikah lagi atau tidak, kau harus punya pendirian dalam hal begini. Mengapa kau malah menjadikan istrimu sebagai kambing hitam atau alasan tanpa memikirkan perasaan dia? Tidakkah Seohyun menjadi cukup untukmu?"
"Seohyunnie?" Chung Ah membekap mulut dan terbelalak mengetahui bahwa Yoona memilih menikah lagi. Lagi. Tanpa bercerai? Berarti Seohyun tetap berstatus istri sementara Yoona akan membawa wanita baru ke kehidupan mereka.
-flashback end-
"Kopi kesukaanmu habis di dalam dan hanya ada susu kedelai."
"Ini saja sudah cukup. Terima kasih, Eonnie."
Chung Ah mengangguk kecil tanpa menoleh walau ingin, dia takut tak bisa mengontrol hati dan emosi. Takut hilang kendali dan membuat ribut di tengah-tengah syuting. Dia tahu Seohyun tak akan suka hal tersebut, selain merusak citra mereka justru memperpanjang jarak yang sudah panjang ini. Chung Ah tak bisa menerima batasan terlalu tebal ini sekali lagi.
"Eonnie semakin sukses dan dikenal sampai keluar Korea bahkan Asia Timur. Aku ikut senang, Eonnie."
"Semua ini berawal dari langkah kecil dan dirimulah yang selalu di sisiku kala jatuh-bangun, tapi saat karir mulai menanjak takdir justru memisahkan kita," batin Chung Ah memaksa terperingis dan menatap Seohyun sejenak. "Kau sedang menahan air mata di balik tawa kecilmu, Hyunnie."
Seohyun menyesap susu kedelai lagi sembari mencari topik perbincangan agar tidak membuat pertemuan ini menjadi kikuk. Raut artis sekaligus maknae dari grup papan atas pun tersibak di benak. "Dramamu bersama Seo Joo Hyun sangat bagus."
"Gomawoyo. Seohyunnie, siapa tahu mau jadi saudaraku, kapanpun kau butuh hubungilah aku dan kita akan bercerita banyak hal. Mungkin aku bisa menyediakan beberapa cangkir kopi di sela-sela tawamu."
"Karena itu lebih mudah ketimbang menyiapkan hati. Lagipun kau datang untuk singgah bukan tinggal," lanjut Chung Ah dalam hati memberanikan diri sedikit menoleh. Dia melihat kubangan air menutupi mata mantan kekasihnya. "Oh tidak! Seohyunnie, tolong akhiri pertemuan ini meski diri ini yang memulai! Sedikit lagi air matamu akan jatuh dan aku tak bisa lagi menahan diri. Pergi! Pergilah sebagaimana dulu kau meminta menunduk! Sungguh aku akan diam dan menunduk lagi atau mintalah mantanmu ini pergi!"
YOU ARE READING
Sore Itu Lonceng Berbunyi
Fanfiction'Maukah kau menjadi sahabatku lagi?' -Yoona- 'Saat mataku terpejam kebersamaan ini akan berakhir dan waktu berlalu sangat cepat.' -Seohyun- 'Biarkan aku menjadi ibu dari anak-anakmu!' -Irene- 'Aku adalah orang yang mencintaimu tanpa henti, tanpa lel...