Tidak Apa-apa, Tidak Apa-apa

275 37 45
                                    

malam, susunan lontong!

kalian pengabdi gratisan dan cuma baca kok susah banget buat komen. hargai karya dgn memberi komentar seputar cerita aja gak mau. 

NANTI DI KEHIDUPAN NYATA KALIAN GAK DIHARGAI ORANG LAIN ATAU DIRENDAHKAN BARU TAU RASA! MAMPUS!

*

*

"Imo, apa membawa adik tidak lelah?" tanya Sinb melihat perut buncit Seohyun sambil berjalan meninggalkan parkiran mobil.

"Sesekali lelah tapi lebih banyak merasa bahagia. Imo senang sekali membawa adik Sinsin di sini."

Sinb mengerjap kembali menatap jalanan sambil terus menggenggam jemari Seohyun. Anak kecil seusia Sinb pasti belum cukup memahami maksud Seohyun dan timbul beberapa pertanyaan di benak. Apakah dia dulu juga bersinggah di perut? Bagaimana bisa bayi betah menetap dalam perut? Dengan cara apa bayi itu nanti keluar? Dan masih banyak lagi.

"Imo," panggil Sinb mengayunkan jemari Seohyun.

"Ya, Sayang?"

"Adik Sinsin nanti sebesar apa? Apa dia lebih tinggi? Kalau lebih tinggi berarti Sinsin bukan kakak tapi adik, 'kan?"

Pertanyaan polos Sinb memancing tawa Seohyun, ya lumrah anak-anak memang memiliki banyak rasa penasaran. Kapasitas antusias dan keingintahuan mereka melebihi rata-rata orang dewasa.

"Tidak, Sayang, adik nanti tidak langsung besar atau tinggi."

"Benarkah? Jadi-"

"Oh tidak tidak tidak, kabel yang terpasang salah dan kini menyala."

"Astaga, bagaimana ini?"

"Coba putuskan bagian sana!"

Seohyun sontak menoleh ke belakang sekitar belasan meter dari punggung. Beberapa kru di bagian mesin dan kabel-kabel panik ketika dirasa ada arus kontak yang tidak seharusnya terjadi. Dia spontan mengeratkan genggaman Sinb dan berjalan cepat menyingkir untuk berjaga-jaga. Namun, matanya menangkap percikan api dari salah satu kabel yang terjulur menuju properti triplek dan tak jauh dari Yuri yang berdiri seorang diri menatap catatan. Sementara kerumunan di bagian mesin dan kabel tampak kebingungan memutuskan arus dan tidak mengawasi atau sadar akan hal tersebut.

"Sinsin, diam di sini!" pinta Seohyun mendudukkan Sinb di tanah lalu berlari ke arah Yuri dan properti yang berjarak kurang-lebih sembilan meter sambil berseru, "YURI EONNIE, MENYINGKIR!"

Yuri sontak mengangkat wajah menangkap kehadiran Seohyun tanpa mengetahui apa yang hendak terjadi. Dia menoleh ke arah lain saat mendengar seruan kru sambil berlarian. Bersamaan itu Yuri sadar ada percikan api di kabel mendekati triplek yang berisi rakitan bom untuk adegan drama. Dia seketika terbelalak dan Seohyun tiba melompat serta mendorongnya ke samping.

DUAR! DUAR!

BRUAK! JDUG!

Properti meledak menyemburkan api membuat tubuh-tubuh kru reflek berhenti lalu mundur, bahkan ada pula yang terpental ke belakang merasakan imbas dari ledakan. Susunan triplek, kayu, juga kursi-meja tempat Yuri berkutat seketika dilahap api. Dedaunan serta rumput-rumput tak terhindar dari liukan api. Asap-asap hitam pun langsung mengepul.

"EOMMAAA! IMOOO!"

"PD-NIM!"

"Ya Tuhan, apa yang terjadi?"

"PD NIIMMMMM!"

"Sinb!" panggil Jessica menarik putrinya yang hendak berlari ke tempat ledakan yang mulai dikerumuni awak-awak lain. "Bahaya, Nak!"

Sore Itu Lonceng BerbunyiWhere stories live. Discover now