Sore Itu Lonceng Berbunyi

560 50 63
                                    

malam, lontongers. aku up malam ye biar enak aje gitu. 

lu lu yg pada pelit komen gak usah di mari! ngetik novel susah yeeee. udah tinggal baca tinggal komen 2 atau 3 kalimat aja cem orang susah. wakakaka. kalo sepi ya udeh aku tarik aja. wakakaka

author belasan sampe ratusan ribu follower aja kalo sepi komen jadi sedih, apalagi eike bok. syukur-syukur ada asupan followers dari author kalong sebelah. 

*

*

Pagi-pagi sekali Seohyun sudah bangun seperti biasa. Namun, sekarang dan untuk pertama kali hingga seterusnya dia tak akan bangun dan melihat dirinya sendiri melainkan ada seseorang lagi. Sosok yang kemarin menyematkan cincin di jari manisnya, Kwon Yoona, seorang wanita atau pria yang mengubah gender tepatnya. Tunggu! Bagaimana?

Ya, membingungkan? Baik, begini. Sosok bernama Kwon Yoona terlahir sebagai seorang pria dengan nama Kwon Yoon Joo sementara kembarannya bernama Kwon Yuri benar-benar berjenis kelamin perempuan. Tumbuh kembang bersama membuat dia merasa lahir di raga yang salah tapi di sisi lain tetap mencintai wanita. Setelah lewat perdebatan panjang bersama kedua orang tua, Yoonjoo diizinkan menjadi trans lalu mengubah nama menjadi Yoon Ah dengan syarat tidak boleh mengubah kelamin. Dia juga hanya boleh menikah dengan wanita yang mau melahirkan dan mendidik anak sebagaimana seorang ibu.

"Setelah kakakmu bersikeras memilih sebagai lesbian, tinggal kau satu-satunya harapan keluarga ini untuk memberi keturunan. Hidupmu tidak mudah, Yoong, tapi ini sudah menjadi pilihanmu."

Begitu ucap Kwon sajangnim sedekade lalu saat putri bungsu berusia tujuh belas tahun. Yoona dituntut untuk tetap menjalani kehidupan rumah tangga dan memiliki buah hati kandung. Seperti dugaan ayahnya, Yoona tidak mendapat jalan yang mudah. Dia berulang kali gagal meneruskan hubungan ke jenjang pernikahan dan benar-benar hancur untuk hubungan terakhir.

Yoona yang sangat mencintai kekasihnya sekali lagi jatuh setelah wanita itu pergi tanpa alasan dan tak pernah terdengar ada kabar lagi. Dia berteriak sejadi-jadinya sambil melempar cincin pertunangan. Tangisan, kekecewaan, marah, juga malu membombardir seisi raga. Hatinya lumpuh tak ingin mencintai lagi sampai kemudian perjodohan datang dan diiyakan saja.


-flashback-

Tap tap tap. Seorang wanita berlari menghampiri Yoona di kursi taman sebelah gereja katedral. Dia tercengir agak menunduk sambil bernapas terengah-engah usai berlarian. Titik-titik keringat mengalir dari pelipis tepat di samping lengkungan mata.

"Yoona Eonnie, mian aku terlambat."

"Kau tidak perlu berlari begitu, Seohyun ah. Aku juga baru sampai. Minumlah!" pinta Yoona datar tak ekspresi seraya memberikan gelas teh hangatnya.

Seohyun menerima gelas plastik dan menyeruputnya pelan-pelan tanpa sungkan lalu duduk di sisi Yoona. Sebelumnya mereka sudah saling kenal karena Seohyun adalah pegawai di kantor Kwon sajangnim, tapi mereka hampir tak pernah mengobrol lantaran jarang bertemu. Yoona tinggal di Seoul sementara orang tua Kwon dan pekerjaan Seohyun ada di Busan. Setelah mereka mengiyakan perjodohan barulah Seohyun dipindahkan ke Seoul.

Karakter dan latar belakang Seohyun yang baik-baik saja membuat orang tua Yoona menaruh hati padanya untuk dijadikan menantu. Dia tak punya alasan menolak bukan semata-mata tidak enak hati pada bos tapi memang ada sedikit ketertarikan pada Yoona sejak pertama kali bertatap mata. Namun, saat itu dia tak berani berharap atau menunjukkan lantaran sadar diri.

"Apa itu?" tanya Yoona melihat sekantong plastik bawaan Seohyun

Seohyun semringah mengeluarkan dua kotak makan berisi nasi, wantan atau pangsit, ikan krispi saos tiram, dan tumis pakcoy. Ada juga dua botol air lemon dan daun mint dingin.

Sore Itu Lonceng BerbunyiWhere stories live. Discover now